Kisah Sepotong Roti

12 0 0
                                    

Bukan!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bukan!!

Ini bukan 'Kisah Sepotong Roti' yang pernah kamu baca sebelumnya. Kisah ini adalah kisah fiksi yang saya (Venus Pricilla) karang sendiri. Kisah tentang cinta, ya cinta. Cinta seorang wanita untuk seorang pria yang amat dia dambakan.


Wanita: "Aku sayang kamu."
Pria: "Tapi aku tidak."
Wanita: "Aku tahu."
Pria: "Lalu kenapa masih bertahan dengan perasaan itu?"
Wanita: "Nanti kamu akan tahu sendiri."

Hari berganti, tahun demi tahun berlalu. Wanita itu masih setia dengan kesendiriannya. Suatu hari, dia kembali dipertemukan dengan pria itu.

Wanita: "Aku masih sayang sama kamu. Bahkan jauh lebih sayang kamu dibandingkan dulu."
Pria: "Kenapa? Temui pria lain, cintai dia, jangan aku."
Wanita: "Aku tidak bisa. Kau tak perlu membalas, kau cukup menikmatinya."
Pria: "Baiklah."

Mau tak mau, mereka harus bertemu setiap hari karena ditempatkan di divisi yang sama. Entah ini yang dinamakan jodoh atau tidak.

Pria: "Aku lapar."
Wanita: "Makan roti ini untuk sarapan."
Pria: "Tapi aku tidak suka roti."
Wanita: "Untuk hari ini saja."
Pria: "Terima kasih."
Wanita: "Roti itu mungkin bisa diibaratkan dengan aku."
Pria: "Maksudmu?"
Wanita: "Kamu tak suka roti sebagaimana kamu tidak menyukaiku. Setelah kenyang, kamu akan melupakan roti itu, dan bahkan mungkin kamu takkan ingat lagi kalau kamu pernah ditawarkan sepotong roti sebelumnya. Dilupakan begitu saja."

Keesokan harinya, si pria kembali dibuatkan roti oleh si wanita, tapi kali ini lebih enak rasanya dibandingkan yang kemarin. Esoknya kembali lagi dan lagi selalu begitu. Roti yang dibuatkan wanita itu semakin lezat.

Suatu hari, si wanita ditugaskan keluar kota. Tak ada lagi roti untuk santapan sarapan si pria. Seminggu setelah pulang dari tugasnya, si pria langsung menghampiri si wanita.

Pria: "Mana roti untukku?"
Wanita: "Tak ada. Aku tak mampu lagi membuatkanmu roti yang lebih enak dari sebelumnya. Roti terakhir adalah roti paling lezat, aku tak bisa lagi memberikan yang lebih dari itu. Lagipula, bukannya kamu tidak suka roti? Aku masih ingat ucapanmu ketika kutawarkan roti untuk pertama kalinya."
Pria: "Kini aku sudah terbiasa dengan roti darimu. Aku tak peduli apakah itu rasanya tidak seenak kemarin. Buatkan aku roti setiap hari."
Wanita: "Aku sibuk. Mungkin aku akan dipindahtugaskan ke kota lain setelah ini. Tak ada lagi roti untukmu. Kau bisa membeli roti di tempat lain."
Pria: "Kau benar!"
Wanita: "Benar?"
Pria: "Nanti kamu akan tahu sendiri. Masih ingat dengan ucapanmu itu? Dan kini aku telah mengerti."
Wanita: "Apa itu?"
Pria: "Saat kau tawarkan roti, awalnya aku menolak. Namun lama-kelamaan aku terbiasa menikmati rotimu. Aku hanya perlu menikmatinya, begitu katamu. Setelah kenyang, aku akan lupa dengan sepotong roti itu. Bagaimana mungkin? Aku menikmatinya, bahkan setiap hari. Ketika rotimu bisa menjadi candu untukku, bukan tak mungkin cinta yang dulu kau tawarkan padaku akan menjadi kebutuhanku juga, kan?"
Wanita: "Maksudmu?"
Pria: "Ayo kita coba. Buatkan roti untukku setiap hari, dan berikan cinta untukku juga."
Wanita: "Apa yang membuatmu tiba-tiba berubah pikiran?"
Pria: "Sepotong roti darimu membuatku sadar bahwa itu bukan sekadar adonan yang mengenyangkan, namun juga ada sebagian hatimu yang kau berikan setiap hari untukku. Kini roti itu menyatu dalam darah dan dagingku, bahkan menyentuh hatiku."
Wanita: "Aku tak menyangka sepotong roti dariku bisa meluluhkan hatimu yang keras."
Pria: "Ya, kau berhasil!"



-Selesai-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 20, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kisah Sepotong RotiWhere stories live. Discover now