Bu Anita mengernyit mendengarnya."jadi apa dia sudah mengambil keuntungannya"

Ellisa beediri dan merengkuhnya dari belakang."please deh, mom."Ellisa tersenyum menyeringai"andai iya. Aku rela kok,mom. Berapa kali coba dia mengangkatku dari lembah hitam. Tapi kenyataannya dia tidak melakukannya"bu Anita langsung melepaskan tanganku yang memeluknya dari belakang.

"Ellisa!"suara bu Anita agak meninggi."apa kamu suka sama laki-laki itu?"

Ellisa mengerucutkan bibirnya. Mendengar bu Anita tidak suka sama Alex.

"Aku tidak melarang Ellis, tapi ibu hanya takut saja kalau akhirnya membuatmu menangis."bu Anita berhenti sejenak menghela napas untuk melepaskan sesak didada yang mendera."lihatlah ibu, Ellis. Ibu itu sangat sayang sama kamu. Yang ibu miliki hanyalah kamu Ellis..."

Ellisa kembali memeluk bu Anita yang matanya berkaca-kaca dengan air mata yang menggenang dikantung matanya. Tangis yang ditahannya."ibu...ibu sayang sama kamu Ellis. Ibu takut kehilanganmu. Apa tidakkah kamu sayang sama ibu?"

"Ibu, bagiku ibu adalah mamaku kedua. Mama yang melebihi mama kandungku. Dan sayangku juga melebihi itu. Jika aku disuruh memilih aku lebih memilih ibu"

Mereka saling tersenyum. Dikecupnya pipi bu Anita dengan lembut. Hingga keakraban mereka terusik saat guru BK masuk kesana.

Ellisa langsung melepaskan pelukkannya. Ellisa hanya tersenyum lalu meraih tas yang ada diatas meja.

Dia keluar dengan terburu-buru. Ellisa tahu kalau pak Burhan suka sama bu Anita. Makanya dia buru-buru keluar ruangan meninggalkan mereka berdua.

*******

"Maaf. Apa ada masalah lagi sama Ellisa?"

Bu Anita mengernyitkan keningnya sambil menatap sinis pada pak Burhan."bukankah bapak lihat sendiri. Apa menurut bapak kami sedang ada masalah?"ucapnya balik bertanya.

"Bu Anita, bukan begitu maksudku. Kenapa ibu marah"

Bu Anita kembali mendengus keras."maaf, pak. Tapi ngomong-ngomong ada perlu apa bapak kesini?"

Pak Burhan berdehem untuk membersihkan tenggorokannya yang agak serak."yah, mungkin bu Anita sangat bosan mendengarnya. Tapi aku tidak bisa memungkirinya bu Anita...."ditariknya napas dalam-dalam lalu membuangnya."bu Anita. Aku ingin mengatakannya sekali lagi. Ntah apa jawaban atau tanggapan ibu padaku. Yang pasti aku ingin mengatakannya lagi"

Diraihnya tangan bu Anita. Digenggamnya dengan lembut. Ditatap kedua mata bu Anita dengan kedua mata pak burhan yang terbingkai kaca mata.

"Aku mencintaimu bu Anita. Sangat. Bahkan aku tidak bisa menghilangkan sedetik pun wajahmu dari pikiranku. Yang pasti aku sangat mencintaimu. Apa bu Anita mau menjadi kekasihku?"

Mata bu Anita membulat mendengarnya. Padahal ntah sudah kesekian kalinya pak Burhan menyatakannya. Tapi hati bu Anita selalu tersentuh.

Pikirannya kembali menerawang usulan Ellisa."kalau mom memang suka dan mencintainya. Terima saja. Toh gak semua orang seperti mantan suami mom kan? Yah... mungkin ini kesempatan kedua mom untuk tidak kesepian"

Melihat bu Anita melamun pak burhan berkali-kali memanggilnya."eh... maaf. Aku jadi melamun"

"Aku tahu."dilepaskan tangan bu Anita. Lalu mencoba berdiri dari tempat duduknya.

"Pak Burhan mau kemana?"dia membalikkan badan menatap bu Anita.

"Aku rasa aku sudah mendapatkan jawabannya"gumamnya pelan. Dia kembali melangkah. Tapi tangan bu Anita meraihnya. Pak Burhan kembali menoleh kebelakang.

"Segitu sajakah perjuangannya?"

"Ibu sudah lihat sendiri seberapa besar aku berjuang"ucapnya agak emosi. Tapi bu Anita hanya tersenyum."terus?"tanya bu Anita lagi.

"Yah, ternyata perjuanganku harus berakhir disini"jawabnya lagi sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Gimana kalau...."bu Anita menjinjit lalu mengecup pipi kiri pak Burhan. Dengan shock pak Burhan membulatkan matanya. Dengan bergetar dilepaskan kaca matanya yang membingkai. Ditatapnya dalam-dalam wajah bu Anita.

Bu Anita hanya tersenyum. Dengan tiba-tiba dipeluknya tubuh bu Anita yang ramping itu.

Memang cantik bu Anita. Walau pun usianya sudah 28 tahun. Tapi dia cantik seperti anak kuliahan. Tubuhnya yang ramping. Montok dan wajah bulat membuat mata lelaki meliriknya.

Tapi semua itu tidak berarti pada mantan suaminya. Dia menceraikannya karena tidak bisa punya anak. Kecelakaan yang membuatnya jatuh dari tangga saat hamil delapan bulan. Mengakibatkan rahimnya infeksi dan kering karena pendarahan. Dan anaknya tak terselamatkan.

My Heart BoatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang