Empatbelas - Secret

Mulai dari awal
                                    

"Iya, bener. Ada yang mau gue omongin sama Alfan," balas Andiny.

Setelah itu Alfan menepuk-nepuk bahunya dan tersenyum penuh kemenangan ke arah si kembar.

"Ini soal Nata sama Deva-"

"Oh, soal mereka." Seketika rasa tidak suka kembali terlukis jelas di wajah Alfan.

"Lo udah tau?" tanya Andiny hati-hati. Apalagi saat melihat perubahan ekspresi Alfan yang sungguh tidak mengenakan.

Alfan mengaduk-ngaduk nasi gorengnya yang sama sekali belum ia sentuh sejak tadi. "Bahkan gue ngeliat langsung, An."

"Yah kambuh lagi dah tuh penyakit," cibir Rayhan.

Andiny menghela napas panjang. Ia tak segan-segan untuk menceramahi Alfan panjang x lebar x tinggi sama dengan luas balok.

"Terus apa yang udah lo usahain? Ngebiarin gitu aja orang yang lo sayang direbut Deva untuk kesekian kalinya? Sedangkan hidup lo jadi nggak jelas kayak kebo gini? Bengong, diem, ngelamun, banyak pikiran, emosian. I know you so well, itu bukan lo banget, Fan," ujar Andiny meyakinkan.

"Oke, bukan maksud gue ngejelek-jelekin Deva atau semata-semata jadiin lo tumbal supaya gue bisa balikan lagi sama dia. But, I know you loves Nata so much. Sedangkan Nata malah suka sama Deva yang jelas-jelas pernah ngelakuin hal yang sama kayak sekarang.

Sekali lagi, gue nggak bermaksud untuk memperkeruh keadaan. But they are dating now, you've got hurt too much. Lo gak bisa diem terus, Fan. You should go on and do something. At least, try to confess your feeling in front of her and let her know how deep your feeling for her."

Dahi Alfan mengerut siap mencerna setiap kata dan kalimat yang keluar dari mulut Andiny.

"Tapi itu semua terserah lo juga sih. Kalo lo mau iya-in perkataan gue barusan ya syukur, kalo nggak juga sekarep mu. Gue cuma mau ingetin doang, kalo misalnya lo nggak mau, itu tandanya lo udah siap kalo pada akhirnya Nata lebih bahagia sama Deva dibandingkan sama lo." Gadis itu menyelesaikan kalimatnya.

Lalu ia mengangkat mangkuk buburnya dari meja seraya bangkit dari tempat duduk bersiap untuk pergi. "Gitu aja sih yang mau gue omongin. Sekarang gue mau ke kelas. Semoga lo nangkep apa yang gue bilang barusan," pesannya sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan ketiga laki-laki itu.

"Lo dengerin kagak tuh dia ngomong apa?" Gilang mengangkat suaranya, memecahkan keheningan yang menyelimuti mereka setelah kepergian Andiny.

Alfan mengangguk, namun sedikit ragu.

"Harusnya lo ngapain sekarang?" tanya Gilang.

"Nemuin Natasya."

"Kalo udah tau, kenapa nggak langsung gerak?"

Seperti mendapat sebuah keajaiban, senyum di wajah Alfan kembali mengembang. Ia bangkit dari duduknya, kemudian mendekat pada si kembar dan mengacak rambut mereka bergantian. Lalu setelah itu Alfan pergi meninggalkan nasi gorengnya yang sudah dingin.

"Busetdah, tu anak kesambet apaan ye, ngeri dah gue, Han."

*****

nata: dev, aku mau ketemu sama kamu, bisa?

nata: PING!!!

nata: dev kamu dimana sekarang?

nata: devaa

nata: devandra andito?

nata: PING!!!

I'm Into You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang