--

Aku terbangun dari tidur lelapku, saat ku rasakan tenggorokanku ini membutuhkan sesuatu yang menyegarkan. Ya, aku haus, dan aku butuh objek itu - Air. Setelah berhasil menggapai gelas berisi air dinakas tempat tidur kami – aku pun tak sengaja menangkap wajah Seulgi yang tengah tertidur sangat lelap dan juga ia terlihat begitu lelah. Apa aku bermain terlalu kasar semalam? - rutukku dalam hati. Kini, ku tatap wajah yang selalu membuatku hilang kendali saat melihat wajah polos dan bodohnya. Ku usap pipinya lembut dan hati-hati seakan-akan pipinya adalah benda yang sangat rapuh jika aku menyentuhnya terlalu keras. Tak lupa bibirku pun kini mencium dahinya lembut dan penuh perasaan. Bagaimanapun, aku sangat mencintainya. Tapi, kenyataan bahwa ia pernah berselingkuh dibelakangku saat usia pernikahan kami baru berumur satu tahun – membuatku tersadar, jika cinta yang kuberikan padanya – ternyata tidak terlalu berarti untuknya.

Aku masih mengingat dengan jelas, kejadian satu tahun yang lalu. Kejadian dimana saat itu aku melihat dengan mata kepalanya sendiri jika ia tengah berciuman mesra dengan seorang pria – yang sampai kapanpun nama pria itu tak akan pernah aku sebut dengan mulutku sendiri. Pria yang dengan beraninya telah menyentuh hal yang sangat aku sayangi, bibir Seulgi.

Flashback – 1 tahun yang lalu

"Hyung, kau mau kemana? Tidakkah kau ingat bahwa jam 3 nanti, kau ada rapat dengan Jeonghan hyung?" Tanya Mingyu – sekertaris Wonwoo, saat ia melihat sang atasan tengah memakai jas dan terlihat akan pergi kesuatu tempat.

"Benarkah? Sepertinya aku lupa. Kau bisa menyusun ulang jadwalku bukan? Aku akan berbicara pada Jeonghan hyung, agar kau tidak kena semprot. Oke? Aku harus pergi sekarang. Jika tidak istriku pasti akan marah karena aku menjemputnya terlambat" jelas Wonwoo seraya tangannya kini tengah sibuk mencari kunci mobil didalam tas kerjanya.

"Dasar pengantin baru – baiklah hyung. Nikmatilah waktu kalian, dan aku akan setia disini bersama my lovely notebook"

"Oleh sebab itu, cepatlah menikah Mingyu-ssi. Sampai kapan kau akan membujang seperti ini? Ck. Aku pergi byee"

"Baiklah – Hati-Hati Hyung"

Wonwoo pun segera mempercepat langkah kakinya agar ia dapat segera sampai ditempat ia memakirkan mobil hitamnya. Setelah berhasil tiba disamping mobilnya, Wonwoo pun segera masuk dan langsung tancap gas menuju tempat istrinya menuntut ilmu. Ya, setelah menikah dengan Wonwoo – Seulgi memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2 nya dan hal ini tentu sangat didukung oleh Wonwoo. Bagaimanapun Wonwoo sangat menyukai gadis yang pintar dan pastinya selalu membaca buku. Kurang dari 30 menit, akhirnya Wonwoo tiba diarea kampus Seulgi, Setelah sebelumnya memakirkan mobilnya, Wonwoo pun langsung melangkahkan kakinya menuju perpustakaan kampus – yang letaknya telah Wonwoo hapal diluar kepala. Karena bagaimanapun, Wonwoo dulu pernah berkuliah disini saat ia mengambil strata S1 dan untuk S2-nya orang tua Wonwoo lebih memilih untuk mengkuliahkan Wonwoo di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat.

Langkah Wonwoo terhenti – saat manik matanya menemukan sosok sang istri yang kini tengah duduk terdiam dibawah pohon rindang yang berada tepat disamping ruang perpustkaan. Melihat keberadaan sang istri, Wonwoo pun secara refleks langsung memanggil nama Seulgi lantang – namun, panggilan itu terhenti tepat dikata Seul- saat manik mata Wonwoo menangkap sosok lain yang tengah duduk disamping sang istri. Lee Taeyong- ya, itu adalah Taeyong. Kakak tingkat Wonwoo saat ia menuntut ilmu di Kampus ini. Tapi, mengapa pria itu bisa bersama dengan istrinya? Ditempat se-sepi ini? berdua?

Mata Wonwoo yang sipit tiba-tiba membola sempurna, saat mata yang awalnya suci itu tiba-tiba menangkap kejadian yang sangat-sangat tidak ia duga. Istrinya- Jeon Seulgi dengan mata kepalanya sendiri kini tengah berciuman dengan pria itu. Bahkan dapat ia lihat, kini tangan sang istri tengah mengalung erat di leher pria bajingan itu dan tangan sang lelaki itu pun kini tengah memeluk tubuh istrinya tanpa jarak. Hancur sudah kepercayaan dan cinta yang selama ini Wonwoo bangun terhadap istrinya, Wonwoo masih tak menyangka dengan apa yang kini tengah ia lihat – istrinya, berselingkuh? Benarkah? Tanpa berniat untuk meminta penjelasan pada dua manusia yang masih terlarut dalam kegiatan mereka – Wonwoo pun dengan langkah memburu segera meninggalkan tempat itu dengan amarah dan kecewa yang tergambar jelas dalam wajahnya.

--

Wonwoo hanya mampu menyunggingkan senyum kecewanya – saat otaknya kembali memutar kejadian yang membuatnya berubah menjadi sosok Wonwoo yang dingin seperti ini. Setelah kejadian itu, Wonwoo tak pernah sekalipun mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia selalu berharap sang istri sendirilah yang menceritakan apa yang sebenarnya ia lihat itu. Tapi, apa yang ia dapat? Seulgi tak pernah sekalipun menceritakan dan menjelaskan apapun tentang kejadian itu dan hal inilah yang memicu kekecewaan Wonwoo pada sang istri semakin bertambah.

Hingga pada akhirnya, amarah dan kecewa yang selama ini Wonwoo pendam secara sempurna itu – sedikit demi sedikit mulai merubah Wonwoo menjadi sosok yang lain. Sosok yang bahkan istrinya sendiri pun tak tahu mengapa sang suami menjadi seperti ini.

"Ini semua salahmu, Jeon Seulgi. Kau sendiri yang telah merubahku menjadi seperti ini" gumam Wonwoo sinis pada sosok yang kini tengah tertidur pulas disampingnya.

TBC.

Why? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang