"Eomoni..."
"Kau sudah melakukannya?" kata Selir Moon setelah putranya, Pangeran Minho, berada di hadapannya.
Minho mengangguk, "Seperti yang eomoni katakan."
Selir Moon mengangguk dan tersenyum miring. Ia memajukan langkahnya, menepuk pundak Minho berkali-kali, "Bagus, tetaplah melukai Seja. Dia memang pantas mendapatkannya."
Minho hanya terdiam ketika mendengar ibunya berbicara. Ini bukanlah kali pertama Selir Moon menyuruhnya untuk melukai kakakknya dengan sengaja.
"Apa yang sebenarnya eomoni rencanakan?"
"Dengar, Minho-ya," Selir Moon mendekatkan wajahnya dan mengernyit, "Kau hanya perlu melakukan apa yang ibumu ini katakan padamu. Bukankah kau selalu mengatakan kau ingin mendapatkan perhatian Raja seperti yang diterima Wangseja?"
"Baiklah," Minho mengangguk patuh, membuat Selir Moon tersenyum puas. Setelah itu Minho pergi dari sana.
Selir Moon membalikkan badannya dan bersiap untuk kembali ke kediamannya hingga ia melihat Ratu berdiri tak jauh dari tempatanya, menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Ratu Hong mendekat, lalu disambut oleh Selir Moon yang membungkuk memberi hormat. "Apa yang membawa Junjeong Mama kesini?"
"Apa yang telah kau perbuat, Hee Bin?"
Selir Moon menaikkan satu alisnya, mencoba tersenyum dengan sopan, "Apa yang Mama maksud?"
"Aku bukannya tidak mendengar apa yang kau dan Pangeran Minho katakan. Apakah maksudmu, selama ini luka-luka yang dialami Seja adalah kesengajaan?"
Selir Moon terdiam, menatap lurus Ratu Hong sampai ke kedalaman matanya. "Apakah seperti itu yang anda pikirkan, Mama?"
"Hee Bin!"
Selir Moon tersenyum miring dan menggeleng pelan, menatap balik Ratu Hong yang menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya, "Tentu saja tidak," Ekspresinya kini berubah seperti semula, "Mana mungkin hamba melakukan hal setega itu, Mama?"
Ratu Hong menipiskan bibirnya. Ia bukannya tak percaya dengan sanggahan Selir Moon. Hanya saja ia telah mendengar apa yang wanita itu bicarakan dengan putranya. Terlebih akhir-akhir ini ia mendapat kabar bahwa Seja sering terluka, dan anehnya setiap insiden itu terjadi, Pangeran Minho selalu berada di sana. Tentu saja ini menimbulkan benih-benih kecurigaan.
"Aku harap apa yang kau katakan itu benar, Hee Bin."
"Hamba tidak mungkin berani berbohong pada anda, Mama." Selir Moon tersenyum dan menundukkan wajahnya.
"Baiklah, mungkin aku hanya terlalu khawatir dengan Seja. Lagipula, dia adalah penerus Kaisar, karena itu mungkin aku terlalu mengkhawatirkannya. Aku akan pergi sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joseon Princess✔
Historical Fiction"Naga emas yang memeluk bulan akan menimbulkan bencana, pada bulan itu sendiri. Ketika bulan terus berada dekat dengan matahari, bulan akan menjadi merah, semerah darah. Bulan itu, berada dalam bahaya." *** Dinasti Joseon, 1789 ...
Chapter 21 (Flashback Part 2)
Mulai dari awal