1

1.5K 183 40
                                    

09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


09.00 A.M KST, Ruang Klub Film Universitas Bang

"Nama?"

Aku tersenyum lebar. "Park Eun Sol." Aku menggenggam tanganku sendiri, masih dengan muka tersenyum lebar.

Senior Min Yoongi memandangku dengan tatapan aneh. "Ya sudah teruskan perkenalanmu," katanya dengan nada gusar.

Sekuat tenaga aku menahan diriku agar tidak mengumpat kepadanya. Seniorku ini memang sangat jutek.

Apalagi ditunjang dengan wajahnya yang judes dan tatapan matanya yang seperti meremehkan. Setiap orang yang melihatnya untuk pertama kali pasti bisa langsung menebak bahwa ia adalah orang yang galak.

"Perkenalkan, nama saya Park Eunsol, semester 4 dari jurusan Bisnis Manajemen, fakultas Ekonomi. Alasan saya ingin mengikuti klub film ini karena saya suka fotografi," lanjutku, dengan nada yang masih berusaha untuk excited di wawancara rekrutmen anggota klub film.

Yoongi sunbae menaikkan sudut bibirnya, kembali menatapku dengan tatapan matanya yang -ugh- sangat menyebalkan. "Kau tau film dan fotografi adalah hal yang berbeda? Kalau suka fotografi kenapa kau tidak ikut klub fotografi saja?"

Aku menghembuskan nafasku. Aku tidak habis pikir mengapa orang-orang menyukainya padahal ia sangat amat menyebalkan.

"Bagi saya, fotografi adalah sebuah estetika. Maka dari itu, saya ingin memindahkan estetika fotografi yang saya tahu ke dalam film lewat klub film ini. Saya harap...,"

Orang menyebalkan di depanku langsung terbahak. "Ngawur. Kau benar-benar ngawur," potongnya.

Aku mengerutkan alisku, tak terima dengan tuduhan ngawur yang ia lontarkan kepadaku. Aku sudah belajar fotografi dari klub fotografi yang aku ikuti sejak SMA. Tentunya aku sedikit paham dengan apa yang aku ucapkan.

"Sunbae, biarkan saya melanjutkan...,"

"Dengarkan aku," selanya.

"Fotografi dan sinematografi adalah dua hal yang berbeda. Aku bisa melihat kau terbiasa dengan fotografi. Orang fotografi terbiasa mengkomunikasikan idenya hanya dalam satu frame foto. Beda halnya dengan sinematografi yang harus mengkomunikasikan idenya dengan banyak gambar, atau biasa disebut ber-sequence," jelasnya.

Kali ini aku harus mengakui bahwa Min brengsek Yoongi terlihat pintar. Atau beneran pintar.

Aku sedikit bisa melihat mengapa orang-orang memilihnya sebagai Presiden Klub Film.

"Kurasa kau akan lama untuk beradaptasi," lanjutnya. "Genre fotografi apa yang biasa kau foto?"

Genre fotografi.

Aku langsung menelan ludahku. Selama ini aku hanya membidik dengan kamera yang kuanggap pro hanya dengan mengandalkan perasaanku. Aku tidak peduli genre apa yang sedang kulakukan. Jika hasilnya kuanggap bagus, berarti fotoku artsy.

You Owe MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang