"Tuh nangis tuh tenangin gih"ucap Zena

"Kenapa gak mami aja?"

"Mau di coret dari hak waris?"

"Cek mami mah~"rengek Kala

"Oii curut sini lo!"Rana menurut mendekat pada Kala"Mommy hiks"

"Lo nangis gue buang ya"

Rana mengentikan tangisannya lalu tersenyum "Lana gak nangis lagi"cengirnya

Plak

"Bukan gitu cara nenanginnya"

"Aduh sakit mi! Mami kenapa mukul Kala sih"Kala mengaduh

"Anaknya bukannya di tenangin malah di marahin"

"Halah sama aja toh anaknya juga diem"

"Udah ah Kala mau mandi gerah"Kala berdiri dari duduknya"Ikut"Rana merentangkan tangannya minta di gendong

"Udah sana ajak ke kamar kamu, nanti papi suruh bibi bawain makanan ke kamar kamu"

Kala tersenyum lalu memeluk Sean"Aaa papi paling pengertian deh makin sayang"

"Bada banget sama mami"gumam Kala

"Mami denger ya!"

Kala langsung mengendong Rana"Ayo kabur! Ada monster lari"ucap Kala berlari menuju lantai atas

"Hahaha ayo lali mom, ada mostel!"

Gendong Kala masih sama seperti siang tadi, karena Kala ga bisa gendong.

"Cek anak itu, KALA JANGAN LARI NANTI JATOH"

"AAA mommy mostelnya malah"

✿✿✿

"Kamu ikuti Kala, nanti kita sesi tanya jawab"ucap Sean

Laskar mengangguk"Saya permisi dulu"pamit Laskar lalu mengikuti Kala dan Rana

Laskar membuka pintu kamar milik Kala.

Ceklek

Saat pintu terbuka terdengar suara tawa dari Kala dan Rana yang terdengar sangat bahagia.

"Daddy sini!"seru Rana semangat

Laskar mendekat"Daddy obatin mommy"

"Mommy luka"

Rana yang sadar apa yang di butuhkan daddynya"Daddy cium aja mommy, nanti sembuh"

"Kayak daddy suka cium Rana"

"Ayo daddy~"

"Iya"

Laskar menatap Kala, Kala juga menatap Laskar"Apa tidak Apa?"tanya Laskar

"Cek udah turutin aja buntut lo, nanti nangis"

Laskar mendekat menaiki ranjang kasur Kala.

"Ke rumah sakit?"Kala menggeleng"Gak usah lah langsung sun aja"

"Lo yang sun apa gue?"Kala menaik turunkan alisnya

Cup
Cup
Cup
Cup

Empat kecupan yang di berikan laskar pada Kala kening, pipi, sudut bibir, terakhir tangan.

"Kaku bener"cibir Kala

"Maaf"

"Mommy gak usah mandi! Lap aja, nanti daddy bantu lap"ucap Rana tersenyum

"Rana ambilin ailnya, mommy sama daddy tunggu sini"

Rana pergi dari kamar menuju lantai bawah.

⑅⑅⑅

"Nih daddy ailnya"ucap Rana menyerahkan baskom berisikan air dan handuk kecil didalamnya

Laskar menerimanya"Kamu lap sendiri"Laskar menaruh baskom di dekat Kala

"Set dah jahat bener gak mau bantuin gue"sinis Kala

"Tuh buntut elo, masih idup itu karena gue"

"Timbang lap doang"

Laskar pasrah dan menerimanya dengan lapang dada semoga gak ehem deh.

"Buka bajumu"titah Laskar

Kala menurut dan membuka bajunya"Udah"

Glek

Laskar menelan ludahnya dengan kasar"Kamu lap sendiri"

Kala menaikkan satu alisnya"Napa sange lo?"

Bisa gak, gak usah di perjelas? Kan Laskar makin malu!.

"Enggak"Laskar memalingkan wajahnya asal jangan menatap Kala

"Noh yang di bawah bangun tuh"tunjuk Kala

Laskar menunduk dan sejak kapan itunya bangun?.

Laskar berdiri"Rana pulang"Laskar mengendong Rana yang tengah nonton di sofa

"Daddy buat aja dede bayi, Lana tungguin"

"Apa?"

"Daddy budek ya? Lana bilang daddy buat aja dede bayi biar Lana ada temennya!"

"Pulang"

Rana berontak dalam pelukan Laskar"Mommy tolong Lana"

"Eh bapak curut, biarin Rananya nonton jangan di gangguin"Kala mengambil Rana dalam gendongan Laskar

"Mom, mommy buat dede bayi dong sama daddy! Lana mau yang cowok"bisik Rana

"Masih doyan apem"

"Cobain aja mom nanti pasti ketagihan"

"Masih kecil juga otaknya udah kek gitu, siapa yang ngajarin?"

"Tante Bina"

"Siapa?"

"Sekertaris daddy"

"Ayo pulang"Laskar mengambil Rana dan pergi dari kamar Kala

"Oi awas bengkok!"seru Kala sebelum mereka menghilang dari pintu

✿✿✿

"Mau kemana kalian?"tanya Sean saat Laskar dan Rana turun

"Saya izin pulang"

"Cepet banget gak nginep?"ucap Zera

"Tidak, lain kali"

"Saya pamit dulu"Sean dan Zera cuman ngangguk

Mereka berdua mengantarkan Laskar dan Rana ke depan.

"Hati-hati"peringkat Sean

"Besok kesini lagi"ucap Zera

"Iya! Baybay oma, opa"ucap Rana sambil dadah-dadah

⑅⑅⑅

Sedangkan di lantai atas Kala masih mengawasi dari jendela.

"Cih segitu doang sange"

"Emang pesona Kala gak usah di ragukan lagi"sombong Kala

"Dah lah mandi, gerah"Kala pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari keringat juga amis dari noda darah

Kalara End?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang