"Hei, apa jadinya kalau aku tidak ada di kepalamu? Kamu bakal diam saja diperlakukan seperti itu!"
"Kenapa kamu membantuku? Tadi itu kesempatan buatmu untuk keluar dari kepalaku."
"Dan kehilangan momen menyaksikan kamu melawan perempuan itu? Untuk pertama kalinya? Aku bisa lari sewaktu-waktu, tapi kapan lagi mendengar kamu berani bersuara dan bertindak? Sungguh epik!"
"Tapi aku tidak yakin apa yang kulakukan benar. Runako, kamu membuat aku menyakiti hatinya. Siapa dia sebetulnya? Aah ... kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Jangan-jangan perempuan itu ...."
"Ibumu? Ha! Kalau dia ibumu, tidak mungkin tega memperlakukan kamu seperti sampah. Ibu yang baik akan meninggalkan kesan mendalam dan menetap di memori kamu apa pun yang terjadi. Kalaupun ingatanmu tidak ada yang tersisa, perempuan itu tidak amnesia seperti kita. Dia ingat kamu. Buktinya bisa mengungkit-ungkit kesalahan yang kamu buat waktu kecil. Tapi adakah dia pernah menyebut kamu anaknya?"
"Tidak. Semua yang dikatakannya pun tidak masuk akalku. Tapi tetap saja ...."
"Masa bodo. Yang penting kamu tidak diam saja ditindas."
"Ya. Berkat kamu."
"Hei! Kamu pikir aku membantu karena peduli nasibmu? Jangan geer. Aku hanya menjaga agar tidak terjadi apa-apa denganmu sebelum aku bisa keluar dari kepala butekmu ini, Jadi, tetap waspada kalau kamu masih ingin menahanku. Atau, lepaskan saja aku sekarang."
"Tidak. Tidak. Kamu tetap di sini. Karena .... Sebentar! Ya, aku ingat sebabnya. Karena .... Karena .... Uuhh, hilang lagi. Padahal tadi terlintas ...."
"Kamu memang menyedihkan."
"Terima kasih, Runako. Sekarang, diamlah sebentar. Kepalaku tiba-tiba sakit. Perasaanku tidak enak."
"Oh maaf, itu aku. Memblokir neokorteks, agar ransangan langsung menuju thalamus, lalu ke amygdala kamu."
"Uh! Untuk kamu yang memuja rasio, kenapa malah memblokir otak rasionalku, Runako?"
"Bodoh! Agar kamu bereaksi cepat. Survival mechanism. Apa jadinya kalau aku tidak ada di kepalamu?"
"Ya, kamu sudah bilang itu."
"Oh ya? Aku lupa. Hmm .... Hei, apa lagi yang aku lupa?"
Malam itu, berbaring dalam gelap, Gemina ingat, IgGy bilang telah berjanji pada Runako untuk mensukseskan triloginya. Runako yang dimaksud IgGy tentu RaKa. IgGy berjanji pada RaKa. Pertanyaannya, apakah karakter Runako dalam buku adalah perwujudan RaKa juga, mengingat IgGy begitu terobsesi dengan adiknya? Seperti apa RaKa sebetulnya? IgGy menggambarkannya sebagai anak genius dengan kepribadian mencekam. Dalam hidupnya yang singkat, hanya 11 tahun, 7 bulan, 3 hari, RaKa telah dan masih menguasai kakak dan ibunya. Kalau RaKa mewujud sebagai Algis yang idealis dalam karya Radmila, bisa jadi ia mewujud sebagai Runako dalam karya IgGy, bukan?
Dengan RaKa, kamu tidak pernah tahu apakah dia memuji atau menjatuhkanmu; membantu atau malah merusak. Beberapa menit saja bersama RaKa, kamu bisa marah, tertawa, sedih, dan takut. Dan pada akhirnya, kamu tidak pernah tahu juga apakah kamu sayang atau benci kepadanya.
Tepat seperti perasaan Gemina sekarang terhadap karakter Runako.
Lalu apakah si Pemilik Kepala adalah perwujudan IgGy sendiri? Sedikit atau banyak ....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)
Romance#Dapatkan di mizanstore.com atau toko buku terkemuka# Penerbit Pastelbooks A heart to unbreak. A soul to rest in peace. Gemina Inesita: mahasiswi Desain Komunikasi Visual, calon ilustrator. Tugas kuliah seabreg, Tante Kost bertingkah, pemasukan pas...
16. Rekonstruksi
Mulai dari awal