"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu..." ucapnya lirih.

"Wae? Kau kenapa? Apa kau sakit?" Yoona segera panik dan memeriksa kondisi tubuh Ara.

"Aiissshh! Yaa! Im Yoona, aku tidak sakit! Kau cepat duduk!" ucap Ara sembari menunjuk kursi di hadapannya pada Yoona.

"Maaf, maaf... Baiklah, apa yang kau ingin tanyakan?" Yoona kini melipat tangan di dadanya.

Ara menatap Yoona sejenak, "Apa kau menyukai Kibum Sajangnim?" Tanya Ara.

Yoona melongo segera, "Ara, kau gila... aku hanya menyukai.." tiba-tiba perkataan Yoona terhenti, wajahya merona perlahan. Ia kini menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Ah, tentu saja kau menyukai suamimu...hahaha"

"Kenapa kau bertanya begitu? Jangan-jangan kau menyukai Kibum?" selidik Yoona sembari menatap Ara curiga.

Ara menyunggingkan senyumnya dan mengangguk.

"Benarkah? Apa aku harus bilang pada Kibum?"

"Jangan kau lakukan!!" geram Ara. Yoona hanya terkekeh.

"Tenang saja Ara, aku dan Kibum hanya teman.. kita berdua sudah berteman sejak kecil! Kau harus berjuang mendapatkannya oke?" jelas Yoona bersemangat. Ara mengangguk namun hanya tersenyum tipis.

'Yoona, aku tahu dia menyukaimu. Sudah lama aku memerhatikan tingkah lakunya. Saat ia datang, orang yang pertama ia perhatikan pasti kau. Aku juga pernah memergokinya memerhatikanmu di balik pintu. Dia benar-benar menyukaimu Yoona. Aku mungkin hanya memiliki harapan kosong...' batin Ara.

**

"Benar juga aku harus cepat-cepat mengungkapkan perasaanku pada Yoona..." Donghae berbicara pada dirinya sendiri sambil mengendarai mobilnya. "Tapi harus bagaimana ? Apa aku harus membawakan bunga? Atau cincin? Tapi kan kita sudah punya cincin pernikahan... Aisshh memikirkannya saja membuatku frustasi!!" ujarnya sembari mengacak-acak rambutnya sendiri. "Harusnya aku tadi bertanya pada Sica..."

Akhirnya Donghae memutuskan membeli seikat bunga mawar merah yang cantik untuk acara pengakuannya. "Apa Yoona akan menyukainya? Dia itu bukankah yeoja lelaki? Bagaimana bisa aku memberikannya bunga?" Donghae mendengus sambil memerhatikan Ahjumma penjaga toko bunga membungkus bunga-bunga pesanannya.

"Tuan, wanita manapun akan tersentuh hatinya bila ia diberi seikat bunga cantik seperti ini.." jelasnya tiba-tiba.

"Benarkah? Walaupun yeoja itu tomboy sekalipun?" Tanya Donghae. Ahjumma itu mengangguk membenarkan. Donghae yang mendengarnya langsung tersenyum cerah.

**

Malam harinya, Donghae bersiap menjemput Yoona tak lupa seikat mawar ia simpan di jok belakang. "Im Yoona! Aku akan mengungkapkannya padamu malam ini... kau harus menghargai usahaku! Aku sudah memesan restoran paling mahal kesukaanmu khusus malam ini..." ujar Donghae pada jok di sampingnya seakan-akan Yoona berada di sana.

Donghae meminggirkan mobilnya ke tepi jalan, sebuah telepon masuk membuatnya melakukan hal itu.

"Eomma, ada apa?"

-

"Tidak bisa Eomma, lain kali saja.. aku sedang ingin berduaan dengan Yoona. Eomma, annyeong.." ucap Donghae singkat dan langsung memutus sambungan telepon ibunya.

"Eomma, maaf.. mohon mengertilah malam ini akan sangat penting untuk kami berdua" ucapnya pada layar handphone.

Donghae mulai menyalakan mobilnya. Tiba-tiba ia menghentikan kegiatannya karena melihat sosok yang sangat dikenalnya.

We Are Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang