Rosè tak banyak berpikir pun mendekat. Park Joy--kakak kelas sekaligus koordinator acara festival nanti--yang baru saja menyerukan namanya.

Barulah Rosè memberikan senyum cerahnya.

"Hai, Rosè," sapanya singkat.

"Hai, kak, ada apa?" tanya Rosè.

Joy memberikan secarik kertas pada Rosè. "Ini list buat minggu ini. Sehabis sekolah nanti ada acara?"

Rosè menggeleng sebagai jawaban, dia memerhatikan daftar belanjaan yang terbilang cukup banyak dan asing.

"Bagus, ajak Wendy, Jungkook, dan Junhoe. Mereka satu divisi dengan kita, kan?"

Kali ini Rosè mengangguk.

"Nanti beritahukan untuk kumpul saja di sini, biar aku yang menghampiri kalian setelah kelas selesai. Kita cari sama-sama, ya," jelas Joy.

"Memang dananya sudah cair, kak?" tanya Rosè yang merasa kebingungan. Lagi pula siapa sih yang mau menanggung beban dana sebesar ini demi festival sebelum dana cair? Yang ada takut dananya habis duluan.

Tapi, Joy membalasnya dengan dua acungan jempol. Senyum cerianya menunjukkan bahwa semua dalam kendali. Itu artinya dana festival sudah cair dari atasan.

Joy melambai. "Jangan lupa, ya, Rose!"

Rosè melangkahkan kakinya menuju ruang musik, tempat anak-anak ekskul musik berkumpul. Dia berniat mencari partner untuk festival musik. Katanya tahun ini penilaian untuk festival tidak hanya pada vokal individu, tetapi juga bagaimana dia menguasai sebagai vokal ke dua. Rosè jadi bingung sendiri memikirkan mau mengajak siapa. Terlebih Wendy sudah memiliki pasangan.

Mungkin jiwa musik sudah turun-temurun dalam keluarganya. Rosè dihadiahi suara emas nan merdu. Membuatnya tak mau menyia-nyiakan waktu untuk tak berkarya.

"Rosè kau ikut festival?" Rosè tidak melamun, pikirannya hanya sedang tak di tempat saja. Meskipun cukup terkejut dengan kedatangan Jungkook yang mendapati Rosè menyandarkan badan di samping pintu masuk ruang musik.

"Kenapa tidak masuk?" tanyanya lagi.

"E-eh..." Rosè merasa bingung menyampaikannya.

"Kau mencariku? Tadi kak Joy ke kelas, kan? Apa dia menyampaikan sesuatu?"

"Ah ... iya, dia meminta divisi acara berkumpul sepulang sekolah," jawab Rosè atas pertanyaan Jungkook.

Jungkook pun mengangguk paham. "Kenapa kau tidak masuk? Ada kak Choa, Wendy, dan Jimin juga di dalam, sepertinya sedang latihan vokal," kata Jungkook.

"Kau ...  ikutan festival vokal, kan?" tanya Jungkook hati-hati. Alasan Jungkook berhati-hati saat bertanya adalah mimik muka Rosè yang seketika mengalihkan pandangan dari Jungkook. Dia tampak gelisah dengan memainkan kedua jemarinya yang saling bertautan.

Pastinya Rosè merasa kecewa karena Wendy sudah terlebih dahulu mendapatkan partner, karena mungkin Wendy tak tau jikalau Rosè ikut serta dalam festival vokal. Hal itulah yang Jungkook tangkap saat menatap Rosè yang tampak gelisah ini.

Jungkook memang cerewet. Batin Rosè.

"Sudah dapat partner? Mau berpartner denganku? Aku belum dapat partner." Jungkook menggaruk tengkuknya. Merasa tak enak menawarkan hal ini pada Rosè. Matanya menatap langit-langit. Detik berikutnya, dia berpikir. Apa yang sedang ku lakukan?

Good MOM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang