Tegukan pertama.
“Astaga pahit juga.”
Tegukan kedua.
“Ah, lumayan.”
Tegukan ketiga.
“Astaga oppa ini nikmat sekali.” Ucapnya senang.
“Jadi… Nikmat sekali, hm?”
Tubuh Seul Hee membeku saat mendengar suara itu. Suara itu. Tidak, tidak mungkin jika orang lain memiliki suara yang sama dengan suara yang didengarnya sekarang. Dia menatap Yoon Gi, Yoon Gi hanya menatapnya kosong dengan ekspresi yang benar-benar tidak bisa diartikan olehnya.
Dengan ragu-ragu dan sedikit takut Seul Hee menolehkan kepalanya ke arah belakang diikuti dengan tubuhnya yang ikut memutar. Di sana, ada seorang namja yang menyandarkan tubuhnya di pintu kedai ini, tepat di samping tempat duduk Seul Hee dan Yoon Gi.
Seketika cengiran canggung itu tergambar di wajah Seul Hee.
“Hehe… Jimin…”
“Kau bilang mau beli ice cream, hm? Kau sudah tau cara berbohong padaku.” Tanya Jimin dengan nada dingin nya itu.
“Dan kau hyung. Kenapa kau mau saja membawanya ke sini? Kau kan tau aku, Jungkook, dan juga Ji Na melarangnya untuk ini.”
“Aku tidak punya kesempatan untuk menolaknya. Dia memintaku dengan segala cara, Jimin-ah.” Ucap Yoon Gi datar.
Jimin menatap Yoon Gi frustasi, tapi dia tidak terlalu memperlihatkannya. Pandangan Jimin kembali mengarah pada Seul Hee yang sudah menunduk.
“Sekarang kau ikut aku. Hyung. Kami duluan ya.” Ucap Jimin pada Yoon Gi.
Yoon Gi hanya mengangguk dan tersenyum tipis pada mereka berdua. Yoon Gi benar-benar memegang perkataan nya untuk tidak membela Seul Hee untuk hal ini.
Sekarang Jimin dan Seul Hee sudah berada di atas bus. Seul Hee masih tidak berani mengucapkan pembelaan untuk dirinya. Jimin pun tidak mengatakan apa-apa setelah mereka pergi meninggalkan Jimin.
Mereka berdua masih bungkam, Jimin berjalan di samping Seul Hee tanpa berbicara sedikitpun. Seul Hee menundukkan kepalanya dan melirik Jimin sesekali.
TAP.
Seul Hee menahan lengan kiri Jimin, Jimin menghentikan langkahnya dan menghadap Seul Hee.
“Wae?”
“Jangan mengacuhkanku, aku bingung.” Singkat Seul Hee.
Jimin menghembuskan napasnya dan menunggu perkataan Seul Hee selanjutnya.
“Aku tau aku salah. Aku membohongimu dan aku melakukan sesuatu yang kau larang. Aku minta maaf Jimin.” Sesal Seul Hee.
Jimin menghembuskan napasnya lagi dan menaruh telapak tangannya di atas kepala Seul Hee.
“Aku senang kau menyesalinya. Aku mohon jangan lakukan itu lagi. Kau tau apa akibatnya kan, sayang? Aku melarangmu bukan tanpa alasan, kau tau itu.” Terang Jimin.
Seul Hee mengangguk dan menggigit bibir bawahnya, Jimin tau Seul Hee menahan tangisnya, dan Jimin juga tau jika Seul Hee takut jika Jimin marah. Jimin pun menarik tubuh Seul Hee ke dalam pelukannya.
“Sudah, aku tidak marah lagi…” ucap Jimin sambil mengusap kepala Seul Hee, membiarkan yeoja-nya itu menangis dalam diam di dalam pelukannya.
*FLASHBACK OFF*
“Aku masih mengingat jelas kejadian saat itu. Seul Hee benar-benar seperti anak kecil saat itu. Dia benar-benar takut jika Jimin marah.” Lanjut Yoon Gi.
Diam-diam Jungkook melirik Jimin, dia ingin tau seperti apa reaksi Jimin selama mereka mengungkit masa lalu Jimin dan Seul Hee. Jimin terdiam. Dia menatap kosong cangkirnya itu.
Jungkook tidak tau apa yang ada di pikiran Jimin sekarang, yang jelas Jimin tidak menghentikan pembicaraan mereka yang mengarah tentang masa lalu mereka itu.
“Hmm, sepertinya aku akan tidur duluan, hyung. Perjalananku cukup melelahkan untuk hari ini.” izin Jimin yang langsung bangkit dari posisi duduknya. Jimin pun menepuk pundak Jungkook.
“Jika kau belum tidur, berarti Jimin akan melihat Seul Hee tertidur tanpa kau halangi.” Bisik Yoon Gi pada Jungkook.
Jungkook hanya tersenyum tipis.
“Aku ingin semua ini selesai dengan cepat. Aku tidak ingin noona-ku terluka lagi.” Batin Jungkook.
Di samping itu, Jimin sudah selesai untuk menggosok gigi nya dan langsung menuju ke tempat tidur mereka. Jimin melebarkan kedua matanya. Dia lupa jika hanya ada Ji Na dan Seul Hee di sana.
“Tidak mungkin jika aku kembali ke sana lagi.” Bisiknya pada dirinya sendiri.
Akhirnya Jimin memutuskan untuk tidur, walaupun dia harus melihat Seul Hee tertidur. Jimin membaringkan tubuhnya, tapi dia memiringkan tubuhnya dan menatap Seul Hee yang tertidur. Dia menatap Seul Hee dengan tatapan kosong.
“Bagaimana bisa kau menyakitiku, Seul Hee.” Batin Jimin.
“Emhh..” tiba-tiba saja Seul Hee gelisah dalam tidurnya.
Jimin melirik ke arah selimut Seul Hee.
“Kau kedinginan.” Ucapnya pelan.
Jimin pun bangkit dari posisi tidurnya dan menyelimuti Seul Hee, lalu Jimin kembali menatap wajah Seul Hee yang kembali tenang. Aneh. Kenapa emosi Jimin stabil saat ini?
Jimin menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napasnya. Lalu Jimin kembali ke posisi tidurnya lagi, berbeda dari yang sebelumnya. Jimin tertidur dengan posisi membelakangi Seul Hee. Tanpa sadar air matanya terjatuh.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry...
Fanfiction[Re-Editing Process] Kesalahanku di masa lalu tentu saja tidak bisa dimaafkan. Begitu dalam aku menyakitinya, aku bahkan pantas mendapatkan balasan karena telah menyakitinya, tapi kali ini... Aku ingin sekali bisa kembali bertemu dengannya untuk men...