Hizamaru tiba-tiba menunjuk petaku. Oh. Iya. Peta dari giok ini menunjukkan posisi musuh di kota lain dan tim Touken Danshi yang dikirim ke sana.
Musuh di dekat kami baru saja tiba...
Ctar!!!
Petir saling menyambar di langit. Sebuah lubang terbuka di langit dan terjunlah musuh seperti kerangka ular yang menggigit tantou.
Easy?
"Aruji!" Hizamaru menarikku jauh-jauh dari jatuhnya gerombolan kerangka ular itu. "Aruji sebaiknya mundur. Bokken Aruji takkan berguna di sini."
Musuh berjatuhan dari langit seperti hujan. Ini mengerikan...
Para Touken Danshi menebas mereka dengan mudah. Tapi karena jumlah mereka banyak, mereka jadi kewalahan.
"Mundur!!" Kuperintahkan semuanya untuk mundur.
Ctar!! Ctar!!
Musuh datang lagi. Dari setiap lubang yang terbuka di langit muncul banyak musuh!! Apa kita bakal menang?
"Kyaaa!!"
"Midare!!"
Aku berhenti dan berbalik arah. Midare, anak perempuan berambut peach itu jatuh. Kalau sudah jatuh begitu... dia bakal dikeroyok! Apalagi senjatanya tantou.
Zraaash!!!
Tepat di depan Midare, Higekiri muncul menebas mereka semua.
"AHO!! KAU MAU SOK KEREN SENDIRI??"
Aku langsung menyusulnya dan membantunya menebas mereka. Benar. Bokken-ku tidak berguna di sini. Pukulanku boleh keras. Tapi kalau tidak sampai menghancurkan musuh, percuma saja!!
Midare. Anak itu ketakutan di belakangku. Tangannya tergores parah tapi seharusnya dia masih bisa melawan.
"Kumpulkan keberanianmu!!" Yeah... Aku cuma bisa bilang begitu sambil melawan mereka.
Sebenarnya aku sendiri takut. Kami seperti melawan segerombolan tawon dengan sumpit...
"ANIJA!!" Hizamaru datang membantu.
Mereka datang. Mereka ikut membantu kami. Bocah rambut emas pun datang menyelamatkan Midare.
"HEAAAH!!!!" Aku memukul satu musuh terakhir sampai hancur berkeping-keping. Aku langsung membantu membuka peta. "Mustahil..."
Ada simbol merah besar tepat di belakang gerombolan musuh ini. Aku tidak berani melihatnya tapi...
Mata kami sudah bertemu...
Di belakang gerombolan ini, aku melihat mata biru terang menyala dari sosok pria besar yang membawa pedang panjang. Panjang sekali... Apa itu ootachi?
Sepertinya pria itu lebih besar dari kebishi sebelumnya. Tidak... DIA BIG KEBISHI!!!
Wushh!!!
Dia mengayunkan pedang panjangnya itu kuat-kuat... Kami semua terdorong jauh bahkan sampai terbang.
"Aaaaa... Siapapun tolong!!" Aku benar-benar panik. Aku yang terbang paling jauh sampai entah mendarat di mana...
Buk! Buk! Bruaak!!!
Aku menghantam bebatuan dengan punggungku!! Ini sakit sekali... Aku muntah darah. Ya... Sudah pasti. Toh mulutku juga membentur batu saat mendarat.
Aku berhenti dalam posisi terlentang. Aku tidak bisa berdiri. Badanku serasa remuk...
Aku tidak bisa melihat Higekiri dan Hizamaru. Juga yang lainnya. Suara dentingan pedang mereka terdengar di kejauhan. Sepertinya mereka sedang bertarung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lords of Time (Hiatus For A While)
FanfictionSaniwa x Higekiri x Hizamaru Awalnya aku tidak percaya. Lalu aku tiba di ruangan ini, bertemu orang-orang berseragam saniwa yang sedang mengadakan rapat. Mereka bilang The Grand Saniwa is dead. But the battle must continue... Mereka menarik orang-or...
Battle 4
Mulai dari awal