.

Pagi itu sedikit berbeda dari hari ribut biasanya, hanya ada enam orang di meja makan, Seokjin, Namjoon, Taehyung, Yoongi, Hoseok, dan Jimin—sembari melahap sarapan pagi yang dibuat oleh Seokjin.

"Jungkook di mana?" Hoseok bertanya sembari menatap Jimin, sementara yang ditatap berjengit kaget dan menggeleng tak acuh.

"Kenapa tanya aku Hyung?" sengitnya tak suka pada Hoseok yang makin mengernyitkan dahi.

"Kau kenapa Jimin? Sedang pms ya?" celutuknya iseng tanpa tahu mood Jimin benar-benar buruk.

"Aku sedang tidak ingin bercanda!"

.

.

.

Ops.

Atau mungkin bukan hanya Jimin saja yang mood-nya sedang buruk karna nyatanya Taehyung tiba-tiba angkat suara meski Hoseok sama sekali tak mengganggunya.

Trang!

"Aku sudah selesai," pamit Yoongi setelah meletakan sendoknya dengan sedikit kasar ke atas piring.

"Terima kasih atas hidangannya Hyung."

Punggung Yoongi menjauh dari meja makan diikuti tatapan keheranan Hoseok dan Namjoon.

"Aku akan memeriksa kamar Jungkook," Seokjin berkata pelan bahkan nyaris tak terdengar. Ia tak menghabiskan sarapannya yang sejak tadi hanya disuap sesekali dan ia aduk berkali-kali. Tak ada niatan mengunyah dan menelan makanan itu karna rasanya akan percuma. Pemuda berambut hitam itu melangkah pergi dari ruangan makan yang berubah canggung.

"Namjoon, apa aku membuat kesalahan?" Tanya Hoseok pada Namjoon yang menggeleng pelan.

"Aku akan pergi latihan," ujar Jimin ikut pergi dari sana tanpa memedulikan jawaban dari Hoseok dan Namjoon.

"Kurasa auranya sedikit berbeda," keluh Namjoon karna tidak tahu apa-apa. Kemarin Seokjin membawa Jimin pulang yang terlihat berantakan. Pemuda itu tak mau bicara apa pun meski matanya membengkak dan terlihat frustrasi. Ia segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu, sikapnya itu sangat aneh.

Dan lebih anehnya lagi, Seokjin juga bersikap aneh, ia menepis tangannya ketika Namjoon menyentuh pundaknya untuk bertanya—mungkin Seokjin melakukannya secara tidak sengaja tapi... Entah kenapa ia sedikit terluka.

Seokjin tersenyum canggung dan berkata ia tidak mau diganggu dulu, lalu pemuda itu segera masuk ke dalam kamarnya tanpa bicara apa-apa lagi. Malamnya pun Seokjin keluar hanya untuk memasak, menanyai tentang Jimin pada Taehyung dan kembali masuk ke dalam kamarnya lagi.

"Ayo kita siap-siap juga Joon-ie," usul Hoseok sembari mengumpulkan piring di meja makan dan membawanya ke Pantry.

"Sudah kubilang itu menjijikkan J Hope-ssi," komentar Namjoon sembari menenggak air mineralnya.

"Sudah kubilang jangan panggil aku J Hope-ssi!"

"Kalau begitu jangan panggil aku Joon-ie atau Namjoon-ie begitu. Tidak cocok dengan gayaku yang gentle!" Protes Namjoon kekanak-kanakan.

"Pppfftth, Gentle bokongmu! Sudah! Sudah! Sekarang bantu aku cuci piring dan kita segera berangkat," perintah Hoseok dan dituruti oleh Namjoon dengan gerutuan kesal.

"Kau memang yang terbaik dalam urusan memancing emosi orang lain ya?" umpatnya dalam nada rendah.

"Paling tidak bukan ereksi orang lain 'kan?" canda Hoseok sembari tersenyum jahil dan dibalas Namjoon dengan decakan ''ewwh' yang terdengar nyaring.

S T E P Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang