Sumber foto: http://www2.padi.com/blog/2016/10/10/blue-mind-healing-power-water/
Semua keahlian yang ia miliki sebagai fotografer sebenarnya karena papanya. Papanya penggemar kamera dari sejak dia kecil. Namun karena jaman dulu memotret tidak bisa menghasilkan uang, papanya menjalani kehidupan dengan masuk sebagai pegawai kelistrikan. Dan akhirnya bisa mencapai jabatan kepala divisi 1 kelistrikan di Kota Lilin dibawah pimpinan papa Kenang. Tapi tetap saja papa-nya itu hobi memfoto. Dan mengkoleksi kamera disela-sela kesibukannya sampai sekarang.
"Hey ... probably we should go to the shore to shoot another picture for you before we're going back to the city."
Pemuda swedia itu menepuk pundak Merah yang kelihatan dari tadi menerawang ke arah pantai. Mereka sedang mengisi perut tadi di warung indomie tidak berapa jauh dari pantai.
Merah mengangguk " Thanks man. But, I think I've got enough. Or do you want to pose more to make your muscle look sexy?" kekehnya.
"Have I told you that I don't exposed my muscle to anybody? I am afraid that all Indonesian girl would love it too much" membalas cibiran Merah sambil membuka-buka kaos kutungnya atas bawah memperlihatkan bagian perutnya yang six peck itu dan berlari ke arah parkiran.
Merah tergelak. "Dasar, Show off!" teriaknya. Lalu melihat ke bagian perutnya sendiri. Kapan aku bisa seperti itu. Menepuk-nepuk perutnya geli.
Sesampainya di mobil yang mereka sewa untuk membawa mereka ke kota Daun, Merah teringat hpnya yang dia kantongi dari tadi. Menghidupkannya karena ia memang mematikan powernya sejak tadi pagi.
"Waiting a call from your girl?" mengedip jahil pada Merah. Yang membuat Merah terkekeh dan menggeleng padanya.
"Nope. Not a girl. Girls!" kekehnya lagi.
Pemuda Swedia yang bernama Arron itupun tergelak" Yeah right .. I didn't see you talk romantically on the phone with any girls since we came"
"Do you think I want you to stare at me when I do that?" sambung Merah sambil mencibir ke Arron.
Arron langsung tertawa kecil lagi melihat jawaban Merah yang tidak mau kalah. Mereka memang suka saling melempar ejekan seperti ini sejak bertemu pertama kali. Rasanya mereka sudah lama berteman. Tapi karena Arron memang orang yang gampang bergaul jadinya terasa perjalanan 2 minggu ini tidak jadi membosankan.
Ia kembali membaca pesan Kenangan 2 minggu lalu.
Kenang: Mer, bisakah kita bertemu lagi besok?
Dan mengetahui bahwa sudah 2 kali Kenangan menelfon dia. Tercantum miscall yang tidak dia angkat itu dengan warna nomor merah. Ia memang sengaja tidak mengangkat. Lebih baik rasanya membuat Kenang berpikir bahwa dia sedang sibuk. Dan sedang tidak bisa di jangkau daripada harus mengetikkan alasan basa-basi. Toh Kenangan juga pasti akan bosan mengontaknya. Menghela nafas.
***
Pagi ini ia kelihatan letih. Baru kemarin malam dia sampai dari Pantai Badai. Tidak ingin rasanya masuk kantor walaupun bosnya sudah mengancamnya dengan berbagai cara. Salah satu cara dengan menelfon Kayleen yang ia putuskan 2 tahun lalu secara tiba-tiba. Karena Will sudah tidak tahan dengan kecerewetan dan dominasinya. Kata bosnya dia akan bilang pada Kayleen bahwa Will masih mencintainya dan bla..bla..bla.. kalau ia tidak datang hari ini. Sialan kan? Bos macam apa dia?
Menarik gagang pintu Starbuck. Ia harus minum kopi. Mood booster-nya. Kali ini ia minta double espresso untuk hot black coffee. Lalu duduk di kursi pojok pintu. Tidak ada kursi lagi yang bisa ia duduki dekat jendela pagi itu karena tampaknya semua pekerja kantor banyak yang sudah berpikiran sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersemu Merah
FantasyKenangan kecil mengalami tragedi yang sangat menyedihkan. Namun masa itu seperti menghilang dari ingatannya karena seorang sahabat kecil bernama Merah William Atmaja. Anak itu menarik dia keluar dari bayang-bayang gelap mimpi buruk suram. Mengubahn...
PART 13: Phobia Tentang Kenangan
Mulai dari awal