DELAPAN BELAS

Mulai dari awal
                                    

Aku mengangguk mempercayai kalimat yang diucapkan Nayeon aku keluar dari ruang kesehatan dengan langkah yang hampir bisa disebut berlari.
         

           ☆☆☆☆☆

"Bagaimana apa dia sudah sadar?" Tanyaku pada Nayeon yang masih setia duduk dipinggiran kasur So hyun.

"Belum, dari mana saja kau dan apa itu?" Ucapnya sambil bangkit perlahan-lahan melipat tangannya didepan dada.
Aku mengikuti arah pandangannya yang tepat berhenti di tanganku.

"Oh ini, es batu untuk mengompres memar di kening So hyun" jawabku sambil mulai memasukkan beberapa balok es batu kedalam haduk kecil lalu kulipat dengan rapi supaya es batunya tidak terjatuh dan menempelkannya di kening So hyun.

"Apakah kau masih akan lama berada di sini?" Tanya Nayeon memecahkan kesunyian yang meliputi diruang kesehatan.

"Ada apa memangnya? Tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku kearah Nayeon dan masih saja sibuk mengompres kening So hyun.

"Aku baru ingat kalau aku ada tugas untuk menyalin isi buku ini di white board kelas." ucapnya sambil menunjukkan buku tebal bersampul cokelat kepadaku.

"Baiklah, tapi terimakasih sebelumnya telah mau membantuku untuk menjaga So hyun di sini".

"Tidak masalah kita kan berteman". Balasnya.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum  membalas perkataannya.
"Aku duluan ya" ucapnya sambil melambaikan tangan aku mengangguk sambil memandang Nayeon yang akhirnya menghilang dibalik pintu.
    

          ☆☆☆☆☆

  So hyun pov

Kedua bola mataku otomatis langsung mengecil karena tidak terbiasa dengan cahaya terang disekelilingku.

Aku menutup mataku kembali dan perlahan-lahan aku melebarkan mataku hingga kedua bola mataku sudah terbiasa dengan cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan ini.

"Kau sudah sadar?".
Suara yang sangat kukenali terdengar jelas ditelingaku. Aku mencoba  memalingkan pandanganku kearah samping tapi berhenti ketika rasa pening itu datang melandaku.

"Aaahhhhhh...." ringisku kesakitan sambil memegangi keningku.

"Apakah masih sakit?" Suara berat itu kembali ku dengar. Perlahan-lahan aku menggerakkan kepalaku walau masih terasa pening hinggga aku bisa melihat namja itu. Sung jae, .

"Eum..".  Jawabku disertai anggukan.

"Mian. Aku benar-benar tidak sengaja tadi".
Ucapnya dengan tatapan rasa bersalah yang jelas-jelas kentara sekali didalamnya.

Aku terdiam sebentar.
'Jadi Sung jae pelakunya? Tapi tidak apa-apa kalau kejadian yang membuatku terluka ini yang bisa membuatku dan Sung jae menjadi baikan dan berteman kembali. Aku tidak akan merasa marah kepadanya dan  malah akan berterima kasih kepada Sung jae'.

"Tidak masalah. Lagi pula inikan tidak kau sengaja". Jawabku tersenyum sambil memegangi keningku yang luka.

"Ya tapikan tetap saja aku merasa bersalah".

"Tidah masalah, tidak usah dipikirkan. Lagiankan ini sudah terjadi meminta maaf pun tidak akan merubah segalanya seperti semula". Jawabku sambil mencoba memberi penjelasan.

"Sungguh aku meminta maaf atas semua perkataan kasar ku dan sifatku yang tiba-tiba aneh kepadamu. Maaf karena waktu itu aku terbawa emosi dan hal itu membuat emosiku menjadi tidak stabil".

Aku hanya tersenyum, menatap bola mata itu dalam membuatku tahu tidak ada kebohongan disana. Semuanya terdengar dan terlihat tulus dimataku.

"Bagaimana apa kau mau maafkanku? Aku akan mentraktirmu nanti untuk merayakan hari berbaikan kita?"

Aku terdiam sebentar sambil memperhatikan raut wajah Sungjae yang terlihat memohon.

"Eumm... baiklah aku memaafkanmu ayo kita pergi dan kau harus mentraktirku". Jawabku diakhiri dengan senyuman senang.

"Kalau begitu ayo". Ajaknya sambil mengulurkan tangannya yang kusambut dengan senang hati.

      

      ☆☆☆☆☆

       Naeun pov

Aku menunggu Sehun sambil menyesap secangkir kopi yang tadi kubeli disebuah kafe terdekat.

Menikmati secangkir kopi sambil menunggu seseorang itu tidak buruk.

Kopi bisa menghangatkan tubuhku dari hawa dingin yang menerpa kulitku lewat pori-pori ditubuhku.

Drtt....drrtt.....

Ponselku bergetar dan kulihar ada nama Oppa Sehun. Aku menggeser ikon tombol berwarna hijau.

"Yeobseo Oppa".

"Yeobseo Naeun. Mianhae aku tidak bisa makan malam bersama denganmu hari ini sesuai janjian kita sebelumnya".

"Wae Oppa?"

"Ada rapat dadakan dari klien penting"

"Tapi aku sudah menunggumu sedari tigapuluh lima menit yang lalu Oppa". Jawabku kali ini dengan nada ketus sambil menendang kerikil kecil yang berada didekat sepatuku dengan kesal.

"Maafkan Oppa karena Oppa juga tidak tahu akan seperti ini jadinya.
Tapi lain kali Oppa janji kita akan dinner bersama."

"Opp.."

Tut....tut...tut...

"Arghhhh........... sial. Sehun langsung mematikan panggilannya padahal aku belum selesai berbicara."

Erangku berteriak entah pada siapa.

'Ini pasti karena So hyun. Aku akan membalasmu  So hyun. Dasar Bitch'.
*TBC*

Thanks kalo masi ada yang nunggu cerita gaje ku ini karena aku uda lama ngk update.
Jangan lupa vote dan kritik/saran diterima(comment)
#kecupbasahamareadersatu-satu:*

OH MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang