Zexan menatap 2 perempuan itu, kenapa dia marah-marah membawa Zein.

'Gue adiknya!'

"Jawab!" Rania yang tersulut emosi bahkan tak segan-segan ingin menampar Rexan.

"Berani kamu sama anakku." Daddy Ziro menahan tangan Rania dengan tatapan tajam tak perduli dia seorang perempuan.

Daddy Ziro melihat Rexan mulai tak nyaman dengan telinganya.

"Kau, saya ingin bertemu orang tua mu besok."

Daddy Ziro lalu membawa Zexan menuju mobil dengan payung, emosinya tidak boleh naik sekarang apalagi dia bersama Rexan.

*****

Zexin menghela nafas melihat beberapa murid bermain hujan termasuk Zeran, mereka tidak sadar apa kalau mereka itu sudah memasuki remaja tapi kenapa kayak bocah gitu.

"Lo melamun gue yang ngeri" celetuk Zeron pada kembaran nya itu

"Noh adikmu itu, Bangor sekali anaknya"

"Sudah lah biarkan saja, kata bunda turuti saja maunya anak itu yang penting anteng anaknya."

"Mana ini Daddy lama sekali, hujan bukannya berhenti malah semakin deras."

"Kau pms kah, marah-marah Mulu daritadi"

"CK."

"Sudahlah daripada marah-marah mendingan minum ini saja"

"Minum apa, mana berikan jangan cuma kayak iklan doang bisanya."

"Hehehehe... Habis, nih tinggal bekasnya doang" kata Zeron menunjukkan gelas cup yang kosong.

"Seterah Lo lah, heran gue Lo kembaran gue apa si Zeran sih."

Zeron merangkul Zexin. "Kembaran Lo lah Zex."

"Jangan panggil gue Zex." Zexin melepas rangkulan Zeron.

"Yah terus gue panggil Lo apa dong xin?"

"Sumpah yah Zer, mendingan Lo diam sebelum gue dorong ke luar bias basah kuyup"

"Jangan panggil gue Zer, nggak suka gue."

"Terus gue harus panggil meong gitu"

"CK." Kali ini giliran Zeron yang kesal.

"Daddy!" Zeran berlari mendekati Daddy Ziro.

"Seru mainnya?" Tanya Daddy Ziro tersenyum.

"Lihat, yang lain juga main."

"Ayo ganti bajunya dulu" kata Daddy Ziro yang membawa paperbag.

"Kakak Zexin, kakak Zeron kalian duluan ke mobil yah ini payung nya di dalam ada Abang lagi tidur jadi jangan diganggu abangnya"

"Baik Daddy." Keduanya lalu berjalan bersama dengan payung menuju mobil.

"Ayo Daddy ganti baju." Zeran menarik tangan Daddy nya.

----

"Cepat sana keburu Zefran nya pergi"

"Iya ih."

"Zefran, em--- gue boleh nebeng sama Lo nggak soalnya mobil gue di bengkel"

"Sorry nggak bisa, gue harus jemput adik gue terus Lo duduk dimana adik gue banyak."

"Lo turunin gue saja di sekolah adik Lo"

"Gue duluan yah, mendingan Lo bareng teman Lo itu gue lihat tadi pagi bawa mobil." Zefran berlari menuju mobil dengan tangan mengadah keatas melindungi kepalanya.

"Nyebelin banget sih tuh Zefran, dingin banget anaknya."

"Ngaku aja kalah San, anaknya di dekatin gitu menjauh"

"Jangan panggil gue Sania kalau urusan dekatin dan buat Zefran jadi pacar gue nggak bisa."

Sania tidak akan menyerah begitu saja, cowok seperti Zefran itu pasti bisa dia taklukan.

*****

Bunda Zia mengompres kain lalu menempelkan di kening Zexin.

"Dua anak ini nih selalu janjian soal sakit, entah itu karena alasan berbeda tapi pasti selalu sama di harinya" heran Bunda Zia yang berada di kamar Zexan dan Zexin.

Bunda Zia lalu mendekati Zexan, mengeratkan selimutnya agar tidak dingin dan AC pun di sesuaikan dengan suhu keduanya.

"Nggak demam kok"

"Apaan sih cil, gue nggak demam yah" ucap Zeron menepis tangan Zeran.

"Jangan-jangan sebenarnya yang kembaran kak Zexin itu bang Zexan lagi, nih yah kata teman aku kalau anak kembar yang satu sakit maka satunya ikut sakit lah tapi kenapa Kak Zeron sehat yah"

"Musyrik berarti teman Lo itu, nggak semua anak kembar yang satu sakit yang satunya juga sakit."

Zeron memilih untuk turun saja dan Zeron mengekorinya.

"Apa mungkin sebenarnya kita yang kembar" celetuk Zeran lagi.

"Ogah aku kembaran sama kamu itu"

"Kenapa sih memangnya, padahal kan aku tuh ingin jadi Abang gitu"

"Nggak cocok, mana ada Abang yang tengil dan Bangor kayak lu."

"Kenapa nih adu debat gitu?" Zefran yang datang seolah tertarik dengan 2 adiknya itu.

"Mas Zefran, adek dan kakak mirip nggak?"

"Mirip lah kalau nggak berarti anak tetangga"

"Fiks berarti adik dan Kakak Zeron kembar kan mas"

"Oh---" Zefran tahu adiknya itu mau bilang apa.

"Nggak. Zeron kembaran Zexin, itu sudah takdir."

"Ish mas Zefran kenapa tidak sekali saja iyain sih"

"Kenapa sih memangnya"

"Kata teman aku jadi bungsu itu nggak enak"

"Nggak enak gimana nya?" Tanya Zeron.

"Pokoknya nggak enak, disuruh terus sama emak nya pokoknya nggak enak"

"Adek memangnya nggak suka jadi anak bungsu?"

"Adek sih suka, setiap mau apapun pasti mas, Abang dan kakak belikan. Bunda dan Daddy juga tidak pernah menyuruh adek keluar untuk beli sesuatu"

"Yah udah kalau begitu terus kenapa diributin sih dek, sudah yah mas Zefran mau mandi dulu ini habis kena hujan tadi."

"Mau Zeran buatin teh nggak mas Zefran"

"Nggak usah dek nanti yang ada keasinan lagi bukannya dimasukkan gula malah garam."

Zeron yang mendengar itu langsung ngakak meledek Zeran yang kesal, mukanya sudah merah sekali karena bete...

"Nyebelin."

Zeron menjauhi Zeran yang memukulnya, sungguh pukulan Zeran itu sakit...

ARA🤍

Alvarez Family'z ||| JaeRose ft. EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang