"semalem mama nyuruh aku balik kesini, kamu hamil" suara ali terkesan dingin.

Ily memalingkan pandangannya pada ali.menatap ali tak percaya.

"kamu becanda li?" ily mendekat pada ali. Memastikan apa yang ia dengar adalah benar.

"nggak , dr Erika yang meriksa kamu semalem" ali menatap ily, dingin.

"alhamdulilah ya Allah, tunggu kamu gak terlihat bahagia mendengar kabar kehamilanku?"

Ali memeluk ily, sunguh ia tak tega untuk menanyakan hal yang mengganjal dihatinya.

"tentu saja aku bahagia sweety" ali mengusapkan ibu jarinya dipipi ily.

"boleh aku bertanya sesuatu" ali tak ingin membiarkan rasa tak enak hatinya terus berlarut larut.

"tentu saja" ily masih bergelayut didada ali. Ily sungguh rindu masa masa seperti ini.

"apa ini anakku?"

ily seperti terhantam batu karang. Ia kembali merasakan sakit yang pernah ia rasakan bahkan rasanya jauh lebih dalam.

"kamu meragukan anak ini li? Apakah kamu pernah melihatku menodai kesucian cinta kita?"

ily memandang nanar ali. Sungguh ia sangat merasa sangat kecewa. Tak pernah ia bayangkan bahwa ali akan kembali menyakitinya bahkan dengan cara yang lebih menyakitkan.

Ali meraih tangan ily dan tangan yang lain mengusap air mata ily.

"bukan begitu sweety, bukan aku meragukan anak ini. Aku hanya merasa aneh. Aku sudah jarang sekali menyentuhmu. Bagaimana bisa tiba tiba kamu hamil" ali mencoba menjelaskan.

"apakah aku terlihat sangat menjijikan dimatamu sampai kamu bisa menuduhku bukan mengandung anakmu?"

Ali terdiam, ali kembali salah mengambil sikap. Ia selalu mengikuti emosinya hingga tanpa sadar ia selalu menyakiti istrinya.

"pertama kali kita memutuskan untuk berpacaran kamu sudah menyakiti aku karna salsa,kemudian kamu menghianati pertunangan kita dengan cindy. Aku bertahan li , sampai saat ini aku masih mendampingi kamu"

"sekarang secara tidak langsung kamu menuduh aku tidur dengan pria yang bukan mukhrimku? Baiklah aku menyerah. Tidak ada lagi alasan aku bertahan saat suamiku tidak lagi mempercayai aku. Anggap kita tidak pernah mengenal satu sama lain."

Ily berurai air mata. Badannya masih sangat terasa lemas tapi ia tidak memperdulikannya.

Dengan sekuat tenaga ily beranjak dari tempat tidur. Air matanya tak dapat lagi dibendung. Tak pernah terbayang sebelumnya jika hal yang selama ini didamba malah membuatanya begitu merasakan sakit yang mendalam.

"sweety maaf , aku gak bermaksud seperti ini sweety sungguh. Aku percaya itu adalah anakku. Maafkan aku sweety"

Ali mencoba membuka pintu kamar mandi. Kali ini entah apa akibat yang akan terjadi setelah kebodohan yang ia perbuat.

"tinggalin aku sendiri li, aku gak pengen liat kamu" suara ily terdengar lirih.

Ali mengalah ia menyadari ini kesalahannya. Ia memberikan waktu untuk ily menenangkan diri.

**

Ily masih tidak mau keluar dari kamarnya, membuat mama refa sedikit menaruh kecurigaan pada ali.

"ily kenapa li?"

ali terkejut ketika mama refa tiba tiba berada disisinya.

Ali sedang mencoba menenangkan dirinya disisi kolam renang sambil menanti sang mentari kembali keperaduannya.

"gak papa ma ,dia Cuma lagi pengen istirahat. Dari bangun tadi dia terus mual ma"

ali masih berusaha menutupi permasalahan yang terjadi diantara dia dan ily.

"jangan berbohong , mama mendengar perrtengkaran pagi tadi"

Ali akhirnya membuka suara menceritakan masalah yang terjadi.dengan penuh penyesalan dan lingan air mata ali menghambur kepelukan mamanya.

"mama kecewa sama kamu li, bisa bisa nya kamu berfikiran sekotor itu. seharusnya mama tidak membiarkan kamu menikahi ily."

Mama refa melepas pelukan ali. Mama refa ikut merasaka sakit yang ily rasakan.

"mama tidak akan membantu apapun untuk bisa mengembalikan hubungan kalian seperti dulu" mama ali meninggalkan ali.

**

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang