Setelah tenggelam pada lautan manusia, Seungwan hanya menggerakkan tubuhnya,pinggulnya, berusaha menghibur diri dari kehidupannya yang menyesakkan dan menjengahkan.

Singkatnya-ia bersenang-senang malam ini juga besok dan lusa.

Yeay-?

.

Sehun membuka pintu apartemennya dengan kesal. Mencuri waktu kerjanya dan juga memperlambat pekerjaannya. Tapi ia menutup niatnya saat melihat Seungwan nampak mabuk di papah oleh Jongin yang menatapnya lelah di layar intercomnya.

Tanpa pikir panjang ia membuka pintu dan menatap sosok Seungwan yang sudah pingsan. Menatap Jongin untuk meminta jawaban.

"Yayaya-tuan protektif akan ku jelaskan tapi biarkan aku masuk dulu. By the way-wanita ini berat."Sehun membuka pintunya lebih lebar. Jongin masuk dengan mengencangkan gendongannya pada Seungwan

Pintu tertutup di belakangnya dan gesekan sandal Sehun mengikutinya.
"Kenapa kau membawanya kemari?"Tanya Sehun jengah. Ia khawatir dengan Seungwan tapi setelah kejadian menyesakkan dan menyakitkan bagi -kautahu- di ruangan kantornya akibat gadis tersebut, ia merasa kesal.

"Karena kau-calon suaminya,Tuan Oh Sehun."Jelas Jongin bosan-ia mengedikkan gendongannya.

"Taruh dimana barang ini?"Ucap Jongin asal. Sehun mendelik saat mendengar Jongin menyebut Seungwan barang.

"Menyebutnya seperti itu lagi, relakan seluruh cabang pubmu terbakar api."Sahut Sehun dengan nada dingin.

Jongin hanya melengos dan berjalan menuju tangga-meletakkannya di kamar Sehun. Sehun melotot-

"Ya!Kau mau kemana?"

"Kamarmu bodoh-Seungwan berat kau tahu. Tanganku akan patah sebentar lagi."Gerutu Jongin tak sabar.

Setelah menimbang akhirnya Sehun mengangguk. Jongin bergegas menaiki tangga dan meletakkan Seungwan dengan perlahan ke kasur king size milik Sehun.

Sehun mendekat saat Seungwan sudah terbaring. Ia menghela nafas saat melihat penampilan calon istrinya-Dia datang ke pub dengan baju tersebut dan minum?

"Apa yang dia lakukan selama di pub?"Tanya Sehun masih menatap wajah tidur Seungwan.

"Minum martini,berbincang denganku, dan turun ke lantai dansa. Dan fainted saat seorang pemuda ingin mengajaknya berdansa-Wow-kau tak perlu menatapku seperti itu Sehun."Benar saja, Sehun menatap amat tajam pada Jongin.

Kedua lengan tereksposnya tersilang dI depan dada. Pemuda itu lalu menghela nafas kefua kalinya.

"Kau boleh pergi."Usir Sehun dengan tampang bosan. Jongin merengut dan keluar dari kamar.

Sehun duduk di pinggir tempat tidur dan menyingkirkan poni berwarna merahnya. Calon istrinya amat nyentrik-berbeda dengannya, Seungwan adalah gadis bebas-karena kebebasannya itulah kedua orang tuanya khawatir dan menikahkannya dengannya. Untuk menjinakkan singa betina,ujar ibunya.

Ibunya tak keberatan karena Seungwan tergolong sopan terhadap orang tua tapi kelakuan sopan di luar keluarga besar mereka nol besar. Hobi pergi ke pub dan pesta besar tiap malam, peminum hebat yang melebihinya,pulang saat fajar,berteman dengan gangster.

"Hhh-aku membuat perjanjian itu untuk membuatmu kembali senang tapi kenapa aku yang selalu khawatir?Ya, memang kau membuatku menderita setelahnya tapi itu bukanlah hal besar bagi seorang lelaki. Tapi apa aku salah lagi?Membiarkanmu menang?"Desah Sehun sembari mengusap dahi dan pipi putih Seungwan.

Akhirnya Sehun memilih menunduk dan mencium dahi Seungwan sebelum mematikan lampu kamarnya dan menutup pintu. Ia harus tidur di tempat lain-Ia tidak mau Seungwan salah paham.

Ours[FINISHED]Where stories live. Discover now