"Emangnya kau tau dia sekarang dimana?"
"Hehehe... Tidak. Emangnya dia dimana?" cengengesan.
"Di Base Camp MLBB. Oh iya, tadi aku lihat Hero baru lho! Ganteng banget dari pada Alucard. Dan kau tau, pasangannya juga manis sekali. Pokoknya mereka cocok deh! Sama kayak Layla dengan Clint dulu"
"Buat Event Valentine tahun ini, ya? Emangnya siapa?"
"Aku juga ndak tau sih... Tapi, aku iri banget sama siceweknya! Enak banget langsung dijodohin sama Moonton. Coba aku kayak gitu"
"Kau? Mau sama siapa? Roger? Tigreal? Atau sama YSS?" ejek Ruby.
"Enak aja! Gini-gini, seleraku tinggi loh!"
"Terserah! Aku pergi dulu, ya! Sekalian aku juga mau tau Hero apa yang dapat Event Valentine tahun ini"
"Jangan lupa bilang ke aku siapa Hero-nya ya!"
"Oke! Dah!!!" pergi.~
Base Camp MLBB
"Wah... Ramainya" melihat kerumunan didepan base camp itu. "Eh, ada Layla sama Odette disana. Aku samperin ah!" berjalan kearah Layla dan Odette.
"Hei, teman-teman! Kalian lagi ngapain?" mengejutkan teman-temannya.
"Ruby!?" serentak.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Emangnya ada apa?" kebingungan melihat ekspresi teman-temannya itu.
"Apa kau belum tau beritanya, ya?" tanya Odette dengan raut wajah kasihan.
"Berita apa? Emangnya ada apa dengan berita itu? Apa ada hubungannya denganku? Dan juga.., kenapa sikap kalian aneh begini?" curiga.
"Bukan apa-apa kok, Ruby! Iya, kan Odette!?" kata Layla dengan senyum terpaksa.
"Kalian berdua lagi menyembunyikan sesuatu dariku, ya!? Kok kalian gitu sih"
"Ndak ada kok, Ruby. Berita ini tidak ada hubungannya dengan dirimu kok" tersenyum lagi(Odette).
"Benarkah?" tidak percaya.
"Hweeee!!!" datang tiba-tiba.
"Eudora!? Kau kenapa?" tanya Ruby.
"Aku ndak terima kalau Alucard sama..."
"Eudora!!!" marah Layla sama Odette.
"Alucard sama siapa?" tanya Ruby penasaran.
"Bukan sama siapa-siapa kok. Si bodoh ini salah orang tadi" jawab Layla sambil menarik Ruby menjauh dari Eudora.
"Emangnya ada apa? Kok sikap kalian aneh gini sama aku?" heran.
"Udah, kamu diam aja. Ayo kita pergi untuk cari udara dingin. Disini panas amat, karena banyak orang dimana-mana" menarik Ruby jauh dari kerumunan.
"Teman-teman tunggu aku!" kata Odette dari belakang.
"Cepetan Odette!"
"Iya-iya!"
Saat Odette, Ruby, dan juga Layla berjalan menjauhi base camp itu, begitu banyak orang yang melihat kearah Ruby dengan ekspresi kasihan. Ruby pun kebingungan dengan hal itu, dan ia memutuskan untuk masuk kedalam base camp dan mengetahui yang sebenarnya.
"Ruby!? Kau mau kemana!?" teriak Layla mengejar Ruby.
"Aku mau tau apa yang sebenarnya terjadi disini! Aku udah muak melihat ekspresi kalian semua!" berlari.
"Ruby berhenti! Jangan masuk kesana!!" teriak Odette yang ikut mengejar Ruby.
"Jangan menghalangiku teman-teman! Ini pasti ada hubungannya denganku, kan!?" memasuki kerumunan.
"Ruby berhenti!!!" terlambat.
"Kita harus gimana lagi Layla?" tanya Odette.
"Kita.., hanya bisa melihatnya menangis sebentar lagi..." berhenti.
"Hei! Kita harus menghentikannya, sebelum dia tau yang sebenarnya, Layla" bentak Odette.
"Tidak ada gunanya, Odette. Bentar lagi, dia akan tau yang sebenarnya. Kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan ini" pasrah.
"Tapi aku tidak tega melihatnya bersedih, Layla..." kasihan.
"Baiklah, kalau begitu, ayo kita masuk" berjalan.
"Ayo!" mengikuti.~
...
"Permisi!! Nompang lewat!!!" menerobos masuk.
"Hei, apa itu Ruby?" suara dari samping Ruby.
"Iya, betul. Aku kasihan sekali dengannya. Tega sekali Alucard melakukan itu padanya" jawab yang satu lagi.
‘mereka ngomong tentang apaan sih? Sampai bawa-bawa namaku segala!’ kebingungan.
"Ruby?"
‘Suara siapa itu? Sepertinya tidak asing terdengar ditelingaku...’ melihat kedepan.
"Eh? Hai" terkejut, lalu tersenyum. ‘Wow tampannya... Apakah ini orang yang dibilang Hilda tadi? Tapi, dilihat dari wajahnya, sepertinya aku pernah lihat. Tapi dimana, ya?’ dalam hati.
"Maaf tapi.., apa kau tau dimana Alucard?" langsung nanya.
"Apa?"
"Eh, maafkan aku. Pasti kau tidak mengenal yang namanya Alucard, ya? Aku kira anak itu sangat terkenal disini, rupanya tidak. Apa kau Hero baru? Soalnya aku baru melihatmu disini" sok basa-basi.
"Ruby, aku..."
"Oh iya, apa itu kau?" menunjuk kearah papan berita ML. "Enak ya, dapat Event Valentine tahun ini. Aku jadi iri, hehehe..." cengengesan.
"Ruby, berhentilah..."
"Hey, darimana kau tau namaku? Wah.., hebat! Aku lebih terkenal dari pada siplayboy itu! Oh iya, aku harus pergi dulu, ya! Aku mau menemui seseorang dulu" senyum.
"Siapa..?"
"Ada deh!! Pokoknya orang itu adalah orang yang aku cintai. Orang yang selalu melindungiku dan selalu bersamaku saat aku sedih dan sendirian" blak-blakan.
"Benarkah?" terharu.
"Tentu saja! Apa kau juga punya orang yang seperti itu? Oh iya, aku lupa. Kau kan ditakdirkan bersama dengan wanita itu" menunjuk ke papan berita itu lagi. "untuk selamanya!" senyum.
"Ruby..." meneteskan air mata.
"Eh!? Maafkan aku! Mungkin kata-kataku ini membuatmu sakit hati. Tolong maafkan aku. Aku tadi hanya bercanda, tolong jangan dimasukkan kedalam hati, ya" pergi.
"Ruby!" memegang tangan kiri Ruby untuk menghentikannya.
"Alucard!!!" teriak seseorang dari belakang.
‘Alucard?’ membalik badan.
-BERSAMBUNG-
Follow me:
@monisafaulline
Chapter 13: Alucard...?
Mulai dari awal