Wajah Raja Sargon menegang, napasnya semakin berat. "Aku takkan pernah mengizinkannya! Sekarang, pergi dari hadapanku!"
Dengan berat hati, Pangeran Darius bangkit perlahan. Dia membungkuk dalam penghormatan terakhir sebelum memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari aula.
Begitu pintu besar aula tertutup di belakangnya, napasnya terlepas dalam geram. "Sialan!" umpatnya, tangannya terkepal kuat.
Pangeran Darius tahu, satu-satunya cara agar dia dan Carol bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama tanpa kecurigaan adalah dengan membawanya ke istana. Dia tak tahan membayangkan Carol terus bekerja di Réserve, harus menghadapi pria-pria hidung belang yang memandangnya dengan niat kotor.
Sebuah ide muncul di benaknya, membuat sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman licik. Ya, dia tahu persis bagaimana membawa Carol ke sisinya. Dan kali ini, tak ada yang bisa menghalangi.
Selimut yang menghangatkannya tiba-tiba ditarik, membuat tubuh Anastasia langsung meringkuk. Kulitnya yang sejak tadi malam terlindungi dari dingin, kini tersentak oleh udara pagi yang menusuk. Dia enggan membuka mata, masih ingin meresapi sisa-sisa mimpi indah yang belum usai.
Dengan mata terpejam, tangannya meraba-raba mencari selimut, tak menyadari bahwa gerakannya membawanya terlalu jauh. Dalam sekejap, dia terjatuh dari ranjang, tubuhnya menghantam lantai dengan suara cukup keras.
"Sakit sekali!" rintihnya, memegangi pinggulnya yang terasa ngilu.
Saat kesadarannya berangsur pulih, Anastasia kebingungan melihat seorang wanita paruh baya berdiri tegap di hadapannya. Kewaspadaan seketika muncul, mendorongnya untuk menjauh dari sosok yang asing di matanya.
"Kau siapa? Myla! Myla!" teriak Anastasia, mencari pelayan yang biasanya setia menemaninya.
Langkah tergesa-gesa terdengar dari luar. Pintu kamar terbuka lebar, dan Myla muncul dengan ekspresi khawatir. "Nyonya! Ada apa?" tanyanya, cepat menghampiri dan membantu Anastasia berdiri.
Jari telunjuk Anastasia mengarah pada wanita paruh baya di hadapannya dengan sikap tak sopan. "Dia siapa, Myla? Dia muncul tiba-tiba dan-"
"Anda terlalu ribut untuk waktu sepagi ini." Wanita paruh baya itu menyela dengan nada tenang, meski ketidakpuasan tampak jelas di wajahnya. "Saya Gilda, diutus oleh Duke Lucherne untuk mengajari Anda berbagai hal, terutama mengenai formalitas. Mulai hari ini, saya akan memastikan Anda memahami semua yang diperlukan untuk menjadi seorang istri duke yang disiplin."
Gilda menggeser kacamata di hidungnya dengan gerakan anggun. "Karena ini adalah pertemuan pertama kita, saya akan memaafkan keterlambatan Anda. Tapi mulai besok, Anda harus bangun pukul lima pagi jika tak mau dihukum."
"Dihukum?" Anastasia terkejut. "Siapa yang berani menghukum istri seorang duke? Dan sejak kapan jam tidurku harus diatur seperti ini?"
Selama di Réserve, Anastasia terbiasa memulai jam kerjanya pada pukul sepuluh pagi. Meski dia sering bangun lebih awal untuk merawat kedua adiknya, waktu tersebut tak pernah sedini yang diinginkan Gilda. Rutinitas yang padat memaksanya untuk mendapatkan istirahat lebih lama di pagi hari, sehingga dia tak pernah terbiasa bangun begitu pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Criminal Wife
Romance𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 🔞 𝐝𝐢𝐤𝐮𝐧𝐜𝐢. *** Dituduh sebagai pembunuh, nasib Alicia berputar saat dia diikat dalam pernikahan dengan sang duke-seorang pemimpin yang seharusnya menangkapnya. Di tengah pusaran int...
Chapter 17. Pelajaran Formalitas
Mulai dari awal