29. Kotak Bekal

Mulai dari awal
                                    

Didapur, Sandra terus saja mengacaukan Ari yang sedang memasak nasi goreng untuk makan malam mereka. Biasanya dimana-mana perempuan yang memasak untuk kekasihnya, tapi ini malah sebaliknya, bisa dibilang mereka adalah pasangan yang aneh.

Sandra menyuapi Ari dengan snack ditangannya, terus memperhatikan kelunglaian Ari dalam memasak, kapan ia bisa seperti kekasihnya yang jago masak ini.

"Lamaa.. gue udah laper Ar.. " Sandra merengek membuat Ari tersenyum, kadang Sandra memang semanja ini.

"Bentar lagi juga mateng sayang.. " Sekarang Sandra yang tersenyum, hatinya adem mendengar Ari memanggilnya semanja itu.

"Nanti ajarin gue supaya bisa jago masak kek lo ya?" Kini Sandra memeluk Ari dari belakang. "Kapan pun kamu mau, aku pasti ajarin, hehe. " Jawab Ari. Sebenarnya Sandra lebih suka berbincang menggunakan aku-kamu, tapi entah kenapa kedengarannya sedikit geli. Mungkin karena dari awal mereka sudah terbiasa dengan panggilan lo-gue, jadi untuk merubahnya tidak bisa dengan waktu singkat, mungkin nanti, dan pasti ada saatnya.

Tidak lama Ari selesai dengan nasi gorengnya, Sandra terkagum mencium harum masakan kekasihnya yang pasti sangat lezat itu. Sandra duduk di samping Ari sambil sesekali menyuapi Ari begitupun sebaliknya.

Rumah Sandra sedang sepi karena masing-masing anggota masih sibuk dengan kegiatannya diluar, Radja pergi main bersama teman-temannya, orangtua Sandra tidak akan sesore ini pulang dari rumah sakit. Jadi sekarang hanya ada mereka berdua dirumah, dengan kehadiran satu orang seperti Ari saja sudah membuat rumah terasa hangat dan ramai. Padahal dulu, sebelum Sandra bertemu Ari, ia hanya keluyuran diluar demi menghilangkan kejenuhan dirumahnya.

ARISANDRA

Seorang perempuan sedang berjalan sambil membawa kotak bekalnya, wajahnya terlihat kontras kalau ia sedang bahagia, ia sudah tidak sabar ingin segera memberikan kotak bekal ini pada seseorang yang kemarin sudah repot-repot terlibat dengan ayahnya.

Sunggingan senyum terus ia bentuk dibibirnya, berharap orang itu menyukai pemberiannya.

Lalu ia tiba di depan kelas yang bertuliskan XI-IPA 2. Melihat keadaan kelas yang lumayan sepi karena sedang jam istirahat, dan matanya menangkap sosok yang ia cari, dengan cepat ia masuk ke kelas itu dan mendekati laki-laki yang sedang sibuk dengan ponsel ditangannya.

"Ari?" Ari mendongak sekilas, dan terkejut melihat Dessi ada dikelasnya.

"Dessi, Ada apa?" Tanya Ari akhirnya, ia bangun dan menyimpan ponselnya di meja.

Dessi mengasongkan paperbag berwarna kuning yang sedari tadi ia pegang erat-erat, "Ini, sebagai ungkapan terimakasih kemarin?"

Bukannya menerima, Ari malah terdiam karena merasa Dessi terlalu berlebihan padahal niat Ari memang ingin membantu tidak lebih.

"Tapi gue, "

"Udah gapapa, " Potong Dessi lalu meraih tangan Ari untuk menggenggam paperbag nya.

"Dimakan ya, gue bangun pagi banget lho buat nyiapin itu, " Ari hanya mengangguk pelan tanpa penasaran apa isi dari tas yang ia pegang.

"Yaudah, gue balik kekelas ya.. " Kata Dessi sambil tersenyum dan berbalik untuk kembali kekelasnya, saat itu juga Sandra kembali dari kantin membawakan makanan untuk mengisi perutnya dan Ari.

"Nih jajanannya.. lo pasti lama nunggu ya?"

"Makasih sayang.. Ughh pacar gue baik banget sih.. " Ari mengusap puncak kepala Sandra dan menyimpan paperbeg nya dipojok meja.

Dessi berbalik memperhatikan Ari yang terlihat mesra dengan perempuan berkuncir kuda itu. Ari menyebutnya pacar, dan memanggil perempuan itu dengan panggilan sayang. Jadi Ari sudah punya pacar, kenapa Dessi tidak mengetahuinya sejak awal, kalau tahu begini kan ia tidak akan memperlakukan Ari sejauh ini. Dasar bodoh! Bodoh! Pekiknya dalam hati dan melanjutkan langkahnya dengan cepat untuk keluar dari kelas.

Ari pasti mengira hal yang tidak-tidak terhadap Dessi, laki-laki itu pasti mengira kalau Dessi menyukainya, tapi kalau dipikir-pikir kenapa ia sedih setelah mengetahui Ari sudah memiliki kekasih, padahal mereka hanya berteman tidak lebih. Dessi merutuki dirinya sendiri karena lancang melakukan sesuatu yang harusnya dipertimbangkan dengan matang. Ia menenggelamkan wajahnya dibalik telapak tangan karena merasa malu.

"Itu apa?" Sandra menyadari ada sebuah paperbag berwarna kuning di pojok meja.

"Gatau, " Kata Ari tanpa menatap Sandra.

"Dari siapa?"

"Dari temen, " Jawab Ari santai sambil meminum air mineralnya.

"Temen? " Karena penasaran Sandra mengambil paperbag itu dan melihat isi didalamnya yang ternyata sebuah kotak bekal, Ia membuka kotak bekal itu dan isinya salad.

"Perhatian banget temen lo itu?"

"Emang lo doang yang boleh perhatian sama gue?"

"Cewek?"

"Hm, " Ari berdehem.

Sontak mata Sandra terbuka lebar, siapa perempuan yang berani memberikan bekal makanan ini pada Ari, Sandra berpikir dia pasti Oliv.

"Jadi Oliv yang kasih?"

"Kok Oliv, apa-apa Oliv, emang cuma dia doang temen cewek gue, " Jawab Ari santai tanpa melihat ekspresi Sandra yang sudah tidak bersahabat lagi.

"Oh.. jadi selama ini lo punya kenalan cewek banyak dibelakang gue!!"

Ari menghela napas berat, "Apaansi San, dia cuma temen gue! Namanya Dessi, gausah berlebihan gitu. "

"Tuh kan, lo gapernah bilang punya temen yang namanya Dessi, jangan-jangan selain dia masih banyak lagi?"

Ari menghentakkan kaki dan berdiri, "Kenapa sih harus pakai emosi?! Lo kira gue semurah itu punya kenalan cewek banyak?"

Sandra terdiam, dimenit terakhir istirahatnya ia harus bertengkar dengan Ari, ditambah banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

"Sini paperbag nya, mau gue balikin. " Ari merebut paperbag ditangan Sandra dan melesat pergi keluar kelas tanpa menghiraukan Sandra yang terlihat kesal.

Keepstayonmystory^^

Mohon dukungannya^^

ARISANDRA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang