"Benarkah? Terimakasih eumm..."

"Martin. Namaku Martin Williams"

"Nde, Martin" ucap Kyuhyun sambil menyunggingkan senyum ramah.

"Baiklah, ayo ikut aku. Kita akan langsung ke rumah sakit sekarang"

"Tentu"

* * *

South Korean, Seoul

Yoona menghela nafas. Ini sudah waktunya dia bekerja di klub malam. Perlahan dilihatnya Chanyeol yang masih tertidur dengan damainya.

Yeoja itu mengusap pipi Seulong pelan, lalu beranjak dari duduknya.

"Yoona, kau mau kemana?" tanya Sooyoung yang baru masuk.

"Aku akan bekerja, Soo. Tolong jaga Chanyeol oppa ya"

"Kau akan bekerja? Ini sudah malam. Tidak bisakah kau minta izin pada bosmu?"

Yoona menggeleng cepat. "Aniya, aku harus segera menemukan investor. Perusahaan benar-benar sedang dalam masa sulit"

Sooyoung menghela nafas berat mendengarnya. Andai saja dia bisa membantu. Tapi apa daya dia tak mampu.

"Arraseo, kuharap kau berhati-hati saja disana"

"Itu pasti, aku pergi dulu"

* * *

Jerman, Franfurt

Kyuhyun menatap heran ruangan yang lumayan sempit ini, lalu memandang Martin yang kini membaringkan tubuhnya di kasur tingkat pertama.

"Wae? Kau heran? Mulai sekarang kita akan makan dan tidur di sini sebelum ke Afrika"

"Afrika? Maksudnya?" dahi Kyuhyun berkerut tanda tak mengerti.

"Kau tidak tahu? Sebelum benar-benar resmi menjadi dokter disini, kita harus mendapat masa percobaan dengan menjadi relawan. Dan kita berdua mendapat bagian di Afrika"

"Benarkah?"

"Ne"

"Tapi, aku tak pernah diberitahu seperti itu"

"Kau serius? Lalu apa tujuanmu kesini?"

Kyuhyun diam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Aku pikir aku hanya bekerja disini"

Martin diam, lalu tersenyum. "Kau memang akan bekerja. Tapi tidak disini. Kita akan menghadapi masa percobaan dulu baru kembali kesini"

Kyuhyun mengangguk paham. Sepertinya ucapan Martin tak ada yang salah dan dia merasa tak perlu bertanya lebih lanjut.

* * *

South Korean, Seoul

"Jadi apa anda bisa pertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan ayah saya? Saya jamin dalam beberapa tahun kedepan perusahaan kami akan berkembang pesat"

Namja yang masih terlihat berumur 30 tahun lebih itu mengerutkan dahi, lalu menyeringai aneh.

"Kau bisa menjaminnya?" dia tampak memperhatikan lekuk tubuh Yoona. "Bagaimana kalau dengan tubuhmu? Kupastikan kau akan mendapat investasi dari rekan-rekanku juga"

"Nde?" Yoona tampak terperangah. Namja ini lebih terlihat seperti hidung belang dibandingkan pengusaha terhormat.

"Jadi bagaimana?"

"Saya.. maaf.." belum sempat Yoona menjawab, namja itu sudah mencengkram tangannya dan menatapnya seduktif.

"Tak usah menolak. Aku tahu selain ingin mendapatkan uang, kau juga ingin dapat kepuasan bukan?"

[•] ɴᴏᴛ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ [ʀᴇᴍᴀᴋᴇ] ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang