Ngomong-ngomong, dia akan makan malam bersama Dr. Meng dan tidak yakin akan makan apa. Chen Ruo Yu tiba-tiba merasa tidak enak karena niat jahatnya kemarin, dia tidak boleh memberinya sekotak ceker ayam lagi, lagipula, dia tidak memakannya kemarin ...

Tunggu sebentar, ceker ayam!

Chen Ruo Yu tiba-tiba teringat dua ceker yang tersisa yang berada di belakang mobil Meng Gu. Itu sudah ada di sana sepanjang malam, mungkin sudah basi dan bau. Oh, ini sangat buruk, bagaimana kalau bau makanannya menyebar di mobil saat Meng Gu datang untuk mengambil mobilnya?

Chen Ruo Yu dengan cepat mengganti pakaiannya, berlari ke bawah dan melihat ke dalam melalui jendela, kotak bekalnya masih berada di celah antara kursi di depan. Dia ingin membuka mobilnya dan mengeluarkan kotak makannya, tapi dia merasa tidak sopan kalau langsung masuk ke mobilnya tanpa ijinnya. Dia memikirkannya dan menelepon Meng Gu.

Meng Gu menjawab telepon, tapu sebelum Chen Ruo Yu bisa bicara, dia mendengar suara beberapa orang berbicara, mereka sepertinya membicarakan tentang penyakit. Kemudian suara Meng Gu bertanya, "Chen Ruo Yu, apakah ada sesuatu yang mendesak?"

"Oh, tidak ada yang mendesak." Dia hanya ingin meminta ijin masuk ke mobilnya untuk mengambil kotak bekalnya, hal ini jelas tidak terlalu mendesak.

"Kalau begitu aku akan meneleponmu nanti, aku sedang memeriksa bangsal."

"Oh." Chen Ruo Yu mengakhiri panggilan dan merasa agak malu karena dia mengganggunya. Dia ingat bahwa ketika Meng Gu memeriksa bangsal, dia sangat sabar dan ramah menjelaskan kondisi pasien dan menjawab setiap pertanyaan yang mereka ajukan. Dia jadi tambah mengagumi pria tampan yang bekerja keras ini.

Dia melihat ke jendela mobil lagi dan berpikir semoga baunya tidak menyebar di dalam mobil. Dia akan segera berangkat kerja, jika dia tidak mengeluarkannya sekarang, maka dia harus kembali pada siang hari untuk mengeluarkan nya.

Dia berpikir dan memutuskan untuk melupakan formalitas, kita sekarang sudah begitu akrab satu sama lain, dia tidak keberatan jika dia masuk ke mobilnya. Jadi, dia membuka pintu dan duduk di kursinya, ketika dia mengeluarkan kotak bekalnya dan dia melihat sekotak rokok.

Chen Ruo Yu hanya pernah melihat Meng Gu merokok satu kali. Itu saat terakhir ketika dia meninggalkan mobilnya untuk memberinya ruang untuk menelepon ke rumah. Chen Ruo Yu berpikir kalau Meng Gu bukanlah seorang yang kecanduan merokok, tapi merokok tidak baik untuk tubuh. Dia meletakkan kembali rokok itu pada tempatnya dan melihat kotak tisu yang kosong. Dia bertanya-tanya apakah dia akan ingat untuk membeli tisu. Jika dia akan menggunakan tisu, itu akan merepotkan jika tisunya habis.

Saat dia berkelana dalam pikirannya, seseorang tiba-tiba mendatanginya. Chen Ruo Yu terkejut, dia berbalik dan melihat seorang pria muda bersiri disana.

"Nona, bisakah kamu memajukan mobilmu? Mobilku tidak bisa keluar."

"Ah?" Chen Ruo Yu tertegun dan menjawab, "Aku tidak bisa mengemudi."

Pria itu tampak bingung dan agak tercengang, "Bukankah ini mobilmu?"

"Mobil ini punya temanku, aku hanya ingin mengambil sesuatu." Chen Ruo Yu berkata sambil melihat kakinya, sebenarnya dia pernah belajar nyetir sebelumnya, tapi setelah itu dia tidak menyentuh kemudi lagi, apalagi mengemudi di jalan, "Pedal gasnya di sebelah kanan, kan?" Dia benar-benar tidak ingat.

Wajah pria itu menjadi hitam, "Baiklah, aku mengerti. Kamu tidak bisa mengemudi, jangan sentuh itu, jangan bergerak."

"Oh." Chen Ruo Yu mengangguk, bagaimanapun juga, dia memang tidak berencana untuk mengemudi. Lagipula kuncinya tidak dimasukkan, tidak akan berpengaruh kalau dia menyentuh setirnya.

[END] Ambiguous Relationship (Translated by RahayuYogantari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang