Chapter XVI " Pertemuan "

Start from the beginning
                                    

Setelah beberapa langkah, mereka mulai berbicara lagi. Gadis kecil itu, yang mulai merasa lebih tenang, bertanya dengan suara lembut, "Bagaimana kamu bisa ada di sini?"

Anak laki-laki itu terdiam sejenak, seolah mencoba mengingat apa yang telah terjadi padanya. "Aku tidak tahu," jawabnya jujur. "Aku hanya ingat tidur di suatu tempat, tapi ketika aku bangun, aku sudah ada di sini."

Gadis kecil itu terdiam, lalu bertanya lagi, "Apa kamu juga tersesat?"

Anak laki-laki itu mengangguk. "Sepertinya begitu. Aku tidak ingat bagaimana aku bisa sampai di sini."

Mereka terus berjalan, mencoba menemukan jalan keluar dari hutan. Sepanjang perjalanan, suara dedaunan yang bergesekan oleh angin dan gemerisik langkah mereka di atas tanah yang dipenuhi ranting-ranting kering menjadi satu-satunya suara yang menemani perjalanan mereka.

"Kamu takut?" tanya gadis kecil itu pelan, suaranya hampir tenggelam oleh suara hutan di sekitarnya.

Anak laki-laki itu menatap ke depan, matanya penuh ketenangan meskipun ia tidak sepenuhnya yakin dengan keadaan mereka. "Sedikit," jawabnya jujur. "Tapi aku yakin kita bisa keluar dari sini. Kita hanya perlu terus berjalan."

Gadis kecil itu menarik napas dalam-dalam. Meskipun ketakutan masih melingkupi hatinya, keberanian anak laki-laki itu menular padanya. Mereka melanjutkan langkah mereka dengan lebih yakin, berharap dapat menemukan jalan keluar dari hutan yang terasa semakin lebat dan penuh misteri.

Namun setelah beberapa jam, keadaan semakin sulit. Mereka berdua mulai merasa lelah, dan sinar matahari yang semakin rendah membuat mereka khawatir akan datangnya malam. Di tengah kekhawatiran itu, gadis kecil itu akhirnya memutuskan untuk berbicara lagi.

"Bagaimana kalau kita tidak pernah menemukan jalan keluar?" tanya gadis kecil itu, suaranya mulai terdengar cemas kembali.

Anak laki-laki itu berhenti sejenak, lalu menatap gadis kecil itu dengan penuh ketenangan. "Kita pasti bisa keluar. Lagipula, aku akan tetap bersamamu sampai kita menemukannya. Kamu tidak perlu khawatir, kita tidak sendirian."

Perkataan anak laki-laki itu membuat hati gadis kecil itu sedikit lebih tenang. Meski mereka belum tahu jalan keluar, kehadirannya membuat gadis kecil itu merasa tidak sepenuhnya sendirian di tempat asing ini.

Menjelang senja, ketika mereka sudah hampir putus asa, tiba-tiba terdengar suara derap langkah dari kejauhan. Gadis kecil itu langsung terdiam, matanya menatap ke arah asal suara tersebut.

"Ada seseorang!" serunya penuh harapan.

Dari balik pepohonan, muncul sekelompok orang dewasa, salah satunya mengenakan pakaian seperti penjaga hutan. Mata gadis kecil itu langsung berbinar ketika menyadari siapa mereka.

"Itu keluargaku!" Gadis kecil itu segera berlari mendekati mereka, melepaskan genggaman tangannya dari anak laki-laki itu.

Anak laki-laki tersebut hanya berdiri di tempat, tersenyum melihat gadis kecil itu bertemu kembali dengan keluarganya. Namun, saat keluarga gadis kecil itu mendekat, tatapan mereka beralih pada anak laki-laki tersebut. Salah satu dari mereka, yang tampaknya adalah ayah gadis itu, menghampiri bocah laki-laki tersebut dengan penuh kekhawatiran.

"Kamu siapa? Bagaimana kamu bisa bersama anakku?" tanyanya.

Anak laki-laki itu hanya tersenyum kecil, mengangkat bahunya. "Aku hanya menemukannya di hutan. Kami sama-sama tersesat."

Ayah gadis kecil itu menatap bocah tersebut dengan rasa terima kasih. "Terima kasih telah menjaganya," ucapnya dengan suara yang lembut namun penuh rasa syukur.

Anak laki-laki itu mengangguk, lalu melihat ke arah gadis kecil itu yang kini sudah berada dalam pelukan hangat keluarganya. Ia merasa lega melihat gadis itu aman, dan tanpa berkata apa-apa lagi, ia berbalik pergi, menyusuri jalan yang mereka lewati tadi.

𝙹•𝙼𝙰𝚇 𝚁𝙴-𝚅𝙾𝙻𝚄𝚃𝙸𝙾𝙽Where stories live. Discover now