Senyum Sasuke tampak jelas dan membungkukkan badannye kearah Karin.
"Arigatou Gozaimasu"

Sasuke berlari menuju pesawat dan mencari anggota keluarganya. Pintu besar itu tertutup karna Sasuke adalah penumpang terakhir yang tertinggal oleh keluarganya.
Sasuke mengedarkan pandangannya mencari ayah dan ibunya berada. Bibirnya melengkung keatas saat melihat pundak besar ayahnya yang dibalut jas coklat tampak duduk santai dikursi penumpang.

Dengan senyum bahagia Sasuke menghampiri ayahnya. Tanpa memperdulikan tatapan penumpang lain yang sejak tadi memperhatikan Sasuke kecil.

"Ayah. Kenapa kau meninggalkanku" ucap Sasuke menyentuh sisi kanan pundak seorang pria yang tampak persis seperti Sasuke dari warna kulit dan rambut Sasuke.

"Ne ?? Ada yang bisa saya bantu ?"

Sasuke menjatuhkan bolanya saat ia tau bahwa itu bukan suara ayahnya. Kakinya lemas saat memgetahui jika itu benar bukan wajah tampan ayah. Serta bukan ibunya yang duduk disebelah kiri pria itu. Melainkan seorang gadis kecil seumuran Sasuke yang berambut hitam pekat.

"Ayaaaaaaahhhhhhhhh"

●●
"Hossh hoshh.." Sasuke terduduk dan peluh membanjiri wajah muramnya. Ia meraop banyak oksigen agar menetralkan jantungnya.

Sasuke melirik jam yang menggantung diatas nakasnya.
06:12am

"Hanya mimpi.." tangannya terulur mengambil gelas berisi air dimeja mini disudut ruangan yang memang menjadi kamar tidur Sasuke.

Sasuke meraih handuk yang tergantung dan segera mandi. Karna 1jam lagi ia harus bekerja dan tak ingin mengisi daftar terlambat yang sama sekali belum pernah ia isi. Dengan kata lain Sasuke adalah karyawan teladan dan andalan milik Orochimaru.

****

"Sasuke.. pesanan yang harus kau antar hanya sampai jam 2 siang nanti. Setelah itu kau bebas mau melakukan apapun" suara nyaring Sakura memenuhi ruangan dapur dan menyerahkan tumpukan kotak bento yang akan diantar Sasuke.

"Kenapa hanya sampai jam 2 ?"

"Ya karna memang sampai jam 2"

"Kenapa ?"

Sakura memutar emeraldnya bosan. Ia tak menyangka jika Sasuke punya sisi bodoh karna pria ini dari dulu hanya menampilkan sisi cerdasnya saja.

"Karna jam 2 adalah pesanan terakhir yang harus kau antar" Sasuke menganggukkan kepalanya tanda mengerti apa yang dimaksut Sakura.
"Tapi nanti pukul 5 sore kau harus kembali lagi kesini ?"

Sasuke hanya menaikkan sebelah alisnnya.
"Karna pelanggan setia kita hari ini memesan makanan untuk nanti pukul 5 sore. Bukan untuk makan siang"

"Baiklah"

"Souya.. kau nampak tampan dengan sragam pengantar Delivery itu" puji Sakura mengusap dagu tirusnya dengan posse mengamati Sasuke dari ujung kaki hingga kepala.

Bibir tipis Sasuke mengulum senyum dengan pesona seorang pria yang tampak cantik."bahkan kau tampak cantik dengan wajah polosmu itu. Aku jadi iri padamu Sasuke. Aku kalah cantik darimu"

"Sudahlah Sakura. Kau juga cantik. Kalau begitu aku pergi dulu" pamit Sasuke yang berlalu meninggalkan Sakura yang telah melayang terbang bersama kupu-kupu hanya karna pujian dari Sasuke.

****

"Ayah tidak mau tau. Jika dalam waktu dekat kau tidak memperkenalkan kekasihmu pada ayah, maka terpaksa kau harus mau ayah jodohkan dengan putra Namikaze itu" titah pria paruh baya dengan sedikit guratan disisi pipi dan pelipisnya. Hiashi tampak gusar saat melihat putrinya yang menolak perjodohan ini.

My Precious Love -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang