"Tuan Jeon? Ny Jeon? Apa maksudnya? Itu terdengar tak asing," gumamnya dalam hati, ia berusaha mengingat ingat, sepertinya ia pernah mendengar nama tersebut, tapi kapan? Dan dimana? Aishhh,,, setelah lama berperang dengan pemikirannya sendiri, akhirnya ia pun ingat, orang yang bibi ini maksudkan adalah ahjumma dan ahjussi yang kemarin memeluknya. Oke. Sepertinya otak jeniusnya sudah mulai bekerja setelah memakan daging mentah.

"Bibi mengenal appa dan eommaku?" Ucapnya bertanya. Kali ini ia merasa penasaran.

"Tentu ,, bibi mengenal ayahmu, dia adalah CEO Sukses pemimpin perusahaan dan memiliki banyak cabang di berbagai negara, beliau orang yang ramah dan baik hati" ucapnya seraya ia meminum siruf merah dan matanya tak henti menatap bocah kelinci di depannya ini.

"Apa bibi berteman baik dengan appaku?" Ucapnya lagi untuk memastikan. Wanita itu tampak tersenyum menyeringai dan menjilat bibirnya yang belepotan oleh siruf tadi.

"Yeah.. bisa di katakan seperti itu, jadi kau tak usah takut padaku" ucap wanita paruh baya itu seraya menuangkan siruf merah itu pada gelas Kookie yang masih kosong. Kookie yang melihat itu hanya meneguk salivanya sendiri dengan susah payah.

"Apa aku terlihat seperti itu? Ahaha tidak bi... aku sama sekali tak ketakutan" ucapnya yang berusaha untuk bersikap tenang. Membuat wanita itu mengeluarkan smirknya.

"Kau memang anak yang pintar, minumlah" setelah makan daging, kau di haruskan meminum ini nak," ucapnya yang kali ini tengah menyodorkan segelas siruf merah pada bocah kelinci itu. Namun bocah itu sama sekali tak menerimanya. Ia masih diam dan menatap gelas itu lamat.

"Tenang saja,,, ini tak beracun" ucapnya lagi dan membuat Kookie merasa tak enak hati untuk memperhatikannya lebih lama lagi. Dengan cepat ia menerima gelas itu dan meminumnya seteguk.

"Uhuk uhuk" ia terbatuk kala minuman aneh itu memasuki tenggorokannya. Kalung itu sekarang terasa panas. kookie khawatir jika kalungnya itu akan pecah sekarang.

"Aigoo Kookie.. pelan pelan" ucap Hyunkyung yang baru saja membuka suaranya setelah lama ia terdiam di tempatnya. Ia melirik sang ibu yang sedang tersenyum puas.

"Aku belum mengenalmu dengan baik, aku hanya melihatmu melalui acara televisi, berkat Jjongi anak bibi yang selalu menceritakanmu, bibi jadi sangat penasaran. Ternyata benar, selain penurut, kau adalah anak yang baik dan juga.... tampan seperti ayahmu" ucapnya dengan sedikit menjeda di setiap kalimatnya.

Kookie yang mendengar itu hanya dapat tersenyum canggung. Sebenarnya apa maksud bibi ini? Mengapa ia terlalu bertele tele.
.
.
.
.
.
.

Tap tap tap

Terdengar langkah kaki seorang namja bermata sipit tengah sibuk mencari seseorang yang sangat ia khawatirkan. Sesekali ia melirik arlojinya serta mengacak rambutnya frustasi.

"Oh Jungkook-ah... kemana lagi kau hah" ucapnya frustasi serta matanya yang tak berhenti mencari ke segala arah tempat kemungkinan dimana sang adik berada.

Tak jauh dari sana terlihat seorang namja bermata elang tengah berdiri di seberang jalan. Ya. Ia mengikuti sang kakak. Ia ingin menjelaskan apa yang telah terjadi di sekolah.

"Yoongi hyung!!!" Teriaknya dan berhasil membuat sang kakak menoleh ke arahnya. Yoongi memutar matanya malas ketika melihat sosok yang membuatnya kesal setengah mati.

"Hyung... aku akan menjelaskan semuanya" ucapnya sontak membuat Yoongi menatapnya.

"Apa yang ingin kau jelaskan?" Ucapnya dingin, ya ia sangat marah. Benar benar marah. Taehyung yang melihat raut wajah memerah sang kakak, bergidik ngeri membayangkan kemarahannya yang begitu besar.

Wanna Be You're Star✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang