Akhirnya jam pulang kerja pun tiba, zava bergegas menuju ruang loker untuk mengganti pakaian nya agar segera pulang dan terhindar dari tina
Levin yang sudah menunggu zava di parkiran depan restoran, melihat heran kepada zava yang berlari seperti dikejar sesuatu
"Kenapa kau ? Belakangan ini kau seperti orang yang ketakutan" tanya levin saat zava sudah masuk kedalam mobil dan duduk disampingnya
"Tak apa, sudahlah ayoo pulang" ucap zava terengah engah
"Baiklah" levin mulai melajukan mobilnya menuju rumahnya
Disepanjang jalan, zava terus menerus melihat kearah belakang
"Zavaaa, ada apa dengan dirimu hah ? Tidak biasanya kau seperti ini ?" tanya levin bingung
"Kemudikan saja mobil ini dengan benar agar cepat sampai dirumah" jawab zava tanpa menatap levin
Sesampainya dirumah, zava langsung turun dari mobil dan bergegas menuju gudang yang berada dibelakang rumah levin. Zava menyiapkan beberapa barang yang dapat ia gunakan untuk melawan dan membunuh tina
"Untuk apa ini semua ?" tanya levin berdiri ditengah pintu melihat zava sedang mengumpulkan beberapa benda tumpul dan tajam
"Ini akan aku gunakan untuk membunuh tina, agar kau dan aku tidak terbunuh olehnya. Mimpi mimpi itu terasa semakin nyata dan aku tidak ingin mati ditangan tina apalagi kau, aku tidak ingin kehilanganmu" jelas zava sambil mondar mandir sibuk mengambil satu persatu benda
"Oke baiklah, akan ku bantu kau. Sudahlah tidak usah panik seperti ini, kau kan sudah biasa membunuh. Jika hanya untuk membunuh tina bukankah itu hal yang mudah ?" tanya levin
"Biar aku saja yang menyelesaikan semua ini, aku tidak mau kau terbunuh" ucap zava menghampiri levin
"Aku tidak akan terbunuh, sekalipun aku terbunuh dan mati, roh ku akan selalu bersamamu" balas levin membelai pipi zava
"Kumohon jangan bicara seperti itu, aku benar benar tidak ingin kau terbunuh, aku tidak ingin kehilanganmu, selama ini hanya kau lah yang mengerti diriku" zava terisak didada levin
"Biarkan aku membantumu, kita hadapi ini bersama" ucap levin membelai rambut zava
Zava melepaskan pelukannya dan mengangguk setuju
Zava dan levin merapikan semua benda yang sudah disiapkan, mereka memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum melanjutkan persiapan yang lainnya
Setelah zava dan levin selesai makan malam, mereka kembali melanjutkan mempersiapkan benda yang lain
"Levin awaaaaass !" zava berteriak saat melihat tina hendak menusukkan pisau dipunggung levin
Levin yang terkejutpun langsung berbalik badan tetapi tak ada apapun
"Tidak ada apa apa zava, mengapa kau berteriak seperti itu ?" levin menghampiri zava
"Tadi aku lihat tina akan menusukmu vin" jawab zava
"Sepertinya kau berhalusinasi, sudahlah aku ada job malam ini. Mungkin kau ingin ikut" jelas levin
"Aku ikut" balas zava
Levin dan zava berangkat menuju tempat calon korban levin, kali ini yang harus dibunuh oleh levin hanyalah seorang remaja anak kuliahan yang ingin dibunuh oleh temannya karena telah merebut kekasih temannya tersebut
"Kita membunuh di kost kostan ?" tanya zava heran
"Iyaa" jawab levin singkat lalu keluar dari mobilnya untuk melihat kondisi sekitar
"Sejak kapan level membunuhmu menurun ?" ledek zava menghampiri levin digerbang kost
"Anak itu berani membayarku mahal, kenapa tidak ku ambil, lagipula ini sangat mudah hanya membunuh seorang anak culun yang so tampan" jelas levin
Setelah melihat keadaan sekitar yang sepi dan dirasa aman, levin dan zava perlahan masuk ke dalam kost kostan tersebut dan menuju lantai 2 tempat kamar calon korbannya tinggal
"Kau yang akan menyakitinya atau aku saja yang akan langsung membunuhnya ?" tanya levin saat sudah berada didalam kamar calon korbannya
"Kost ini terlalu banyak orang, aku tidak mau kita ketauan karna teriakannya, lagipula tidak enak jika menyiksa tanpa teriakan dan rintihan. Tidak usah so berani ambil resiko, lebih baik kau cepat membunuhnya dan bawa kepalanya serta isi perutnya" jelas zava
"Oke baiklah" levin menyiapkan pisau nya dan perlahan mendekati calon korbannya yang sedang tidur lelap
Zava menunggu levin didekat pintu dengan sesekali memperhatikan keadaan sekitar.
"Leviiiinn" zava bergegas berlari memeluk levin dari belakang saat di lihatnya tina hendak menusukkan pisaunya ke punggung levin
"Vin tina viiin tinaaa" ucap zava tanpa melepas pelukannya
"Heii tina tidak ada disini, sebentar lagi kita pulang. Aku sudah selesai membunuhnya" jelas levin
"Sangat burukkah mimpi mu itu" batin levin melirik zava
"Kenapa mimpi itu selalu membayangi ku" batin zava kesal
Setelah levin berhasil membunuh korbannya dan mengambil isi perut serta kepala korbannya, levin dan zava bergegas untuk segera pulang sebelum pagi datang
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat ( New Life )
Mystery / ThrillerZavanya Clara Putri Seorang gadis lugu yang memiliki masa kecil sangat menyenangkan, dengan kedua orang tua yang sangat menyayangi nya Tetapi semua nya berubah ketika lahir adik nya yang benama Selena Zahrani Uti, kedua orang tua nya hanya mementing...
Bayangan Mimpi
Mulai dari awal