Hermione membisu, keponakannya, Albus, memohon dengan sangat demi kebahagiaan Harry. Scorpius bahkan membuang sisi Malfoy nya dan ikut memohon.

"Professor, tolong bantu kami. Aku sendiri ingin membuat dad terus tersenyum dan bahagia. Dan dari yang kutau seumur hidupku, hanya uncle Harry yang bisa membuat dad tersenyum bahagia."

Setelah menenangkan dirinya sesaat, Hermione kembali menatap kedua anak itu. "Kalian benar-benar yakin dan tidak akan menyesal?"

"Kami yakin aunt Mione / Professor."

Hermione akhirnya menyetujui meski sisi lainnya tidak menyetujui. Tapi ia menanamkan pemikiran dalam dirinya sendiri 'ini demi kebahagiaan Harry dan juga sebagai penebus dosa kami yang tidak pernah memikirkan kebahagiaan Harry.'

Di keluarkannya time turner yang selalu dikenakannya sebagai kalung. "Albus, Scorpius, aku akan mengembalikkan kalian ke tahun 1996, tahun dimana kami adalah anak-anak tahun kelima. Dan jika kalian berhasil, kalian juga dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Satu hal lagi, aku harap kalian tidak membocorkan identitas kalian sebagai orang dari masa depan. Kalian mengerti?"

"Yes aunt Mione / Professor."

Dikalungkannya time turner itu pada leher Albus dan Scorpius, lalu di aturnya agar dapat membawa Albus dan Scorpius tepat ke tahun 1996.

Tak butuh waktu lama, Albus dan Scorpius kini terlempar ke tahun 1996. "Apa kita sudah sampai?" Tanya Albus.

"Sepertinya." Scorpius mengerling kearah kerumunan murid-murid Hogwarts.

"Jadi一kalian pikir lucu mengubah koridor sekolah menjadi rawa, begitu?" teriak seorang wanita pendek dengan wajah menyerupai kodok kearah dua pemuda berambut merah.

"Itu pama George! dan kembarannya yang um.. sudah meninggal.." pekik Albus kecil.

"Cukup lucu, yeah," kata Fred yang mendongak dan memandang kearah wanita kodok itu tanpa takut sedikit pun.

Kemudian Filch si pengawas sekolah yang menurut Albus menyebalkan itu menyeruak kerumunan mendekati wanita kodok dan memberikan sebuah lembaran.

Perbincangan murid-murid lainnya semakin ramai membuat Albus dan Scorpius tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Yang mereka lihat hanyalah Fred dan George yang menaiki sapu terbang, datangnya sekelompok murid dengan Draco salah satunya mendekat untuk mengepung Fred dan George.

Dan berakhir dengan Fred dan George yang meluncur keluar dari pintu depan menuju matahari terbenam sesudah memerintah Peeves si hantu jahil untuk menjahili a.k.a menyengsarakan wanita kodok tersebut.

Saling pandang, mereka tertawa bersama sebelum akhirnya ingat untuk mencari tempat persembunyian. Memanfaatkan keramaian, Albus dan Scorpius segera berlari menuju ruang kebutuhan untuk menetap.

BRUK!

Albus meringis karena menabrak seseorang di tikungan koridor. "M-maaf aku tidak sengaja." cicitnya.

Mata emerald Albus bersibobrok dengan mata emerald Harry. Kedua wajah yang sangat mirip itu saling menatap.

"Tidak apa, aku juga sedang terburu-buru tadi."

Setelah Harry memastikan bahwa ia tidak melukai anak di depannya ini ia segera berlari menuju asrama Gryffindor.

"Kau melihat tangannya tadi?"

Albus menggeleng, "tidak, memangnya ada apa Scorp?"

"Tangannya berdarah dan terdapat tulisan 'saya tak boleh berbohong' terukir dalam di kulitnya."

Albus bergidik ngilu membayangkannya.

● ● ●

Kini mereka berdua berada di ruang kebutuhan yang telah menyerupai kamar. Mereka bingung apa yang harus lakukan di tahun 1996 ini.

Gegabah sedikit saja mereka tidak tau apa yang akan terjadi nantinya mengingat wanita kodok itu lha kepala sekolah saat ini.

Albus sudah mendengar banyak kisah yang Harry jalani semasa sekolahnya, dan kini ia menceritakannya kepada Scorpius yang menyebabkan Scorpius berpikir kembali.

"Hei Al, bagaimana jika kita memajukan waktu nya ke saat dimana uncle Harry dan teman-temannya akan pergi ke kementerian? Atau mungkin sehari sebelumnya untuk mencegah grandpa Lucius menjalankan tugasnya mengambil ramalan itu?"

"Bagaimana kita mencegahnya Scorp? Dia bahkan tidak mengenal dirimu dan mungkin akan membunuh kita!"

Scorpius tampak berpikir sejenak. "Dad. Aku akan memberitahu dad untuk mencegah grandpa Lucius."

Albus tampak terlihat ragu, tapi menurutnya hanya itu satu-satunya cara untuk mencegah Lucius Malfoy.

Setuju, Albus dan Scorpius mengendap-endap keluar kamar ruang kebutuhan sambil menggunakan jubah tak terlihat milik Harry yang diberikan kepada Albus sebagai hadiahnya masuk ke Hogwarts.

Mereka berkeliling mencari Draco, dan baru menemukannya sore hari ketika Draco sedang berada sendirian di tepi danau hitam.

Setelah melepas jubah tak terlihat dan mengecilkannya sehingga muat masuk di saku, Albus dan Scorpius mendekati Draco.

"Mr. Malfoy.."

Makian hampir Draco lontarkan, namun ia terkesiap memandang kedua anak yang fisik satunya sangat mirip dengannya sedangkan yang satunya lagi memiliki fisik yang serupa dengan Harry Potter.

"Siapa kalian? Aku tidak pernah melihat kalian berada disini."

"Um Mr. Malfoy ada yang harus kami sampaikan kepadamu. Kami harap kamu mau mengikuti kami dan mendengarkan kami."

Draco mendengus tak suka ada yang memberinya perintah. Tapi dikarenakan penasaran akhirnya ia mau mengikuti Albus dan Scorpius menuju ruang kebutuhan dengan tongkat Hawthorn yang ia tudingkan kepada keduanya untuk berjaga-jaga jika mereka berniat mencelakai dirinya.

TBC~
________________________________________

Bagian ini kayaknya gaje banget ya 😂😂

Maafkan daku untuk Bab 5 ini, tadi habis perang dunia ke-empat jadinya otak sulit berpikir 🙇

Dan maaf juga klo bagian ini maksa banget ya kesannya hehe...

Tadinya mau dibuat Hermione itu gamau ngebantuin Al sama Scor tapi gajadi karena ingat klo Hermione itu kubuat untuk ngebantu nyatuin DraRry juga hehe

Yaps cukup dengan curhatnya,

Makasih untuk reader yang tetap setia baca dan nungguin FF ini ^^

W I S HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang