4. Modeling

Mulai dari awal
                                    

"Ya udah lah ga papa, perpisahan kamu isi ya. Nyanyi kaya kelas 7 dulu."

"Iya, insya'allah bu."

Setelah Bu Ami pergi, Lauren langsung menuju tempat duduk-duduk di depan kelasnya. Di sana teman-teman cewenya udah pada kumpul, berisik banget, pada ngomongnya kaya pake toa.

Lauren duduk di samping temannya Fifah, dia mengeluarkan phonselnya untuk menyambung ke WiFi sekolah. Setelah itu dia sibuk dengan segala akun sosmednya.

"Kak Lauren bisa minta tolong ga ?" Lauren mengalihkan pandangannya ke asal suara.

"Hah, iya kenapa ?"

"Kak tolong daftarin yang ikut modeling di setiap kelas donk, aku kebelet banget kak. Sumpah demi apapun, please kak." Lauren terkekeh melihat tingkah adik kelas di depannya itu.

"Iya, sini. Cepet jangan sampe ngeluarin bomnya di sini."

"Iya, makasih Kak. Aku ke toilet dulu." Setelah itu Mia, adik kelasnya tadi langsung berlari menuju toilet di sebelah kelas 9D. Toilet yang sangat dekat dengan posisinya sekatang.

"Sal, Dit temenin yuh data yang ikut modeling."

Setelah itu Lauren, Salsa, dan, Dita memulai dari kelas 9A terlebih dahulu. Dia akan mendata 24 kelas, dari kelas 9 sampai kelas 7. Mubeng-mubeng pake High Hils, moga-moga ga keseleo. Amin, malu banget nget nget kalau tiba-tiba aku jatuh. Kedebuk, beh kalau biasa aku titipin ni muka.

"Hai Put, yang modeling siapa ?" tanya Lauren ke Putri yang sedang duduk di depan kelas bersama teman-teman kelasnya yang lain.

"Eh Lauren, loh kok kamu yang data si ?"

"Ceritanya pendek aku males cerita, panggilin lah siapa yang modeling cepetan."

"Serius ?" tanya Putri sambil menatap jail Lauren, dan Laurenpun mengangguk. Putri tidak langsung pergi, dia menatap serius ke arah Lauren, dia memastikan kalau Lauren tidak akan terkejut.

Setelah itu Putri masuk ke dalam kelasnya, Lauren, Salas, dan Dita menunggu di depan kelas.

Lauren mencoba menghilangkan wajah keterkejutannya, dia mencoba menunjukan senyum terbaiknya. Dia diam saja saat Dita menowelnya, dia tau maksud Dita. Tapi dia biasa saja.

"Ini Ren yang ikut modeling." ucap Putri.

"Oh, oke. Siapa aja namanya ?" tanya Lauren.

"Aulia Rahmadani."

"Arjuna Prio Sembodo."

"Nomer pesertanya di undi, jadi aku bakal ngocok dan jangan salahin aku kalau kalian dapet nomer peserta 1." ucapan Lauren itu membuat semua yang ada di sana tertawa, kecuali model perempuannya. Dia selalu mengatakan itu kepada semua temannya, dia tau rasanya menjadi nomer peserta pertama. Deg-degan banget dah.

Lauren mulai mengocok, dia merasa seperti ibu-ibu yang sedang arisan. Secara dia di rubung, lalu dia membawa buku catetan dan gelas yang berisi kertas. Ckckck, udah cocoklah jadi calon ibu-ibu PKK kayanya.

"Nomer 10, lumayan. Ini nomernya, di pake cewenya ya. Semoga sukses. Ya udah, aku duluan ya Put." setelah memberi nomer, Lauren berniat menuju kelas 8. Tapi dia malah di tahan sama Putri.

"High Hilssnya berapa cm Ren ?" tanya Putri sambil memperhatiin High Hils yang di pakai Lauren.

"10cm kayanya."

"Gila, apa enggak pegel hah, ga takut jatuh ?"

"Ya kalau kamu ga mempersilahkan aku duduk kaki ku pegel, kalau kamu jorokin aku ya aku langsung jatuh. Pasti itu."

DivericationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang