My Doctor Chapter 8

Mulai dari awal
                                    

Apa ? ia akan keruangan nya lagi. Apa ia tidak berniat untuk mengantarkan calon istrinya pulang. Tapi sialan... ia sudah meninggalkan ruangan ini begitu saja tanpa menengok kearah belakangnya lagi.

Aku langsung saja berlari menyusulnya dan langsung menarik tangannya ketika ia akan membuka pintu ruangannya kembali.

"Apa ?" Bentaknya kuat lalu ia mendengus ketika ia melihatku.

Aku sedikit tersentak. Sebenarnya aku benci dibentak. Aku memundurkan sedikit tubuhku dan menatap Dokter Justin sedikit takut.

Sialan Candy. Jangan tunjukan kelemahan mu didepan Dokter Justin. Aku berdehem untuk menjernihkan tenggorokanku.

"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepadamu ?"

Ia tidak langsung menjawab ku dan lebih memilih menatapku dengan dingin. Aku sedikit meringis melihat tatapannya.

Baiklah... aku akan kembali berbicara.

"Aku ingin menanyakan. Apa kau-"

"Apa kau ingin menanyakan tentang perjodohan sialan itu ?"

"Umms... buk-"

Dokter Justin mengangkat sebelah tangan nya untuk membuatku diam.

"Kau akan sia sia."

Aku tersentak melihat tatapan tajam nya kali ini. Kenapa dengan dirinya ? Kenapa ia bisa semarah ini ?

"Lebih baik kau pergi dari hadapanku dan pulang ke rumah mu dengan selamat. Jangan ganggu aku lagi!. Dan satu lagi, lebih baik kau lebih fokus dengan hidup mu, pendidikan mu, dan juga karir mu setelah itu. Dari pada harus menguntit ku dari belakang terus menerus."

Aku menggigit pipi bagian dalam ku.

"Aku mulai muak. Jangan harap juga aku sudah memaafkan mu atas tindakanmu minggu lalu. Kau akan menerima hukuman yang setimpal atas kelakuan tidak sopan mu kepadaku selama ini. Aku rasa kau boleh pergi sekarang." Pundaknya narik turun saat ia menyelesaikan kata terakhirnya.

Ia terlihat sangat marah. Dan aku tau, dia marah bukan hanya sekedar dia mengetahui aku selalu mengikuti nya saja.

Entah kenapa hati sakit.

"Maaf kalau begitu. Aku akan pergi seka-."

"Ya itu lebih baik. Jadi tunggu apalagi! Pergi sekarang. Dan jangan membuat masalah lagi." Ia menunjuk ku dengan jari telunjuk nya tegas

Aku kembali tersentak oleh suaranya lagi.

Tahan...

"Baiklah, tapi... aku juga kesini bukan untuk menanyakan tentang perjodohan itu." Walau memang hal itu masih membingungkan ku juga. "Maaf kalau aku selalu mengganggumu hikss... sialan. Maaf juga karena aku menangis didepan mu sekarang dan plus umpatan tadi. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa menangis. Haha... air mata ini sangat bodoh kau tau. Hikss... ia keluar disaat yang tidak hikss..."

Aku menatap Dokter Justin sekilas. Ia masih menatapku dingin. Tanpa ekspresi dan sangat dingin.
Hatiku semakin sakit melihatnya.

Aku tidak kuat lagi. Langsung saja aku berbalik dan berlari menjauh dari hadapannya.

Kenapa dengan dia?

Aku berbelok kerah tikungan untuk keluar dari koridor yang menghubungkan ruangan Dokter Justin dan kelas Otonomi. Aku berlari semakin cepat namun sedikit terseok seok dengan dada yang semakin sesak.

Oh ya tuhan... kenapa ini sakit sekali.

Aku sedikit tersandung dengan kakiku sendiri. Alhasil aku tersungkur ketika aku melewati koridor sepi yang akan menghubungkan nya ke aula.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang