My Prince - 22

Mulai dari awal
                                    

Kepalanya langsung diterjang oleh banyak pertanyaan dari hatinya. Mengapa dia bisa di kamar Emilia? Siapa yang membawanya ke sini? Mengapa tubuhnya telanjang bulat?

"Selamat pagi, Arga." Tiba-tiba, pikirannya langsung pecah saat mendengar suara Emilia yang menyapanya dari samping, kepalanya diputar sedikit dan dia melihat kalau gadis itu sedang tersenyum padanya dengan senyuman nakal. "Bagaimana semalam? Apakah tubuhku nikmat?"

"Se-Semalam? Ap-Apa yang terjadi sewaktu malam? Me-Mengapa aku bisa ada di kamarmu? Dan, mengapa aku telanjang bulat!?"

Melihat Arga kebingungan, membuat Emilia langsung memeluk tubuh kekar lelaki itu dengan nakal.

"Sudah-sudah, simpan dulu pertanyaan itu untuk nanti, bagaimana kalau sekarang kita mandi bersama, sayang?"

Mata Arga langsung melotot, keterkejutannya semakin menjadi saat mendengar kalau Emilia menyebut dirinya dengan sebutan 'sayang'. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Ini benar-benar aneh sekali. Apakah Arga harus berteriak pada Emilia untuk menjelaskan apa yang terjadi di sini? Ini membingungkan. Dia tidak ingin hal-hal yang buruk menimpanya, sudah cukup dengan masalah kemarin, dia tidak mau menghadapi masalah yang lebih berat lagi.

"Menjauh dariku, Emilia!" Mendorong tubuh Emilia, Arga menggeser bokongnya untuk berjauhan dengan gadis itu, dia tidak bisa keluar dari selimut ini karena dia sedang telanjang bulat, tidak mungkin dia memperlihatkan seluruh tubuhnya pada seorang putri di sini.

"Eh? Mengapa kau terlihat marah, Arga? Apakah kau membenciku?"

Meneguk ludahnya, Arga menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku minta kau menjelaskan semua ini padaku. Seingatku, aku tidak menghabiskan malam di kamarmu. Seharusnya aku berada di kamarku! Atau paling tidak, aku ketiduran di meja makan, tapi mengapa tiba-tiba--"

"BAJINGAN!" Emilia tiba-tiba berteriak, membuat ucapan Arga terpotong. "Setelah kau menikmati tubuhku dan berjanji untuk menikahiku, sekarang, kau malah membuat dirimu pura-pura lupa dengan kejadian semalam? Aku tidak akan mengampunimu jika kau tidak menepati janjimu, Arga!"

"Ja-Janji!? Apa itu? Aku benar-benar tidak paham dengan omonganmu, Emilia? Lagi pula, aku juga tidak pernah ingat kalau tubuhmu telah kunikmati! Apa yang harus kukatakan pada Raja William jika beliau tahu akan hal ini, bodoh!"

PLAK!

Sebuah tamparan pada pipi Arga langsung membuat lelaki itu terdiam untuk sesaat.

Air mata Emilia menetes-netes. "Aku tidak menyangka kalau kau sebrengsek ini, Arga."

Suara Emilia berdengung-dengung di telinganya hingga kepalanya serasa diputar-putar seperti kincir angin. Ini membuatnya pusing.

Setelah itu, Arga merasa tubuhnya digoyang-goyangkan oleh seseorang dan secara perlahan, ia membuka matanya dengan napas menderu bagai orang yang baru dikejar-kejar seekor anjing.

"Mengapa kau bisa tidur di sini, Arga?"

Setelah menyadari kalau orang yang menggoyangkan badannya adalah Willy, Arga tersenyum bahagia. Syukurlah, ternyata yang barusan dia alami bersama Emilia hanyalah mimpi belaka, sungguh, jantung Arga serasa copot jika kejadian di alam mimpi menjadi kenyataan.

"Hahaha, sepertinya aku ketiduran setelah menghabiskan segelas susu di sini. Ngomong-ngomong, selamat pagi, Willy." Arga malah tidur lagi sesudah mengucapkan hal itu, membuat Willy jengkel pada kelakuannya.

"Hey-hey-hey-hey-hey! Mengapa kau tidur lagi! Bangun-bangun-bangun-banguuuuun!!"

***

"Laila, apakah hari ini aku boleh keluar?" tanya Agnes setelah dirinya duduk di kasur dengan menggerakkan lengannya yang kemarin patah oleh Willy. "Sepertinya lenganku sudah baikan."

Laila yang sedang beres-beres di laboratorium segera menoleh pada Agnes dan menjawab pertanyaan itu dengan tersenyum manis. "Tentu saja, Kak Agnes sudah boleh keluar, kok. Lagipula lengan Kak Agnes sudah pulih seperti semula setelah kuperiksa semalam."

"Terima kasih, Laila. Semoga masa depanmu cerah."

Dan Agnes pun segera meninggalkan laboratorium itu dengan perasaan yang bahagia. Lengannya sudah sehat, dia jadi tidak sabar ingin melanjutkan misinya yang tertunda kemarin.

Hatiku sepenuhnya sudah siap untuk memberikan ramuan spesialku pada Arga. Kuharap tak ada lagi manusia-manusia terkutuk yang menghalangiku.

TO BE CONTINUED ...

My Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang