9. You Make Me Pound

Mulai dari awal
                                    

"Apakah tidak apa-apa kita juga memesan makanan?" tanya Woojin. Merasa tak enak hati pada kekasih Seonho.

"Tidak apa-apa, lagipula tuan Kim sendiri yang bilang kalau kita boleh memesan apapun." Joo Haknyeon mulai angkat bicara. Ia tetap menatap beberapa menu yang tertera dalam buku.

Seorang pramusaji dengan setia masih berdiri di sebelah Haknyeon. Menunggu segerombolan manusia yang sedang sibuk memilih makanan. Dan pada akhirnya, semua makanan yang terdapat pada menu pun dipesan oleh Joo Haknyeon. Ya, dia memang tidak tahu malu. Sedangkan Woojin hanya menatap Haknyeon tajam.

"Hehehe, selagi kita ditraktir oleh tuan Kim. Kesempatan tidak akan datang dua kali." si pemuda Joo hanya memperlihatkan deretan gigi putihnya lalu tertawa.

Jinyoung hanya menggelengkan kepala. Suhu tubuh Haknyeon berubah seketika melihat seorang pemuda dengan wajah yang sangat familiar. "G-guru Ung?!"

Lee Euiwoong namanya. Teman kantor Seonho. Guru TK manis yang sangat menyayangi anak-anak. Bagaimana Haknyeon tak jatuh hati pada guru yang satu itu? Benar-benar membuat perasaan Haknyeon campur aduk dibuat.

"Halo tuan Haknyeon, tuan Woojin, dan semuanya." dengan tutur ramah nan sopan, guru yang akrab disapa Ung menebar senyum tipis. Namun mampu membuat Haknyeon kejang-kejang.

"Halo guru Ung. Sedang apa di sini?" tanya Woojin sembari tersenyum.

"Ah, aku habis makan malam dengan teman-teman ku." jawab guru Ung. Haknyeon makin terpesona.

Terlihat dari wajah Park Woojin yang tersenyum—lebih tepatnya menyeringai, "Guru Ung, apa kau pulang dijemput?"

"Tidak, sepertinya aku akan menaiki bus." jawab guru Ung sopan.

Seringai Woojin semakin melebar, memamerkan gigi gingsul yang terdapat dalam mulut. "Ah, kalau begitu biar Haknyeon saja yang mengantar. Tak baik malam-malam begini pulang sendirian."

Sedetik kemudian pemuda bernama lengkap Joo Haknyeon melotot. Menampakkan raut wajah takut-takut nan cemas. Mendadak ia seperti terkena serangan jantung, "A-AKU?!"

"Ah, tidak usah. Aku bisa naik bus—"

"Tidak, akan saya antar guru Ung pulang." ucap Haknyeon dengan wajah semerah tomat. Keringat mulai mengalir pelan dalam tubuh.

Euiwoong terlihat berpikir sejenak, "B-baiklah. Terima kasih."

Park Woojin menahan tawa, ia kemudian memukul punggung sang kawan yang sedang merona hebat. Terlihat dari siluet mata Haknyeon mengatakan 'Bajingan sialan kau, tapi terima kasih banyak.'

Haknyeon berjalan keluar dari restoran bersama guru Ung. Park Woojin dan Bae Jinyoung hanya tertawa pelan melihat reaksi si pemuda Joo. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Haknyeon dan guru Ung berjalan bersama.

"Lihat wajah paman Haknyeon. Seperti sedang menahan angin, pfttt—"

"Benar, ah kenapa pula wajahnya mirip babi—"

Percakapan dua pemuda berbeda umur itu berlanjut lama. Sepertinya Haknyeon sedang cegukan sekarang. Daehwi, Jihoon, serta Hyungseob hanya bisa menggelengkan kepala. "Sudahlah, kasihan Haknyeon." ucap Jihoon.

Jinyoung dan Woojin akhirnya berhenti berbicara. Sedikit mengusap air mata yang keluar dari pelupuk. Daehwi yang ingin melihat menu makanan seketika panik. Pandangannya mendadak gelap gulita. Tak bisa melihat apapun. Sebuah tangan besar menutup matanya. Pemuda cantik itu berteriak keras lalu menampar seorang pemuda.

PLAK

"Aduh, sakit Daehwi!"

Daehwi melebarkan mata. Sosok pemuda yang selalu ia nantikan kedatangannya tengah mengusap pipi pelan. Sudah 3 bulan lebih dan pemuda itu kembali muncul di hadapan matanya. "S-samuel?!"

The Bodyguard from Cina [ guanlin/seonho ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang