"Ehh... Samuel... ada yang ingin kami tanyakan padamu.." katanya takut-takut.

"Apa ?" tanya Samuel bingung.

"Akhir-akhir ini kau dekat dengan Alan anak kelas sebelah, kan?" tanya anak tersebut sambil masih takut-takut, sementara anak-anak yang lain terdiam tampak berkonsentrasi mendengarkan.

"Ya." jawab Samuel enteng.

Anak-anak yang lain mulai berbisik-bisik lagi.

"Ap... apa gosip yang sedang beredar itu benar ?" tanya anak tersebut lagi.

"Gosip? gosip apa?" tanya Samuel kebingungan.

Anak tersebut menoleh pada teman-temannya mencari dukungan, teman-temannya tampak ketakutan sekaligus penasaran, ia akhirnya kembali menatap Samuel.

"Gosip bah.. bahwa Alan itu... ehhmmm... gay?" tanyanya.

Kelas mendadak menjadi sunyi, semua anak tampak memasang telinganya dengan baik sambil menatap lurus pada Samuel. Samuel sendiri terkejut mendengar pertanyaan temannya.

'Bagaimana mungkin hal ini bisa bocor?' tanyanya dalam hati.

"Gosip darimana itu?" tanyanya berusaha tenang.

"Ta.. tadi pagi Aidan keliling kampus sambil menggembar-gemborkan berita ini pada semua anak, ia bilang berita ini bisa dipercaya, karena.. ehmm... dia dengar langsung dari orangnya.." jawab anak tersebut.

Mendengar nama Aidan disebut Samuel langsung naik pitam, kedua tangannya ia kepalkan dengan sangat keras.

"Di mana dia sekarang?" tanya Samuel galak.

"Tadi kami lihat dia ada di kantin, be.. bersama Gwen.."

Samuel langsung berdiri, ia kemudian bergegas pergi menuju kantin, meninggalkan teman-teman sekelasnya yang masih kebingungan sekaligus ketakutan karena melihat reaksi Samuel barusan.

Sesampainya di kantin Samuel menemukan Aidan dan Gwen sedang berdiri berhadapan, dengan langkah tergesa Samuel menghampiri keduanya, sesampainya di tempat Aidan dan Gwen Samuel menarik bahu kiri Aidan hingga ia menghadap ke arah Samuel, tanpa aba-aba Samuel meninju pipi Aidan dengan sekuat tenaga hingga Aidan terjatuh ke tanah. Gwen berteriak memekik, sementara Aidan mengerang kesakitan di tanah. Tanpa kasihan Samuel menarik Aidan dari tanah kemudian meninjunya lagi, hingga Aidan terjatuh lagi ke tanah, darah mengalir deras dari hidung dan sudut bibirnya.

"BRENGSEK KAU AIDAN!!!" teriaknya penuh kemarahan.

"Berhenti Samuel.." kata Gwen ketakutan.

Samuel tidak mendengarkan perkataan Gwen, ia hendak menarik Aidan lagi namun ditahan oleh Gwen, perlahan Aidan berdiri sambil mengerang menahan sakit.

"Apa-apaan kau?? tiba-tiba datang dan menghajarku?? aku tidak merasa pernah mengganggumu!!" tanyanya sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Bukan aku memang, tapi Alan!!" kata Samuel sambil berusaha melepaskan diri dari pegangan Gwen.

Aidan tersenyum mencibir tampak mengerti.

"Apa urusannya denganmu?" tanyanya.

"Tentu saja ada!! dia temanku!!" bentak Samuel.

Senyum mencibir Aidan tampak semakin lebar, tanpa peringatan ia melayangkan tinjunya pada Samuel, sama kerasnya dengan yang diberikan Samuel barusan padanya. Gwen berteriak lagi sambil melepaskan pegangannya pada Samuel sementara Samuel jatuh berlutut di tanah, kaca matanya pecah.

Tanpa bersusah payah mengambil kaca matanya yang sudah pecah, Samuel langsung bangkit berdiri dan menyerang Aidan lagi, keduanya kemudian terlibat perkelahian seru, sementara Gwen berdiri ketakutan tak jauh dari tempat keduanya bergulat, tidak berani melerai.

My Best GayfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang