#####

"Kau disini rupanya," ucap Myungsoo sedikit berteriak karena orang yang sedang diajaknya bicara sedang duduk cantik di atas pohon di pinggir lapangan.

Kim Tzuyu yang merasa ada suara memanggilnya mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Melepaskan headset yang sedari tadi menempel di telinga.

"Sedang apa kau di atas sana? Ayo cepat turun!" teriak Myungsoo dari bawah. Myungsoo enggan mendongakkan kepala. Karena dia merasa Kim Tzuyu sedang tak memakai dalaman.

"Myungsoo Songsaengnim?" pekik Tzuyu girang. Dengan segera gadis ini menuruti perkataan Myungsoo dan segera turun. Dahan yang dinaiki Tzuyu cukup tinggi. Beruntung Myungsoo tak harus menyusulnya ke atas. Karena apa? Itu semua karena Kim Myungsoo takut pada ketinggian. Sssstttt jangan beritahu siapapun kelemahannya. Myungsoo tak mau ditertawakan!

Tzuyu telah berdiri di sisi Myungsoo. Senyum tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

"Kau lihat mereka?" tanya Myungsoo agak keras sambil menunjuk kerumunan anak-anak yang sedang berada di lapangan. Bermain basket. Tzuyu berjengit heran kemudian mengangguk.

"Mereka anak basket," jawab Tzuyu polos.

"Mereka itu apa?" tanya Myungsoo tak sabaran.

"Apa? Apa maksudmu dengan apa Saem? Aku sama sekali tidak mengerti,"jawab Tzuyu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mereka laki-laki!" geram Myungsoo.

"Ya mereka laki-laki. Lalu apa? Bicaralah yang jelas Saem! Aku sungguh tidak mengerti maksudmu, " seru Tzuyu kesal.

"KALAU KAU TAHU MEREKA LAKI-LAKI, KENAPA BERANI SEKALI NAIK KE ATAS POHON ITU TANPA MENGGUNAKAN CELANA DOUBLE KIM TZUYU?" bentak Myungsoo keras. Tzuyu secara refleks menutup kedua telinga. Semua anggota team basket sampai menghentikan permainan mereka dan menoleh ke arah Myungsoo dan Tzuyu berdiri. Teriakan Myungsoo dan ucapannya sangat jelas terdengar sampai beberapa siswa lelaki yang duduk di bangku cadangan mendesah kecewa karena tak mengetahui keberadaan Tzuyu di atas pohon tadi. Kalau mereka tahu kan mereka bisa ikut mengintip.

"Saem," lirih Tzuyu.

Myungsoo merasa bersalah. Ini memang sangat memalukan. Myungsoo bertindak di luar kendali lagi.

"Ayo kita bicara di tempat lain!" ajak Myungsoo tanpa menatap Tzuyu. Tzuyu mengekor di belakangnya mengabaikan tatapan para lelaki penghuni lapangan basket yang saat ini masih terus memandangnya.

"Menatapku seperti itu, rasanya aku ingin sekali mencolok kedua mata mereka semua dengan penggaris!" omel Tzuyu pelan di belakang Myungsoo. Myungsoo bukan tidak mendengar. Tapi ia memilih mengabaikan sejenak untuk menutupi rasa bersalahnya karena telah mempermalukan Tzuyu di depan umum.

####

Myungsoo mendaratkan dirinya di kursi kantin tempat berkumpul para guru. Beruntung hanya tinggal beberapa guru saja yang masih betah berada di sana. Myungsoo memberi isyarat pada Tzuyu untuk duduk. Gadis ini menatapnya dengan berani. Bahkan terkesan tak perduli.

"Maaf!" kata itu yang pertama muncul dari bibir Myungsoo setelah 10 menit mereka berdiam diri.

"Tidak apa saem. Sebenarnya aku malah merasa senang. Itu berarti anda perhatian padaku," ucap Tzuyu tulus sambil tersenyum. Tidak ada lagi ekspresi tidak peduli yang menurut Myungsoo sangat menyebalkan itu.

"Jangan ulangi lagi. Kau bisa mendapatkan masalah karena hal itu. Berhati-hatilah karena kau seorang wanita. Yang bisa saja jadi korban pelecehan. Aku tidak mau itu terjadi pada muridku," terang Myungsoo panjang lebar sambil berusaha menutupi mukanya yang saat ini terasa memanas karena topik barusan. Bahkan saat ini mata Tzuyu sudah berkaca-kaca karena terharu atas nasehat Myungsoo.

KIM MYUNGSOO  √[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang