12. Surrender

Mulai dari awal
                                    

Tangis Yein semakin pecah, "Mianhae!" ujar Yein dalam tangisnya. Taehyung masih bingung dengan apa yang terjadi, mengapa tiba-tiba gadis ini menangis dan meminta maaf padanya. Taehyung menatap gadis itu lamat hingga ia menemukan sebuah benda yang berada di genggaman Yein. Taehyung berlutut di hadapan gadis itu, Yein masih menatapnya dengan wajah sendu penuh airmata.

"Jungkook Oppa adalah adik Sunyoul Oppa. Bagaimana bisa aku tak mengetahui itu?" ujar Yein sesegukan. Taehyung tampak menghela napas menatap Yein iba.


"Apakah kau masih tetap ingin membunuh Jungkook?"

Yein menggeleng


"Kau menyesal dengan apa yang kau lakukan?"

Yein mengangguk


"Baguslah, setidaknya kau sudah sadar. Kejadian ini bukan kau saja yang menyesal, aku juga sangat menyesal. Kau tahu Jungkook adalah adik dari kekasihmu dan aku tahu Jungkook tak tahu apa-apa tentang kehamilan Halla. Jungkook tak bersalah disini, dia hanya berada pada waktu yang salah. Kita semua yang salah mengira, sekarang kau tak punya alasan lagi untuk membunuhnya, kan?"Yein mengangguk pelan, tangan Taehyung bergerak mengusap pipi Yein, "Menebus kesalahan, bukankah itu yang terbaik untuk kita lakukan?"

"Bagaimana caranya?" Tanya Yein masih terisak.

"Pertama. Mencari cara membuktikan bahwa Soojung noona dan Jung Hoseok bersalah, tanpa membuatmu terseret di dalamnya. Karena kau harus tetap di samping Jungkook!" ujar Taehyung.

Yein menggeleng, "Aku sudah terlalu banyak membohonginya, aku tak bisa di sampingnya lebih lama. Biarkan aku menebusnya lalu pergi meninggalkannya!"


__ Butterfly At The Last Gasp __

Jungkook memainkan jemarinya sambil beberapa kali membungkuk hormat pada pelayat yang datang. Matanya beberapa kali menatap pintu menunggu Yein datang.

Seokjin memasuki ruangan lalu ia menyerahkan kotak kacamata pada Ibunya, membuat Yewon dan Jungkook mengernyit, "Bukankah aku menyuruh Yoonah?" tanya Yewon pada Seokjin.

"Kemana Yoonah?" gliran Jungkook yang bertanya.

"Dia di dapur membantu yang lain, sepertinya mereka kerepotan jadi Yoonah pergi membantu mereka!" bohong Seokjin, Yewon menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kalau begitu, aku ingin menemuinya!" Jungkook mencoba mendorong kursi rodanya sendiri, namun Seokjin menahannya.

"Kau akan mengganggu pekerjaannya!" ujar Seokjin, Jungkook langsung saja menampakkan wajah cemberutnya.

"Baiklah, tapi hyung ada yang ku tanyakan padamu."

"Ada apa?"

"Halla datang di mimpiku dan mengatakan dia sudah tak berada di sini. Dia bilang dia sudah meninggal, apa hyung tahu tentang itu? Apa hyung tahu bagaimana dia meninggal?" Seokjin terdiam menatap Jungkook.

"Hyung?" panggil Jungkook.

"Kami tak mendapatkan kabar apapun tentang Halla. Apa yang terjadi padanya, aku benar-benar tak tahu. Maafkan aku, Jungkook-ah!"Seokjin mengusap pundak adiknya pelan.

"Seokjin oppa?"Seokjin berbalik menatap wanita yang baru saja memanggilnya. Soojung berdiri di hadapannya, menatapnya lembut. Seokjin bergerak mendekati gadis itu bersamaan dengan munculnya Mijoo dari balik pintu, Mijoo menatap Seokjin yang terus mendekati Soojung. Perasaannya semakin bercampur pilu melihat pemandangan itu, apalagi sekarang Seokjin sedang memeluk gadis itu bahkan di hadapannya, Ibunya, Jungkook dan beberapa pelayat.

Butterfly At The Last Gasp  [JILID I] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang