“hei, hei. Aku fikir kamu begitu merindukan ku. Ahaha..”, Canda Niall.
“Oh Niall, aku rindu pelukan hangat dari mu.”, jawab ku yang masih berada di dalam pelukan Niall.
Aku masih terus memeluk Niall hingga Louis dan Harry datang menghampiri kami.
Aku tidak menyadari itu hingga Louis berseru pada ku.
“OMG!! I really miss you sister.”, serunya dan membuatku menengok ke arahnya dan melepaskan pelukan ku dari Niall. aku menatap Louis dan Harry sejenak hingga akhirnya melebarkan senyum ku.
“hi brother, I really miss you. :D how are you?”
“I’m fine. What about you sist?”
“yeah, seperti yang kau lihat sekarang. :)”
“oh yeah, aku bisa melihatnya. :) sifat mu tidak berubah sama sekali meski penampilan mu berubah.”
“Really? Tapi aku fikir aku memang tidak berubah.”
“ahh, kau berubah. Menjadi jauh lebih cantik dari pada dulu. Menurut ku dulu kamu sudah sangat cantik tapi sekarang kau bahkan lebih cantik lagi. Benarkan itu Harry? :D”, Tanya Louis sambil menyikut ringan lengan Harry. Tapi Harry hanya terdiam tak berkomentar.
Aku pun menatap harry yang masih saja terdiam bagai patung. Aku tmencoba tersenyum padanya meski aku gugup tapi dia tetap saja terdiam tidak membalas senyumku sama sekali. Bahkan sdia menatapku dengan tatapan dingin seperti aku adalah orang yang sangat tidak ingin dia temui, sekan dia tidak sama sekali mengenal ku. melihatnya tetap menatap ku seperti itu mebuat senyumku pudar. Aku hanya bisa menggigit bibir ku.
Tiba-tiba Harry pergi begitu saja melewati ku tanpa berkata apa-apa pada yang lain, seakan aku hanya sebuah bayangan. seketika hati ku terasa di tusuk ribun panah, panah itu menancap begitu dalam dan membuat luka yang teramat sakit. Rasanya ingin menangis saat itu juga tapi aku tidak mau terlihat lemah di hadapan yang lain. aku hanya ingin dikenal sebagai gadis yang ceria. Aku pun hanya bisa menunduk sambil menahan air mata agar tidak mengalir dari mata ku. sadar yang lain memperhatikan ku, aku pun mengangkat muka ku dan mencoba tersenyum manis di depan mereka.
“Are you ok?”, Tanya Liam yang sekarang sudah berada di sebelaku.
“yeah, I’m ok Daddy.’, jawabku sambil tersenyum, senyum palsu.
“mungkin dia sedang ber mood jelek sekarang. Tidak usah kamu fikirkan ya.”, hibur Zayn sambil mengelus rambutku lembut.
“ya, aku tau itu. Tenang saja aku tidak apa-apa. :)”, dustaku. Kemudian aku menghampiri Louis dan memeluknya.
“oh, I really miss you brother. Rasanya banyak sekali yang ingin ku ceritakan pada mu”, ucapku di pelukan Louis.
“I really miss you too sist. Senanng rasanya bisa melihatmu lagi”
“me too…”, jawab ku lemah.
Saat ini rasanya aku benar-benar ingin menangis di dalam pelukan Louis. Pelukannya seperti pelukan seorang kaka untukku. Louis mempunyai sifat yang Dewasa meski terkadang suka bersikap konyol. Dia seperti kaka yang selalu menegrti situasi, kapan harus bersikap dewasa untuk menenangkan dan kapan harus bersifat konyol untuk menghibur. Akan sangat menyenangkan jika memiliki kaka yang penyayang seperti Louis. Berada di pelukan Louis semakin membuat ku ingin menangis. Akhirnya ku pun segera melepaskan pelukan ku darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dreams
FanfictionA girl dreaming to meet her idol and dreaming could become the idol boyfriend. All Dream comes true and make it think that this is all just a dream. But its relationship with her idol which conceal from the public make a problem that resulted in sep...
My Dreams Part 13 - Back Together
Mulai dari awal