Please Marry My Father (3)

Mulai dari awal
                                    

Draco segera masuk kedalam meninggalkan Hermione melongo didaun pintu.

"Hei, luce... um begini. Well, daddy minta maaf karena sudah membentakmu kemarin. Aku hanya.. uhh emosi..? Maksudku adalah, ung... ayo kita berdamai. Aku merindukanmu..." ucap Draco.

Tangis Lucy sontak berhenti.

"Iya Daddy..." seusai Lucy mengusap air matanya, ia segera menerjang ayahnya dengan pelukan super kuatnya, membuat Hermione yang menyaksikannya ikut tertawa. Lalu ia hanya berlalu menuju dapur untuk mencuci piring yang belum sempat ia cuci.

"Daddy! Apakah daddy sudah makan malam?" Tanya Lucy setelah mereka mengurai pelukan mereka.

"sudah. Tapi aku masih lapar. Memangnya kenapa?" Tanya Draco.

Tanpa menjawab, Lucy menggiring ayahnya ke arah dapur, lebih tepatnya ke meja makan.

"Aku tadi membantu aunty membuat donat kentang ini... ung yang ini buatanku. Jelek sih. Tapi aunty bilang rasanya enak" promosi Lucy. Draco hanya tertawa renyah kemudian mencomot satu buah donat yang bentuknya tak karuan itu.

Ia menggigitnya dan terkejut.

"Well, ini enak. Hahaha pintar sekali sih anak Daddy ini hmm...?" Puji Draco. Lucy terkikik senang mendengarnya.

"Aunty, besok aku tidak sekolah. Dan daddy juga tidak bekerja karena besok hari minggu. Bisakah kita makan siang diluar?" Pinta Lucy.

Draco langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang. Dia pikir, ia butuh penyegaran sebelum diserang setumpuk pekerjaan.

Namun, malam ini ia harus menyelesaikan porsi pekerjaan tadi sore yang tidak keburu ia selesaikan.

"Nah sekarang kau harus pergi tidur atau kita tidak jadi jalan-jalan Luce..." ucap Draco mengingatkan.

"Baik Daddy... ayo aunty, aku mau dongeng putri salju untuk malam ini..." ajak Lucy. Setelah itu Draco memutuskan untuk mandi sebelum berkutat dengan pekerjaan.

***

Hermione mengetuk pintu ruang kerja Draco tiga kali.

"Masuk" sahut suara di dalam.

Hermione dengan hati-hati membawa cangkir berisi teh manis hangat ke meja kerja Draco.

"Maaf, sir. aku tahu kau masih bekerja, jadi aku memutuskan untuk membawakanmu teh." Ucap Hermione.

"eum terimakasih. Kau bisa letakkan saja disana. Nanti aku akan meminumnya" kata Draco.

"Tidak, tidak. kau harus meminumnya sekarang, sir. Aku tahu pasti jika aku meninggalkannya disini, kau pasti akan meminumnya disaat teh itu sudah mendingin" balas Hermione.

Perkataan gadis itu membuat sekujur tubuh Draco membeku.

Mendiang istrinya selalu mengucapkan hal yang sama karena hafal akan tabiat Draco yang satu itu.

"Baiklah... aku minum sekarang" jawab Draco dengan nada sedih, mendadak teringat mendiang istrinya.

Sayangnya Hermione tidak menyadari hal itu, betapa miripnya ia dengan Melani.

Draco baru sadar sekarang. Bahkan mata coklat madu mereka sangat mirip. Ah, Melani juga berambut coklat bergelombang.. semua yang ada di diri Hermione mengingatkannya dengan Melani.

Sayang ia baru sadar sekarang.

"Sir, apa kau mendengarku?" Draco tersadar bahwa ia melamun daritadi.

"Maaf aku melamun. Apa yang kau katakan?" Tanya Draco seraya meraih cangkir dari Hermione dan meniup permukaannya pelan.

"Aku bertanya, apakah masih banyak pekerjaannya? Perlukah aku membantu?" Tanya Hermione sekali lagi.

[OSS] Dramione Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang