Shahan masuk ke kamarku, tanpa ancang ancang, seperti sekedar ketukan atau sapaan hangat. Membuatku terbelalak, aku langsung mendongak dan melihat ke arahnya.
"Apa?" Tanyaku mendapati ia disana
"Itu yang di kamar gue siapa?" Tanyanya dengan mata mengintrogasi
"Siapa?" Aku memasang ekspresi bingung, dan sedikit berfikir. Oiya "itu Keanu bang..." aku baru ingat
"Keanu siapa?!" Dari nadanya, terdengar ia antara bingung dan kaget. "Anak siapa dek? Jangan jangan anak lo ya? Yang selama ini lo sembunyiin gatau dimana, terus mumpung mamah sama papah gak dirumah lo bawa pulang gitu? Ngaku hayo sama gue.." Shahan malah ngoceh tak terkendali
"Sshhhahhhh" aku menyuruhnya diam "sekarang abang tinggal pilih mau tidur sama gue apa sama dia kan?"
"Oh jadi bener dia anak lo? Ya Allah dek gue gak nyangka banget ya ternyata lo itu.."
Aku memotong ucapannya yang tak berlogika itu "...abang lagi ngomongin apasih? Mabok ya lo?" Aku terkekeh "dia gue ajak pulang soalnya kasian tadi di taman sendirian, gadijemput jemput,udah sore, masa iya gue tinggalin kan ga punya hati banget..." jelasku
Sepertinya Shahan tertarik dengan obrolan ini, dia duduk di sebelahku dan memasang muka serius "gila lo, anak orang lo ajak balik?! Kalo tantenya nyariin gimana coba? Kalo emak bapaknya nyariin? Lo kalo ngambil tindakan di pikir dulu dong!"
Aku menghela nafas panjang. Menceritakan segala kejadiannya, aku juga memberitahunya bahwa aku telah menitip pesan pada satpam disana. Kejadian janggal tentang anak itu yang tau namanya tak luput ambil bagian dalam ceritaku. Shahan mengangguk mengerti. Dan kami putuskan menunggu sampai ada kabar, baru besok rencananya kita akan urus urus ke pihak berwajib.
Shahan memutuskan tidur denganku malam ini, katanya ia tidak mudah menerima orang baru. Entah apapun alibinya aku tak terlalu peduli. Tiba tiba ponselku berdering, sebuah pesan dari Alana, aku melirik jam dinding, pukul 1 dini hari? Dasar orang gila, untuk apa dia membangunkanku sepagi ini, untuk apa dia terjaga sampai malam begini, sungguh ini bukan Alana yang biasa. Aku buka pesan itu.
Alana:
HELLOW NEW YORK!!🎉🎉🎉aku memicingkan mataku saat membaca pesan itu, anak ini sehat?
Salinavia:
Kamu sehat sayang? Jangan jangan lagi ngelindur yah😆😆Alana:
Gue di NYC sal... kayak mimpi sumpahh.. ah coba lo ada disini!Salinavia:
perlu banget gue samperin ke rumah apa jam 1 mlm kyk gini?Alana:
????OIYAAA WAKTU NY SM JKT BEDA HAHAHAHAHA DISANA MASI JAM 1 MALEM YAAAA SORRY SORRY.. SANA BOBO LAGIIIII
...sal? Udh tidur ya...
Gue serius di new york sal!!!!
Salinavia:
Apaansih Al?Alana:
Emak gue ngajak liburan semingguan gt di New York, dia naik pangkat di kantor, dan ini hadiahnyaSalinavia:
Kyk mimpi..Tp berarti lo kaga masuk lama? Gue duduk sama siapa kadaalllll
Ngantuk mo bobo
Oleh oleh
Alana:
Ya.. sowwyyyyyIH JANGAN BOBO DULU GUE SENDIRIAN
EMAK LG NUGAS BENTARANNN SAL SAL SALL SALLLL
KOMODOOOO TAHAN NGANTUKNYA BENTAR ETTTTT
tlip.
Aku mematikan ponselku dan mengabaikan semua pesan masuk Alana, kantukku sudah tidak bisa di kompromi lagi. Aku memejamkan mataku. Tangan Shahan tiba tiba memelukku erat, membuat mataku terbelalak lagi, SHAHAN Batinku. Untung dia tidak jadi tidur dengan Keanu, mungkin Keanu sudah tewas akibat kekurangan oksigen saat dipeluk Shahan seperti ini.
..
Aku membuka mataku, kamarku masih gelap. Aku dapat melihat cahaya cahaya yang menerobos masuk melewati celah celah di tirai. Aku bangun, Shahan masih terlelap di sebelahku, Astagfirullah kami melewatkan Sholat subuh. Aku mengguncang tubuh Shahan membangunkannya dan menyuruhnya sholat. Aku bergegas menuju kamar mandi dan segera sholat.
Aku kembali ke kamar, hendak merapikannya, aku melihatnya masih di posisi yang sama, hanya berganti haluan.
"ABANG UDAH JAM BERAPA INI CEPETAN SHOLAAAATTT" aku masih membangunkan Shahan, ia tak mau bangun.
Aku terus mengoceh sambil membuka gorden dan melipat selimut, tidak peduli kalau Shahan sedang menggunakannya.
An: fix gaje. Bhay
Trois Génération: New member
Mulai dari awal