OBSESSED EX 36

Mulai dari awal
                                    

"Iya gue tau, gue nggak pernah percaya sama Edgar." Aline beralih menatap Alvin dan kembali melanjutkan ucapannya. "Karena gue tau sifat Edgar kayak gimana."

Alvin mengangguk sebagai balasan dan bertanya. "Apa yang terjadi di malam itu?"

Bahkan, Alvin langsung bertanya tanpa mengatakan kata 'maaf kalau lancang' yang dimana hal itu membuat Aline kembali menunduk saat mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan itu membuatnya merasa kotor dan hina karena telah di perkosa oleh Edgar di malam itu.

"Jangan di pendam sendiri, Aline. Ayo cerita, lo butuh orang buat jadi sandaran."

"E-" Aline mulai terisak. Dadanya terasa sesak kembali, beserta dengan kedua matanya yang berkaca-kaca karena ingin menangis. "Edgar, dia jebak gue..."

"Dia sebut gue 'jalang' dan gue emosi sampai gue lupa aturan yang dia kasih ke gue, itu ngebuat dia leluasa buat ngehukum gue dengan cara... memperkosa gue sampai gue h-hamil..."

"Dan saat itu, Edgar paksa gue buat minum obat perangsang dan minuman keras itu secara paksa biar gue terangsang dan menuruti semua perkataannya di saat Edgar ngelakuin aksi bejatnya ke gue..."

Aline tidak kuasa menahan tangisnya. Ia mulai menangis sejadi-jadinya begitu mengingat kembali ucapan Edgar setelah Edgar berhasil merebut keperawanannya di malam itu. Rasanya hidup Aline sekarang sangat hancur dan tidak berharapan karena dirinya sudah kotor oleh Edgar. Walaupun janinnya telah ia lenyapkan, Aline masih tidak dapat menerima kalau dirinya sudah kotor dan tidak perawan lagi karena Edgar.

Dengan sigap Alvin memeluk tubuh Aline lalu mengelus-elus punggung Aline dengan sentuhan lembutnya alih-alih berusaha untuk menenangkan Aline.

"Gue tau lo hancur. Edgar merebut kehidupan lo secara paksa dan gue bisa ngerasain betapa beratnya hidup lo sekarang," ucapnya.

Satu tangan Alvin bergerak perlahan mengelus-elus pucuk rambut Aline. "Edgar nggak bertanggung jawab. Maka dari itu, gue akan bertanggung jawab atas janin yang lo kandung."

"G-Gue... Gue udah lenyapin janin gue sendiri, vin. Gue nggak mau menerima kehadiran anak Edgar di dalam rahim gue..." balas Aline pilu.

"Tapi calon anak yang lo kandung sama sekali nggak bersalah. Edgar yang salah."

Aline mengangguk dan terus menangis. "Maaf! Karena gue udah lenyapin-" belum sempat melanjutkan kalimatnya, tangisan Aline semakin pecah hingga Alvin iba melihatnya.

"Aline. Percaya sama gue, gue ada di samping lo, gue bakal menjaga lo dan gue bakal ngelindungi lo," ucap Alvin dengan nada bicara lembutnya.

Kedua tangan kecilnya perlahan tergerak guna memeluk tubuh Alvin dengan pelukan eratnya. Dan Aline terus menangis, melampiaskan semuanya pada pelukan yang sangat erat itu.

"Gue kotor, vin! Gue kotor!"

Alvin mengerti. Aline terlihat begitu depresi dengan hidupnya sekarang. Kehidupannya telah hancur begitu saja karena Edgar, bahkan keperawanannya juga di rebut secara paksa oleh Edgar.

Itu keterlaluan!

"Gue harus ngasih tau satu hal yang ngebuat lo percaya kalau Edgar itu memang cowok brengsek."

"A-Apa?"

"Edgar pernah berhubungan seks sama Veyza di club waktu itu. Jadi, Edgar melakukan hubungan seks sama lo setelah keperjakaannya hilang."

Mendengar itu tentunya menbuat Aline semakin hancur. Bagaimana tidak? Keperawanannya di rebut paksa oleh Edgar, sedangkan Edgar sendiri sudah tidak perjaka karena telah melakukan hubungan seks bersama Veyza di club sebelum melakukan hubungan seks malam itu bersamanya.

"Aline~"

Alvin melepas pelukannya lalu beralih mengusap air mata Aline dengan sentuhan lembut dan penuh perhatiannya. Kedua iris mata tajamnya mulai memperhatikan kedua mata Aline yang sembab dengan tatapan cemasnya.

"Jangan nangis, ada gue disini."

"T-Tapi..."

"Sstt!"

Alvin meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir Aline, dan Alvin kembali berujar. "Jangan bilang kalau hidup lo hancur dan nggak berharapan. Karena gue masih ada disini, untuk mendampingi hidup lo."

Aline tidak mengatakan apapun, melainkan hanya menatap mata Alvin dengan tatapan lekatnya.

"Gue cinta lo, Aline."

Setelah mendengar pernyataan perasaan dari mulut Alvin, Aline pun semakin terdiam seolah bingung harus membalas perasaan Alvin seperti apa.

Aline menyadari bahwa Alvin adalah lelaki yang sangat baik karena telah menolongnya berkali-kali untuk terlepas dari jeratan obsesi Edgar, tetapi Aline juga tidak menyangka bahwa Alvin mencintainya.

"Lo, cinta gue?" tanya Aline dan Alvin mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi gue udah kotor, vin. Gue nggak pantas jadi pendamping hidup lo, gue nggak-"

"Gue nggak peduli," potong Alvin cepat.

"Gue udah ternodai sama Edgar. Lo harus cari cewek lain, karena gue udah kotor."

Alvin menggelengkan kepalanya "Gue mau lo, bukan cewek lain."

"Gue nggak peduli lo udah kotor karena Edgar, karena yang gue mau itu lo. Gue mau berhubungan sama lo lebih dalam lagi."

Aline hanya diam, menatap kedua iris mata Alvin dengan tatapan mata berkaca-kacanya.

"Jangan merasa lo nggak pantas buat gue."

"Gue cinta lo. Dan gue mau lo, Aline."

Jari Alvin tergerak menghapus air mata Aline yang kembali berjatuhan dari pelupuk matanya. "Kehidupan lo hancur karena Edgar. Dan dengan adanya gue di samping lo, gue akan membawa lo bangkit kembali dari kehancuran itu."

"Lo harus membalaskan semua dendam lo ke Edgar. Dengan begitu, kehidupan Edgar juga akan hancur, lebih hancur sehancur-hancurnya dari kehancuran hidup lo."

"Tapi gue nggak tau... Gue nggak tau harus balas dendam ke Edgar dengan cara apa."

Alvin memasang seringai tipisnya kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Aline dan mulai membisikkan sesuatu.

Di dalam bisikan itu. Alvin memberitahu semuanya...

Dan setelah bisikan tersebut selesai di sampaikan oleh Alvin, raut wajah Aline yang tadinya sedih dan lusuh itu kini berubah menjadi raut wajah penuh kesenangan dan... kegilaan.

Alvin menjauhkan bibirnya dan kembali menatap Aline. Mendapati raut wajah Aline yang berubah drastis menjadi penuh kesenangan itu membuat Alvin tersenyum dan berfirasat bahwa Aline menyetujui bisikannya tadi.

"Lo membutuhkan banyak waktu untuk itu," ucap Alvin menberitahu.

Aline mengangguk menyetujui dan tersenyum. "Ya, gue membutuhkan banyak waktu..."

────

Jangan lupa tinggalin vote and commentnya disinii!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalin vote and commentnya disinii!!

THE OBSESSED EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang