VII. Oriented

Mulai dari awal
                                    

Ketika asap itu sudah terbentuk menjadi wujud padat, Hayley berjengit pelan dan melompat ke belakang Jaebum agar pemuda itu bisa jadi tamengnya. Wanita tua bungkuk yang memakai jubah kusam warna biru, dengan tudung kepala yang menutupi setengah wajahnya. Hayley merasa punggungnya jadi lebih dingin ketika melihat senyuman keriput mengerikan dari nenek tua tersebut. Sambil terus mencuri lihat, Hayls tak meninggalkan tempatnya dibelakang punggung lebar Jaebum.

"Lakhesis." Kata Jaebum pelan. Senyum nenek itu meninggi dan membungkuk kecil meskipun punggungnya sudah sangat melengkung.

"O-oh, Director Im. Senang berjumpa dengan Anda, Tuan."

"Lama tak melihatmu, Lakhesis," Jaebum terdiam sebentar. "Taeyeon."

Hayls akhirnya bisa melihat sekilas mata yang mengintip dari tudung biru itu, warna mata yang senada dengan jubahnya. Lalu asap kembali melingkupi si nenek dengan cepat, setelah asap itu menipis nenek itu sudah menghilang dan digantikan oleh seorang wanita muda yang cantik dan memakai jubah yang sama nenek yang tadi.

"Ah, Tuan Muda. Anda tidak seharusnya memanggil saya demikian." Kata Lakhesis-Taeyeon, dengan senyum yang manis. Jaebum mendenguskan nafas pelan.

"Kau juga tak perlu memanggilku seperti itu, Taeyeon." Kata Jaebum memperhatikan ke arah lain sekilas. "Aku bukan Tuanmu."

Taeyeon tertawa seperti denting bel dan Hayls yakin dia pasti bisa bernyanyi dengan indah. "Ah, maafkan aku, Tuan Muda. Namun sudah seperti kebiasaan mengingat Tuan Besar adalah Ayah Anda."

Hayls tidak punya gambaran apa pun yang tengah dibicarakan oleh kedua orang ini. Mungkin garis besarnya adalah karena Taeyeon memanggil Jaebum seperti majikannya dan Jaebum tak menyukainya, namun karena ayah Jaebum adalah seorang yang penting maka menurut Taeyeon sah-sah saja memanggil Jaebum seperti itu meskipun Hayls bisa melihat keengganan Director muda tersebut saat Taeyeon menyebutkan kata itu.

"Ku lihat Anda membawa seseorang?" kata Taeyeon tersenyum pada Hayls.

Seperti apa yang pernah dilakukan pada Taekwoon saat pertama kali bertemu dengan Jaebum, Hayls malu-malu keluar dari persembunyiannya juga sekaligus khawatir. Hayls pernah membaca di buku Taekwoon soal siapakah Lakhresis itu; ia adalah salah satu dari tiga dewi pembawa takdir atau biasa disebut sebagai Moirai.

Jaebum tersenyum simpul melihat Hayley dan kembali pada Taeyeon. "Seorang murid baru. Sedang ku perkenalkan mengelilingi Akademi."

"Oh," kata Taeyeon dengan wajah terkejut namun juga seperti sedang menggoda Director. "Murid spesial lagi, huh? Bukankah waktu itu sudah ada di asrama para anak laki-laki?"

"Hayley datang dari dari keluarga Jung." Kata Jaebum tanpa emosi. Namun Taeyeon hanya tertawa, ia lalu memandang Hayls ramah.

"Baiklah. Selamat datang, Nona-?"

"Hayley. Hayley Williams." Kata si rambut merah cepat dan tersenyum tinggi yang dibalas oleh Taeyeon.

"Nona Williams," Taeyeon tersenyum. "Ini adalah tangga menuju ke asrama putri. Aku adalah penjaga di asrama ini, seperti yang kau tahu, selain pekerjaan tetapku." Katanya sambil mengerling jenaka. Hayley hanya terkikik pelan.

"Apa ada semacam kata kunci atau sesuatu jika ingin masuk kemari?" tanya Hayls.

"Mudah saja," kata Taeyeon menjentikkan jari dan pintu besar asrama putri itu berderit terbuka. "Tidak ada kata kunci, namun kecuali kau adalah Director Akademi, para pengajar dan anak perempuan, kau tidak boleh masuk ke asrama ini."

"Kurasa sudah cukup perkenalannya." Kata Jaebum. "Aku akan mengajak Hayls kembali berkeliling."

"Ah, sayang sekali. Padahal aku sudah membukakakn pintuku untukmu, Nona manis." Kata Taeyeon dengan wajah menyesal sambil tersenyum. "Yah, mungkin lain waktu. Ku tunggu kehadiranmu di asramaku."

The AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang