Kini bola basket itu sudah berada kembali pada tanganya, Rio bergantian menatap bola basket dan ring yang berada di depanya, dengan yakin Rio melemparkan bola basket itu ke dalam Ring.

1-0 Rio berhasil melemparkan bola itu kedalam ring dengan mulus, penonton mendadak riuh lagi melihat itu, Rio menyengkah sedikit keringatnya, lalu melihat kearah penonton, ia melihat Ify yang sedang tersenyum kearahnya.

"Fy, Rio liat kearah lo!" Ujar Acha, Ify hanya tersenyum.

"Sa ae sih Rio!" Dumel Ray.

"Iri kan lo!" Ray menatap tajam Gabriel.

"Nggak, gue bisa lebh dari Rio!"

*****

Sementara dirumah sakit, semua nya masih sama saja semua masih baik baik saja Langit juga sudah mulai tenang anak itu dengan berbaring sembari memeluk mainan yang di berikan Bintang.

Klekk..

Ratih melihat kearah pintu, ia melihat Dokter Surya yang berjalan masuk kedalam ruang rawat Langit.

"Langit, bagaimana kepala kamu masih sering sakit?" Tanya Surya, Surya menatap manik mata anak yang ada di hadapanya, Surya berharap banyak untuk kesembuhan anak ini, ditambah jika ia mengingat binar mata Agni dan Sivia yang meminta agar Langit bisa sembuh.

"Enggak Dok!" Jawab Langit.

"Dokter periksa dulu ya?" Langit mengangguk, Surya mulai memeriksa keadaan Langit, hanya obat obatan yang biasa yang bisa ia beri kepada anak ini, karena jika Langit harus kemoterapi itu sangat sakit sedangkan Langit masih sangat kecil untuk merasakan itu semua.

"Langit udah sembuh kan, Dok?" Surya menganggukkan kepalanya.

"Langit sudah sembuh!"

"Berarti Langit udah boleh pulang?"

"Iya, Nak!"

Surya menatap Ratih memberi kode agar bisa bicara diluar.

"Langit, Ibu keluar sebentar ya!"

Ratih perlahan menutup pintu kamar rawat Langit.

"Gimana, Dok?"

"Keadaan Langit memang membaik, tapi dia masih akan tetap disini, karena Langit tak bisa untuk lpas infus, karena obat yang tak bisa ia makan disutikkan di dalam sana, karena jika mengambil jalan kemoterapi itu akan sangat sakit untuk Langit!" Turur Surya.

Ratih meneteskan air matanya, "Anak saya akan sembuh kan?" Tanya Ratih.

"Kanker yang ada di tubuh Langit cepat sekali menyebar keseluruh tubuhnya, saya akan berusaha untuk menyembuhkan Langit!"

"Tolong sembuhkan anak saya, Dok!" Pinta Ratih, Surya menganggukkan kepalanya.

"Saya akan berusaha, jangan pernah putus untuk berdoa!" Setelah itu Surya pergi untuk memeriksa pasien yang lain.

Ratih menyenderkan tubuhnya kedinding rumah sakit.

'Langit mengidap kanker!'

'Kanker yang ada di tubuhnya sudah stadium dua, meski masih stadiun dua kannker pada tubuhnya cepat sekali menyebar dalam tubuh Langit!'

Air mata Ratih tak henti keluar, ia selalu berfikir dan berdoa untuk Langit bisa sembuh kembali.

'Anak saya bisa sembuh, dok?'

'Ada dua kemungkinan yang aka terjadi!'

'Sembuh atau tidak!'

'Saya akan kehilangan anak saya?'

A Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang