"jadi kamu memecatku?" sepertinya otak Sina belum nalar pada inti pembicaraan. Dana harus menjelaskan secara detail rupanya.
"tolong bedakan antara memecat dengan mengundurkan diri,ay" jawab Dana masih dengan stock kesabarannya yang seluas semesta alam raya."bagiku itu sama saja, Dana. pantas saja kamu mengulur waktu untuk walimah kita" Sina berbalik bersendekap. bibirnya mengerucut semakin panjang. doakan Dana agar tidak runtuh dari pertahanannya dihadapan Sina. gadis itu jika sedang begitu menyebalkan justru semakin menggemaskan. kira kira apa lagi keindahan yang tersembunyi dari gadis bermata pelangi itu. batin Dana memuji.
"aku ingin kamu menjadi ibu dan istri yang utuh, ay" Dana membalik lembut tubuh Sina agar leluasa memandang lukisan Tuhan satu ini. "dalam mencapai suatu tujuan, ada 4 yang harus dijalani. Niat, ikhtiar, doa dan tawakkal. itu yang akan kita lalui nanti" jangan harap sina bisa langsung mengerti penuturan tersebut. entah karena kalimat dana yang begitu rumit atau memang daya jangkau otaknya terlalu sempit. ia membiarkan Dana melanjutkan ucapannya.
"setelah kita mempunyai niat akan tujuan itu. maka tugas selanjutnya adalah ikhtiar dan berdoa. biarkan aku berikhtiar mencapai tujuan itu. aku bekerja mencari nafkah menghidupi mu dan anak kita kelak. sedangkan tugasmu cukup mendoakanku dalam sholat malammu. ditengah kesibukanmu sebagai ibu rumah tangga. berjihadlah dengan menjadi seorang istri dan ibu yang utuh. aku ingin kamu menyambutku sepulang bekerja. aku ingin kamu menjadi satu satunya alasan utamaku pulang ke rumah dan memegang teguh ungkapan baiti jannati. rumahku surgaku. dimana bidadari yang bermukim disana adalah Kamu"
Sina terpaku membisu tanpa kata. yang diucapkan Dana sangat jauh dari pemikirannya. Dana memiliki pemikiran jauh ke depan. tiba tiba saja sina berharap diberi anugerah sebuah kekuatan teleportasi. kemudian ia manfaatkan kekuatan tersebut untuk menghilang menuju labirin hati suaminya. pasti begitu rumit. pasti ia akan tersesat disana.
kata katanya begitu mempengaruhi beberapa hormon dalam dirinya yang seketika meningkat. apalagi memakai kata bidadari sebagai perumpamaan. sebegitu indahkah dirinya di mata Dana?"aku hanya ingin membantumu dalam segi financial. itu saja" sina menyahut sekenanya. alasan yang klise memang. ia yakin Dana punya seribu satu alasan kuat lain agar Sina tidak bekerja.
"kalau kamu ingin membantuku, kamu bisa membantu dalam hal lain" usul Dana sembari mengelus lembut jemari Sina di kedua bahunya.
"benarkah? apa,.apa?" sina menyahut girang. ada kebahagiaan tersendiri jika ia bisa membantu suaminya sedikit saja.
"menuangkan syahwatku"
bisiknya parau membuat telinga gadis itu merinding hebat. syndrom mesum Dana sepertinya sudah sangat akut. di sisi lain ia tahu, suaminya seperti itu karena memang belum mendapatkan hak nya sebagai seorang suami. tapi... ah, Sina buru buru menggeleng cepat.
"aku tidak mendengar...." sina hanya bisa mengeluarkan jurus andalannya. menutup kedua telinga. kali ini menutupnya lebih kencang.
"begitu ya?" Dana menaikan satu alisnya. "baiklah akan ku ulang"
Dana bersiap mendekatkan bibirnya menempel pada tangan yang digunakan sina untuk menutup kedua telinga."aku bilang... menuangkan syahwatku sayangg....." ulangnya dengan volume sangat besar sampai sampai Sina berpejam kuat menahan teriakan suaminya tersebut.
"syahwat apa?"
keduanya berjengit menoleh pada sumber suara. dan suara itu berasal dari ambang pintu. lagi lagi Sina lupa menutup pintu kamar. dan kali ini siapa lagi yang menjadi saksi kemesuman pasangan tersebut?
"ibu, lagi?" Sina menutup mulutnya dengan tangan. merasa salah mengucap. Sina segera menormalkan posisinya. tapi rona rona merah itu tersembul jelas di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya bertasbih
SpiritualWanita mana yang ingin menikah melalui proses perjodohan? kurasa tidak ada. ya, tidak ada! Namun prediksi ku meleset sampai akhirnya aku menemukan wanita yang kurasa ia didatangkan dari zaman Siti Nurbaya. -Azka Syandana Prama- Disaat wanita lain me...
17. telur, wortel atau kopi?
Mulai dari awal