Sion mengetuk pintu kelas yang berwarna coklat dengan tiga ketukan yang keras membuat suara Bu Diah yang lagi nerangin pelajaran jadi berhenti.
Sebelum kembali terdengar suara Bu Diah menguar dengan kerasnya. Suara perintah yang tegas menyuruh siapapun di balik pintu untuk masuk.
Sion menegak salivanya dan menghembuskan nafasnya mempersiapkan dirinya memasuki sebuah medan perang.
Sion membuka pintu kelasnya dengan lambat. Biar sok mendramatisir dan kek di film-film dimana orang yang melihatnya menjadi penasaran. Siapa yang mengetuk dan menganggu jam belajar.
Sion berdiri diambang pintu dengan cengiran bodohnya. Yang sialnya itu malah bikin mata siswi dikelas seketika cerah karena tadi keruh melihat angka di papan tulis. Melihat Sion mengembalikan mood mereka seperti iklan sprite.
Terdengar suara dari arah belakang menjadi riuh dan heboh. Tempat belakang adalah sarang penyamun. Sarangnya orang ganteng.
Sion pake acara melambaikan tangannya segala ke arah para sahabatnya yang duduk di paling belakang.
Sion kembali menatap wajah Bu Diah yang udah kusem. Kusem liat mukanya Sion. Karena Sion selalu langganan siswa telat bagi pelajarannya. Sudah beberapa kali, Bu Diah berusaha untuk menjebak Sion dengan tugas susah nan berat namun dengan mudahnya Sion berhasil menjawab soal yang ia berikan.
Sion mendekat ke arah Bu Diah dan mencium punggung tangan gurunya itu.
"Maaf, bu. Saya terlambat. Dijalan macet gitu. Parah bu macetnya. Parah banget" ucap Sion hiperbola.
Bu Diah mendengus "alasan kamu terus macet. Kalo udah tau macet datang pagi, Sion. "
"Udah bu tapi masih macet. Saya harus gimana? "
"Ya sudah sana kamu duduk dibangkumu. Ibu cape ngeladenin kamu" ucap Bu Diah lelah.
"Kalo ibu cape mending ibu istirahat dan ga usah ngajar dulu" ucap Sion sok bijak.
Terdengar suara teriakkan menyoraki senang aksi Sion yang berani pada Bu Diah dari barisan belakang.
"Sion coba kamu kerjakan soal yang saya tulis di papan tulis" Bu Diah menunjuk deretan soal cerita berserta kawan-kawannya dengan spidol hitam.
Bu Diah yakin one million percent jika Sion tidak akan bisa mengerjakan soal yang ia berikan. Karena soal ini baru memasuki bab dikarenakan Sion yang telat otomatis dia tidak melihat atau mendengar penjelasannya tentang bab baru ini.
Sion menghadap ke papan tulis atau yang sering disebut tv guru yang malas dipandangi oleh sebagian murid. Tangan kirinya terlipat di dada dan tangan kanannya mengusap dagunya. Sion lagi mempergayakan model berpikir, mengamati, menganalisi, mengobservasi, dan mencarinya.
Sebagian murid disana menahan nafasnya karena Sion yang terlalu lama diam dengan pose berpikir sementara dua orang tersenyum miring melihat Sion yang sepertinya tidak bisa menjawab soal dipapan tulis. Dua orang itu Bu Diah dan siswi yang duduk di barisan ke dua dari depan.
"Bagaimana Sion?? Tidak bisa??" Pancing Bu Diah.
Gotcha. Setelah lama berpikir, mengamati, menganalisis, mengobservasi, dan mencari. Akhirnya Sion mendapatkan kartu emas untuk mengalahkan Bu Diah. Bab baru yang Bu Diah berikan tentang trigonometri. Bab yang satu minggu lalu dia pelajari. Soal yang diberikan Bu Diah ternyata sangatlah mudah. Hanya dengan melihat dan mengamati tadi, ia sudah mendapatkan jawabannya. Hmm... semakin menarik, batin Sion.
KAMU SEDANG MEMBACA
SION ✓ [Rewrite]
Teen FictionCerita ini mainstream banget. Cerita klasik. Klise. Sion Angkasa Harrys adalah bad boy disekolah Atlantik. Ia yang memulai sebuah permainan taruhan. Ia bertaruh kepada sahabat-sahabatnya. Bahwa ia bisa membuat Savanna -cewek dingin- jatuh cinta pad...
𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 √𝟐
Mulai dari awal