Hanya perasaanku saja atau memang dia sedikit kecewa? ketika aku hendak menjawab ia merengkuhku kedalam pelukkannya. astaga, mataku membelalak saking terkejutnya. Ini didepan umum!

"Aku senang kita bertemu Ella, aku sungguh merindukanmu" ucapnya ketika memelukku

Kaki ku mulai lemas, sebelum pertahananku goyah aku melepaskan pelukannya.

"Lucas.." kupaksakan senyuman yang malah terlihat seperti sedang merengek

"Maaf, aku hanya.."

"Tidak apa" aku sedikit melangkah mundur untuk menjauhkan jarak antara aku dengannya, aroma tubuhnya membuatku semakin rindu, rindu dengan pelukannya.

"Apa temanmu sudah datang? mau kutemani sampai ia kemari?"

"Tidak! err tidak perlu maksudku ia sudah menunggu disini" mataku mulai mencari-cari yang bahkan aku sendiri tidak mengerti.

"Itu dia" kutunjuk pria di belakang Lucas yang sedang duduk sendirian. Lucas menoleh ke arah yang ku tunjuk.

"Maaf Lucas, aku harus pergi"

"Ella" ia memanggil namaku dengan lembut, aku suka caranya memanggil namaku "Boleh aku menghubungimu... sebagai teman?"

Teman? aku tertegun "tentu" ucapku. Benar, kini kami hanya sekedar teman. Bodohnya aku masih berharap lebih.

Aku berjalan melewati Lucas ke arah pria yang kusebut 'sedang menungguku' tadi. "Bye Lucas" aku melambaikan tanganku padanya, aku berjalan mundur sambil menatapnya dengan amat sangat pelan. Tapi ia tak kunjung berpindah tempat. Aku bingung sekali apa yang harus kulakukan.

"Pergilah ia menunggumu" Lucas mengisyaratkanku pada pria yang kutunjuk tadi

Aku berhenti, tersenyum kikuk. Menggaruk dahiku yang sebenarnya tidak gatal. Kepalaku tetunduk, memandangi sepatuku yang mengenakan flat shoes berwarna merah.

Baiklah, kubangun kembali kepercayaan diriku. Aku berbalik meninggalkan Lucas, menghampiri pria yang kurasa sedang memandang ke arahku.

Aku langsung duduk dikursi depannya, jarak kami terhalang meja. Aku malu setengah mati. "Hai" aku sedikit berbasa-basi untuk mencairkan suasana.

Pria itu terus memandangku sambil menyilangkan tangannya didepan dada. Huh, sombong sekali.

Ia mencondongkan badannya ke arahku "Aku mendengar percakapanmu dengannya"

Apa-apaan pria ini. Dia aneh sekali. Atau sebenarnya aku yang lebih aneh? baiklah kuladeni saja.

"Oh, berarti kau tau kan maksudku duduk di sini? apa kau sedang menunggu seseorang?"

"Kau beruntung, aku sendirian. Hei, ngomong-ngomong kekasihmu terus-terusan memandang ke arah sini"

Sok akrab sekali dia. Tunggu, apa yang di maksud Lucas? jadi dia belum pergi? aku terlalu takut untuk menoleh ke arahnya.

"Apa dia masih belum juga pergi? asal kau tau aku bukan pacarnya" aku menyangkal ucapannya.

"Kalian terlalu rumit, dan kau semakin memperumit keadaan. mengapa kau harus berpura-pura? kau ingin membuatnya cemburu? atau kau malu karna masih belum memiliki pasangan. Memangnya kenapa sih? aku tak faham mengapa orang-orang selalu resah dengan status jomblo, ambil positifnya sajalah. Bisa hidup bebas"

Aku memutar bola mataku, astaga. Betapa cerewetnya pria ini andai saja didepanku ada segelas air. Mungkin gelas itu sudah kosong karna kusiramkan ke wajahnya.

"Aku menyesal duduk disini" aku hendak beranjak pergi, tetapi lelaki gila ini mencegahku.

"hei, baiklah.. maaf. Aku akan berpura-pura sebagai kekasih atau temanmu, terserah. Asal kau tau, aku pandai berakting"

Aku mengangkat sebelah alisku. Apa otak pria ini sedikit geser? "Aku tidak memintamu untuk melakukan itu semua, aku hanya numpang duduk di kursi kosong ini"

"Bisakah kau membelikanku burger atau semacamnya? aku lapar"

---

Hai cuap2 sedikit ya.

Aku baru belajar nulis. Masih amatir, jadi aku butuh banget kritik dan saran yang membangun. Kalo misal ada yang salah juga gapapa kok dikoreksi, aku malah seneng.

Btw, part ini gasampek 1000 kata. Tapi aku ngerasa meras otak pake banget, jujur susah. Yaallah aku minta maaf sama author lain yang kadang aku komplain "kok pendek banget" ternyata cari inspirasi itu sulit.

Vote & kome yaa, tolong bantu share juga.

Xoxo

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang