My Doctor Chapter 30

Mulai dari awal
                                    

"Jazy..." Candy mengambil alih anakku di pangkuannya. "Tenanglah hey..." Ia memeluk anakku dan benar saja, ia langsung menangis memeluk tubuhnya erat.

"Ayo Mommy... Jazy tidak ingin bermain sendirian lagi."

"My Doctor..." Candy kembali menatapkku. "Kenapa Jazy jadi bisa sehisteris ini ?." Tanyanya sambil mengelus punggung anakku penuh kelembutan.

"Aku akan menjelaskannya nanti malam. Buat dia setenang mungkin, aku akan mencari ibuku. Aku harap ia berada di ruangannya." Aku bangkit dan menuju lantai bawah untuk mencari ibuku. Aku harap Candy bisa menanganinya lebih dahulu, karena dialah yang bisa menangani anakku untuk sekarang.

Aku menemukan ibuku tengah duduk diruangan keluarga. Aku menghentikan langkahku saat melihat apa yang tengah ia pangku.

Sebuah bingkai foto, dan aku tau bingkai foto siapa itu.

"Mom..."

"Mom tau. Tenanglah, Candy pasti bisa menangani Jazy untuk sementara. Apakah kau tidak bisa-"

"Mom sudah berapa kali aku katakan aku butuh waktu."

"Sudah berapa kali Mom juga katakan. Lupakan dia Justin. Dia sudah mempunyai kehidupannya sendiri. Begitu pun denganmu. Kau sekarang mempunyai istri yang pantas mendapatkan hatimu itu. Jangan tenggelam dengan masa lalumu. Kau lihat, anakmu kesepian. Andai ibunya masih bersama kita. Jazy tidak akan-"

"Dia sudah pergi Mom. Jangan harapkan dia kembali. Itu sangat mustahil." Aku duduk menghampiri ibuku. Duduk disebelahnya, mendongak menatap langit langit rumahku. Aku menyandarkan tubuhku di sofa yang aku duduki sekarang.

"Ya, sangat mustahil. Apa kau akan menyia - nyiakan kesempatan ini lagi Justin ? jangan buat dirimu kembali gelap. Kau sudah terlepas dari semua itu. Kau pantas untuk bahagia. Kau juga yang mengatakan bahwa kau bukan Justin yang dulu, kau baru. Baru berarti kau harus membuka halamanmu yang masih kosong, dan halam kosong itu harus kau isi lagi dengan sesuatu yang baru. Mom sangat yakin, Candy lah yang akan menjadi isi baru di halamanmu yang masih kosong itu. Jangan hilangkan kesempatan ini lagi." Ibuku menatapku penuh keyakinan. Ia menyimpan jas ke Dokterannya dan menempatakan bingkai yang ia pegang di meja disisinya.

Aku menatap bingkai itu. Hatiku kembali merasakan kepahitan yang sudah aku kubur dalam dalam. Rasa bersalah itu kembali hadir saat melihat gambaran darinya.

"Jazy kesepian. Kau tau itu Justin. Mom memang tidak bisa selalu berada di sisinya. Mom bisa menjaganya dengan baik. Tapi lihatlah, bahkan Jazy masih merasa kesepian. Ia butuh seorang-"

"Mom, bisa kau tidak menekanku lagi. Aku tidak bisa." Aku menggeram.

"Apakah itu karena Candy sebelumnya adalah muridmu yang tidak kau sukai ?."

"Mom-"

"Pikirkan lagi Justin. Mom tau kau pun tertarik kepadanya saat kau pertama kali melihatnya di ruanganmu." Potongnya lagi.

"Bukan itu yang aku maksud. Ini tetang perasaanku. Aku tengah mencoba untuk menerima Candy di kehidupanku. Tapi itu butuh proses, aku tidak ingin pernikahan ini menjadi menggantung bila kau masih menekanku seperti ini. Ini keinginan mu bukan ? jadi, tolonglah mengerti aku. Aku tengah mencoba."

Ibuku menutup rapat mulutnya menjadi satu garis tipis. Aku tau pembicaraan ini tidak akan ada hasilnya. Tapi dia yang memulainya. Aku tengah mencoba untuk menjadi apa yang ibuku inginkan. Dan... dan kemungkinan, itu akan berhasil. Entahlah, aku pun masih ragu. Aku belum merasakan apapun untuk Candy. Hatiku masih kosong saat aku tengah bersama dengan dia. Mungkin nyaman iya. Tapi bukankah harus ada kata lebih bila sebuah pernikahan ingin terus berjalan. Dan aku sedang mencobanya.

MD : Just me | 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang