“ Logan, ini penthouse baru… sebentar lagi…”

“ aku tak suka yang berantakan…” ujar Jerremy menyalakan tvnya.

Kami semua terdiam karena malu, aku merasa agak envy karena milikku jjuga lumayan berantakan, well,…ada perkembangan karena aku mulai merasakan sendiri jadi benda-benda tidak di lantai lagi, tapi tetap saja agak berantakan.

Interior penthouse Jerremy adalah warna coklat mahoni , cream, dan putih. Tidak ada poster atau apapun, dia hanya menambahkan foto-foto keluarganya dan foto-fotonya dengan teman-temannya dan cast-cast Narnia, dimeja-meja.

Couchnya berwarna coklat dan sangat nyaman, tvya berukuran 32 inch, dia tidak membawa video games apapun, tapi dia punya dvd. Yang mengaggumkan dari penthouse ini adalah selain bersih dan rapih, dia dapet akses ke kolam terbesar. Sedangkan aku dan Dean tidak mendapat kolam sebesar itu. Yeah… seenggaknya bisa berenang.

“ aku berani sumpah ini membuatku envy..” ujarku

“ yeah… tadinya aku mau mengacau, tapi… agaknya kita tidak akan mendapat TGI Friday yang… wild…” ujar Dean

“ okay, karena kalian sudah ada disini… kalian mau minum apa?” Tanya Jerremy

“ uhm… cola?” ujarku bersamaan dengan Dean.

“ baiklah,..” ujar Jerremy berjalan kearah kitchennya. Kitchennya sangat rapih dengan peralatan masak yang komplit, oven , penggorengan dan lain-lain. Sedangkan aku penggorengan saja jarang terpakai.

Jerremy membuka kulkasnya dan betapa terkejutnya kami, banyak beer, vodka, wine, whiskey…

“ ooh… vodka, I changed my mind… boleh minta?” Tanya Dean

 Jerremy pun melemparkan sekaleng vodka pada Dean.

“ kau tak mau?” ujar Jerremy padaku

“ uhm.. terakhir kali aku coba aku benar-benar losing control, pagi harinya aku mual, sakit kepala … dan… lain-lain…”

Jerremy dan Dean terdiam.

“ oh baiklah… lets pop a popcorn!!!” teriak Jerremy

Dia berjalan mengambil 3 kantung popcorn besar dan memaganggnya

“ kau bisa memanggang? Kau bisa masak?” tanyaku

“ yeah… um… pie apel, aku bisa masak ayam, tidak special, tapi setidaknya kalau aku lapar, aku punya pegangan… dan aku bisa memanasi pizza…” ujarnya

“ hanya memanasi?” Tanya Dean

“ yeah.. setidaknya dia tahu caranya menggunakan oven dean..” ujarku

“ kenapa? Kalian begitu payah sehingga tidak bisa menyalakan oven…” ujarnya sambil mengeuk fosternya

“ kau bisa masak apa?” ujarnya menujuk padaku dan Dean

“ roti panggang!” ujar Dean, telihat bangga

Jerremy, terdiam, menahan tawa

“ dan kau?” tanyanya padaku

Aku menggigit bibir bawahku, Dean berusaha menahan tawa, tapi sebelum aku menjawab , dia sudah tertawa keras

“ hey what’s happed buddy?” Tanya Jerremy

“ cereal..” ujarku mantap

Jerremy terdiam, Dean masih tertawa keras

“ kau menyebut membuat cereal memasak?????” ujar Jerremy

“ uhm… roti lapis….?” Ujarku

Mereka berdua tertawa.

“ oh okay, okay… kita bisa pesan Pizza sekarang…” ujarku

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang