Avin 10

848 83 4
                                    

Happy reading❤️

.

.

.

Sedangkan ditempat lain edgardo menggerutu ketika tangan kanan nya, william tidak menjawab pesan dan telfon nya. ia bertanya-tanya apakah orang itu sudah bosan hidup?

karna tidak biasanya william akan mengabaikannya dan saat keadaan yang tidak darurat pun william pasti akan mengabari nya. tapi ini tidak, kemana sebenarnya pria itu.

dario dan daza melihat ed yang mondar-mandir dengan tangan yang terus mengepal kuat. mereka bisa menebak kalau ed sangat marah sekarang. sesuatu yang harus dihindari oleh siapapun.

"sialan! ada apa dengan nya? kenapa dia tidak mengangkat telfon ku" kesal edgardo.

"aku tidak mengaitkan ini dengan yang lain tapi... ada yang aneh dengan william sejak dia bertemu dengan anak penjual bunga" ujar daza dan diangguki oleh dario.

"baru kemarin dan william sudah berubah" lanjut dario.

"godfather, apakah saya harus menyusul william?" tanya alex. tangan kanan dario.

"tidak perlu"

"baik godfather"

tak lama terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. ketiga pria itu mengatensikan tatapan nya ke pintu ruangan. lalu muncul lah seseorang yang menjadi pemicu kemarahan ed, william.

tubuh yang berkeringat, penampilan yang berantakan, dan nafas yang terengah-engah. ed langsung mendekati nya dan melayangkan pukulan di wajah nya.

"sialan darimana saja kau william!" ujar ed emosi. alis nya menukik tajam melihat william.

"maaf godfather..." jawab william seraya menundukkan kepala nya.

"apa karna anak itu kau jadi seperti ini?!"

pikiran nya seketika berkecamuk. bagaimana dirinya menjawab pertanyaan ed? bukan tanpa sebab william seperti itu karna ed sangat kejam, ia takut kalau avin ikut disangkupautkan dengan masalah nya. lagipula kenapa tuan nya ini menyalahkan avin?

"t-tidak godfather... handphone saya mati tadi"

"konyol. handphone mu saja berdering saat saya menelfonmu" william terdiam, bodoh! sangat bodoh. "sekarang beritahu apa yang kau lakukan diluar misi yang saya berikan, semuanya." lanjut nya. pertanyaan yang harus di jawab oleh pelaku.

william mau tidak mau harus mengatakan hal ini pada ed. karna ia masih ingin hidup dan menikah dengan istri dan anak nya kelak. bukan mati konyol di tangan tuan nya.

"baiklah.. g-godfather ed, dario, dan daza yang dikatakan anda itu benar, tapi bukan karna anak itu saya berubah. saya sendiri yang melakukannya" ujar william menatap ketiga tuan nya.

"saya mencari informasi tentang anak itu godfather.." lanjut nya.

ketiga pria tersebut mengerutkan kening nya. tidak biasanya william tertarik dengan anak kecil dan apalagi seorang anak penjual bunga.

"untuk apa kau melakukan itu?" tanya dario seraya melipat tangan nya ke dada.

"karna ada yang aneh dengan nya, dan saya khawatir. sepertinya dia korban kekerasan dari orang tua nya, godfather."

"siapa nama anak itu?" tanya daza

"avin" jawab william. ed masih bingung dengan pembicaraan william. sebenarnya kenapa tangan kanan nya ini mau membuang waktu untuk mengurus anak penjual bunga itu?

Liavin SmithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang