Semua menatap yang sudah terjadi itu tak percaya.
"I..itu Rain?" Tanya Maya,Seorang Siswi yang sedang berdiri di tempat duduknya
Cecilia,sahabat mata mengangkat bahunya walau dengan wajah tak percaya.
"Pagi,Guys" sapa Caca,Wiwi,Dan Lily semangat saat masuk kelas dan terheran dengan suasana kelas yang tak biasanya hening.
"Woi! Disapa malah diem" kata Wiwi kesal sesudah meletakan ranselnya.
Lily dan Caca melakukan hal yang sama,meletakan ransel.
"Eh,Rain udah dateng? Tumben" gumam Lily saat melihat tempat duduk Rain yang ada disampingnya sudah ada Tas Rain.
"Rain Mana,Cel?" tanya Caca Pada Cecilia
"Tadi Rain datang dengan
wajah datar tanpa senyumnya terus pergi gitu aja. Gue sampe nganga dibuat tuh anak" jawab Maya karena tahu Cecil bingung mau jawab apa"HA?!" Teriak Wiwi dan Lily tak percaya
Cecil dan maya hanya mengangguk.
"Terus dia kemana?" Tanya Caca khawatir.
"Gatau gue, tapi tadi dia bawa buku gitu" jawab Cecil acuh
"Oh,okay. Thanks ya" kata Caca dan langsung cabut dari kelas diikuti oleh Wiwi Dan Lily.
Lily mengerutkan kening melihat sosok gadis yang berjalan angkuh dengan wajah datar kearah bangku taman melewati lorong.
"I..itu Rain?!" Teriak Lily sambil menunjuk ke arah lorong yang tampak ramai dengan segerombol siswa-siswi yang melihat sosok gadis itu seperti melihat hantu.
Caca dan Wiwi mengikuti arah yang ditunjuk Lily
"Gu..Gue gak salah lihat?!" Teriak Wiwi
Caca hanya diam tapi kemudian tersenyum lebar dan mengangguk kemudian berjalan kearah bangku tempat Rain duduk dan sedang fokus dengan bacaannya.
Something... Batin Caca
**
"Hy Ca,Wi,Ly" sapa Rain sambil menutup Novel yang sedang dia baca ketika menyadari kehadiran orang lain disekitarnya
Wiwi dan Lily tersenyum lebar kemudian berlari memeluk sahabat mereka itu.
"Kita Kira Lo bakal dingin juga sama kita tahu gak?" Tanya Lily cemberut
Rain hanya tersenyum tipis.
"Ca,kok disitu aja? Gak kangen?!" Tanya Rain sambil merentangkan kedua tangannya seolah ingin dipeluk oleh Sahabatnya yang hanya berdiri di depannya itu.
"Banget gila!" Teriak Caca dan memeluk Rain erat.
"Sorry ya" gumam Rain
Caca,Wiwi,Dan Lily menggeleng dan memeluk Rain lagi.
"No Problem,Kite kite bakal bantuin lo kok" kata Wiwi sambil menyubit pipi Rain.
Rain tersenyum tipis dan mengangguk.
"Walau Lo agak berubah dikit sih,lebih kalem" kata Lily agak heran
"G..gak kok,mungkin karena gue baru pulih aja" kata Rain agak gugup
"Lo beneran gak papa?" Tanya Caca menyelidik
Rain mengangguk pelan,Caca menghembuskan nafas kasar seolah tak puas.
"Tapi...."
Rain memotong ucapan Caca
"Aku baik-baik aj..."
Ucapan Rain terpotong oleh suara maskulin seseorang.
"Gimana dengan Daddy kamu?" Tanya suara itu yang membuat tubuh Rain menegang dan memejamkan mata seolah suara itu ilusi dan ia ingin suara itu hilang.
"Aku bukan ilusi,Sayang" kata Suara itu lagi
Rain menghembuskan nada seolah mempersiapkan diri,Ia berdiri dengan angkuh tak lupa wajah datar dan tatapan menusuk yang dapat membuat Radith seperkian detik mematung.
"Jaga ucapan mu,Tuan Ferdinandsyah" kata Rain datar
Radith terpaku tapi detik berikutnya bersuara
"Gimana dengan Daddy kamu?" Tanya Radith lagi
Raut wajah gadis itu berubah,walau wajah nya tetap datar tapi tatapan nya mulai memudar dan tertutup oleh gumpalan(?) Cairan bening yang seolah hendak berlomba turun.
"Gak ada apa-apa. Walaupun ada,itu bukan urusan Lo" kata Rain datar tanpa senyum memakai kata 'Lo'
Radith terpaku mendengar panggilan Rain.
Lo?! Sejak kapan gadis ini memakai kata itu?!"I..Ini Bukan Rain!!" kata Radith agak keras seolah tak percaya
Radith mendekat dan hendak memeluk gadis itu walau dengan mata tajam menusuk.
Rain berjalan mundur dengan tubuh bergetar melihat tatapan dan raut wajah pria itu. Dia takut
Raut Wajah dan Tatapan itu seperti yang didapatkan nya dari Seseorang 2 bulan yang lalu,dan terus ia dapat selama 2 bulan ini.
Radith berjalan agak tergesa dan mencengkram bahu Rain dengan lembut tapi terkesan kasar bagi Rain (?) Seolah menyadarkan gadis itu.
"Kembali Rain! Kembali Seperti dulu!!" Teriak Radith agak keras
Rain memejamkan matanya dengan tubuh bergetar.
"Dith?!" Teriak Lily menyadarkan Tingkah Radith yang membuat Rain takut.
Radith tak menghiraukannya,Radith hanya ingin Rain sadar bahwa bukan hanya karena dia sakit hati dia berubah dratis seperti ini. Bukan itu yang Radith inginkan.
"Sadar Rain!! Kenapa kamu jadi orang seperti ini?! Kamu seperti manusia tanpa PERASAAN!!" Teriak Radith lagi yang membuat Tubuh Rain menegang seolah membuka luka lama
'Daddy gak pernah ngajarin kamu jadi Orang yang tak bermoral dan tak berperasaan'
Kata-kata itu terngiang didalam pikiran Rain seperti kaset Rusak.
Kata-kata,Bentakan,Tatapan Tajam,Cengkeraman bahu.Kepala Rain terasa pening.
Ia membuka sedikit matanya,melihat raut wajah pria itu."Aku...takut" kata Rain Lirih sebelum kegelapan menariknya.
Tapi sebelum itu sempat ia dengan pekikan dari sahabatnya dan wajah khawatir serta teriakan pria itu.
Aku takut,Radith!
Aku benci kamu...
Kamu gak pernah bisa mengerti aku..
Aku rasa aku udah ngambil keputusan yang tepat...
Aku dan kamu itu berbeda dan tak akan pernah bisa saling memahami apalagi saling melengkapi...**«»**
Finish!!!!
Okay..Okay....
Tarik nafas..buang..
Tarik nafas..buang...Part kali ini selesai!
Vote nya kok dikit sih?
Padahal yang baca udah mulai banyak.
Masa yang vote cuman 2?
Dan yang satu itupun VOTE NYA Author Sendiri :(Vote nya dong :( :) sama Comment nya biar AuthorRa semangat nulisnya.
»»Next Part '4 Vote dan 2 Comment ya' :)
*(Vote dan comment AuthorRa gak dihitung ya :))»Selamat Nge-Vote :D
»See You Next Part :) ;) :DRemeber!! NO PLAGIATOR!!
Jadilah pembaca yang bijak dan menghargai karya penulis (dengan vote dan comment contohnya :D )AuthorRa :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret (Rainytha)
Teen FictionRainytha Paramitha Dan Radityah Ferdinandsyah sudah berpacaran sejak hampir 1 Tahun. Rainytha atau yang biasa sapa Rain jatuh cinta pada Radityah atau biasa disapa Radith yang tak lain adalah adik kelasnya sendiri walaupun umur Radith lebih tua dari...
RAINYTHA (Sosok Itu Diriku)
Mulai dari awal