~♡~
Hampa mendominasi keadaan,ketika ingin mencoba lepas dari rasa itu ia merasa sangat sulit, begitu banyak kejadian yang membuat ia lebih memutuskan untuk tetap merasakan kehampaan, takut dengan kenyataan yang akan diterimanya tapi dia menginginkan untuk lepas dari semua itu. Dia hanya belum memiliki keberanian dengan menerima kenyataan yang akan diberikan kepadanya.
Terdengar helaan napas yang berat disebuah ruangan yang keadaannya begitu gelap,mungkin ia tak ingin terlihat menyedihkan oleh orang yang berada diskitarnya meski sbenarnya itu mustahil karena mereka mengetahuinya malah dari awal mereka mengetahuinya. Mereka hanya prihatin dengan hidupnya yang tak memiliki warna lagi.
Berbagai fikiran kesimpulan yang dia dapat setelah melihat kejadian tadi di bandara sebenarnya hubungan mereka itu apa. Benarkah yang berada difikirannya ini. Karena tidak menutup kemungkinan apa yang dia fikirkan memang benar adanya karena dia sangat tahu kalo dia begitu mengejarnya, tapi sangat menghargai hubungannya ketika ia dan kekasihnya terdahulu bersama,sangat jauh dengan dirinya yang malah membuat kekasihnya sendiri itu menderita setiap bersamanya fakta yang sangat menyakitkan kalo ia sangat jahat brengsek melakukan semua itu hanya untuk memanfaatkan.
"Sso..apa pantas aku menampakkan diriku didepanmu"tanya chanyeol lirih kehilangan kepercayaan dirinya,mengingat tadi dibandara tidak begitu jauh ketika ia datang dan disambut dengan pekikan seseorang yang membuat banyak spekulasi difikirannya,seperti enggan melihatnya.
"Jika aku menginginkanmu, apa kau akan memberikan aku kesempatan kembali"ujar chanyeol meski dalam fikirannya dia tahu kalo dia tak tahu diri jika menginginkan itu,tapi perasaan,hatinya sendiri yang begitu kuat menginginkannya.
"Aku tak perduli apa pandangan yang akan orang orang berikan kepadaku ketika aku melakukannya,tapi aku akan berjuang aku sudah berubah dan akan memperlihatkan kepada semua orang bahwa aku memang pantas untukmu"yang kepercayaan dirinya kembali lagi setelah tadi sedikit hilang. Tapi hati dan fikirannya tak pernah bohong kalo ia chanyeol memang menginginkannya,dan membuat ia bahagia adalah tujuan hidupnya mulai dari sekarang.
~♡~
Keadaan pagi ini begitu terasa berbeda yang dirasakan seorang gadis yang tengah menghirup udara dibalkon kamarnya, entahlah ia merasa akan ada yang berbeda ketika ia kembali kenegara kelahirannya ini, bukan karena maid yang berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing yang terlihat dari balkon kamarnya yang sedang merawat halaman rumahnya. Ia sudah biasa melihat itu semua entah dirumahnya yang ada di negara yang sedang dipijakinya atau di amerika sana.
"Sebenarnya apa yang akan terjadi,kenapa aku merasa cemas. Apa terjadi sesuatu dengan appa dan eomma disana?" Tanya sso pada dierinya sendiri, sampai ia terlonjak kaget saat ada sepasang tangan memeluk perutnya dari belakang.
"Pagi chagi"ujar seorang laki-laki yang berada dibelakangnya,sembari menumpukan dagunya dipundak sso. Sso ia langsung tersenyum mendengar suara yang sangat ia hapal dengan benar. Sso membalikan badannya dan tersenyum masih dengan posisi yang sama laki laki itu memeluknya dan dibalas dengan sso yang memeluknya juga.
"Selamat pagi oppa" jawab sso dalam dekapan pria itu. Sso tersenyum merasakan pria itu mencium rambutnya. "Kau tahu, kau membuat oppa khawatir pulang tanpa memberi tahu oppa, seharusnya orang yang kau hubungi itu oppa bukan eonnimu sso-ya"ujar pria itu merenggangkan pelukan mereka agar bisa melihat wanita didepannya ini. "Mianhe,sebenarnya aku ingin memberi tahu oppa, tapi oppa sedang berada diluar kota melakukan pekerjaan,mana mungkin aku memberi tahu oppa bukan,bisa bisa oppa langsung pulang dan meninggalkan pekerjaan oppa yang tidak pernah propesional jika ada aku"ujar sso sembari terkekeh mengingat kelakuan prianya ini. "Ckkk kau ini,tahu apa kau propesional aku selalu propesional,meski meninggalkan pekerjaan tapi aku masih sempat memberikan tugasku pada yang berhak mengatasinya, aku lebih mementingkanmu dari pada pekerjaan yang membuat aku tidak bisa menemuimu"jawab pria itu sedikit kesal atas ucapan sso yang tidak propesional "nde nde dan oppa lebih membuat kekasihmu yang marah padamu begitu bukan"ucap sso "kau benar sekali chagi, kau lebih berharga"jawab pria itu dan mencium kening sso. Sso sangat bangga kepadanya ucapan pria itu tanpa membandingkannya dengan kekasihnya."Hya hyung!! Kapan kau kemari"ujar sebuah suara yang cukup membuat telinga sakit akibat ucapan lantangnya.membuat keduanya mengalihkan tatapan kepada suara yang baru datang,dan menghampirinya"Hey kau,pelankan suaramu kau pikir telinga kami tuli apa!" Ujar orang yang dipanggil hyung itu kesal. Yang malah dibalas dengan cengiran "kan kamar ini kedap suara jadi tak akan mungkin terdengar keluar, jadi aku berteriak memanggilmu"jawab pria itu santai sekali sambil tersenyum. "Kau benar benar bodoh tae hyung, kamar ini memang kedap suara tapi orang yang kau panggil ada didalam kamar otomatis dia bisa mendengarnya berbeda jika orang itu berada diluar kamar, aisss begitu saja kau tidak tahu lulus tidak sih saat kau sekolah" jawab lelaki itu kesal dengan tingkah aneh V, sso hanya terkekeh melihat perdebatan mereka yang seperti anak kecil.
"Hehe mianhe kim joon hyung, mungkin aku terbiasa seperti itu dirumahku ini, dan asal kau tahu semua sekolahku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan"ucap V masih dengan keanehannya "ya aku tahu kau lulus dan itu sangat mengherenkan begini saja kau tidak tahu, dan apa yang kau katakan tadi,rumahmu, ckkk kau benar benar ya, ini rumahku yang selalu kau perlakukan seperti hotelmu jika tak ingin pulang kerumahmu yang sebenarnya"ujar joon oppa malah semakin kesal dengan tingkah V. "Kau sudah tahu aku lulus kenapa malah bertanya lulus atau tidak dan..." "Ckk sudahlah aku lelah melihat kalian yang terus bertengkar dengan pembicaraan bodoh dan aneh itu, sudahlah kajja kita sarapan" ujar sso memotong ucapan V agar tidak bertambah panjang urusannya. Dan dijawab dengan anggukan keduanya dan menggandeng kedua lengan sso kanan kiri.Ya sso sangat tahu V sangat sering dirumah ini baik hanya untuk tidur seperti ucapan oppnya"hotel" atau hanya untuk berkunjung meski tahu sso tidak ada disini,dan hanya ada oppnya tapi itu membuat ia lebih akrab dengan oppanya, ya mengingat V adalah teman masa kecil dan keluarga mereka sangat dekat jadi itu tidak masalah bagi keluarga sso dengan kelakuan V semaunya dirumah yang sama marganya ini.kim
~♡~
Tempat didepannya ini membuat ia melamunkan kejadian beberapa tahun lalu yang masih belum bisa ia lupakan, entah harus menjadi kenangan dan pembelajaran atau hanya pantas untu dibuang dan tak perlu diingat kembali.
Kafe didepannya ini adalah tempat terburuk yang pernah ia alami, ditempat itu ia melihat kekasihnya dulu bersama wanita lain yang bahagia terlihatvdari mereka yang melempar senyum berbeda sekali jika dengannya, ia harus memancingnya swndiri agar lekakinya itu bisa tersenyum didepannya meski hasilnya nihil. "Kurasa aku begitu sangat bodoh" ucap sso dengan lirih. Beberapa detik kemudian mata sso langsung terbelalak kaget ketika pintu kafe terbuaka dan seorang laki-laki keluar dari dalam sana dan melihat kepadanya. Pandangan mereka beradu dan sso tak tahu arti tatapan lelaki itu kepadanya yang terasa aneh dari pancaran matanya. Dan sso enggan mengetahuinya.
Ssopun mengalihkan tatapannya dan langsung pergi dari sana,berusaha untuk menjauhinya.
"Tunggu!!"ujar laki-laki itu berlari kearahnya dengan langkah yang cukup tergesa
"Tunggu sso, aku ingin berbicara padamu"ungkap laki-laki itu berdiri didepannya menghalangi langkah sso. Sso hanya menunduk tidak melihat lawan berbicaranya didepan. Terdengar helaan napas dari laki laki itu dan memegang tangan sso meski sedikit ragu. dan dengan berbagai perasaan ia membawanya kedalam kafe tempat berakhirnya hubungan mereka dan pertemuan kembali mereka.
#tbc.
YOU ARE READING
will never see you again
Fanfictionpenyesalan selalu datang terlambat yang orang orang katakan kini aku merasakannya,bahkan ini lebih parah.aku kehilangan segalanya setelah ia pergi, seperti orang frustasi ketika mengingatnya,takut,malu,kecewa dan ragu jika mengharapkannya. Bolehk...
part 3
Start from the beginning