"Pergilah ke toilet, bilas wajahmu yang terlihat lesu itu dengan air, dan kembalilah dengan wajah segar. Jangan melamun lagi disana!" Suruh Ibu Jasmine ke Daisy seakan didalam ucapannya terdapat kata mengejek. Daisy mengangguk patuh dan keluar dari kelasnya.

*****

Sesuai perintah, Daisy masuk ke toilet cewek. Menatap pantulan dirinya dicermin yang memang menampilkan wajah lesu. Memutar kran air dan membilas wajahnya beberapa kali. Sepertinya tidak ada seorang selain dia disini. Daisy menghilangakan bekas air dari wajahnya dengan handuk kecil yang tergantung.

BRAK!

Suara pintu yang terbuka dengan dorongan keras membuat Daisy hampir pingsan. Daisy memegang dadanya, menetralkan kembali detak jantungnya, untung saja ia tidak mempunyai riwayat penyakit jantung.

Tunggu!

Apakah cewek itu gila? Mendorong pintu sekuat itu, toilet ini tidak terkunci sama sekali.

Daisy menatap pantulan tubuh tegap seseorang yang baru saja masuk dalam toilet dari cermin, pasti cewek itu yang mendorong pintu itu. Dia mabuk? Atau dikejar sesuatu?

Yup pasti dia dikejar guru karena ketahuan bolos.

Tunggu!

Mengapa rambut cewek itu sangat pendek, jangan lupa dengan kakinya yang tertutup oleh celana.

Mata Daisy sukses membulat sempurna menatap wajah yang telah mendorong pintu dengan kuat tadi.

Dia bukan cewek!

Dia seorang cowok!

Masuk ke toilet cewek? Dia buta huruf atau apa!?

Daisy menghela nafasnya, mulai berpikiran positif.

Tenang

Mungkin cowok ini-kita panggil saja Melati-masuk dengan sengaja ke toilet cewek karena dikejar Pak Elder yang gak sengaja liat dia bolos. Terus Pak Elder itu kan cowok, jadi si Melati masuk tanpa berpikir panjang dan gak mungkin Pak Elder masuk, kan dia cowok-batin Daisy pusing sendiri.

Bodo amat!

Daisy menghela nafasnya lagi. Ia keluar dari toilet tanpa memedulikan tatapan terkejut, malu juga bingung dari Si Melati.

*****

Daisy mendaratkan bokongnya dikursi, masih terdengar celoteh ria dari Ibu Jasmine mengenai sejarah sejarah apalah itu.

Pikiran Daisy melayang, mengingat kejadian konyol ditoilet tadi.

Dia bodoh?

Kenapa dia tidak berteriak atau mengadu kepada Pak Elder yang sempat bertanya kepadanya -tentang keberadaan seorang lelaki yang bernama Lion- saat ia mengetahui dan melihat jelas seorang cowok masuk ditoilet yang dikhususkan hanya cewek.

Daisy mengabaikan hal hal memalukan yang telah terjadi ditoilet itu, Daisy menepis semua pikirannya yang melayang kemana mana.

*****
Kring Kring Kring

Daisy tersadar dari lamunannya karena suara bel yang menggema dikelas. Melihat sekitarnya, Daisy hanya menemukan 5 cowok yang berada dipojokkan dan 3 cewek yang sedang duduk berkumpul di salah satu meja.

Daisy mengambil bekal dari ranselnya dan berjalan keluar. Menuju atap sekolah, tempat favorit keduanya setelah Taman Liontin.

BRUK

Dalam perjalanan menuju atap sekolah, Daisy bertabrakan dengan seorang cowok dikoridor. Daisy melihat bekalnya yang berserakan dilantai dingin koridor dengan wajah hampa.

"Gak sengaja" cowok itu melihat nasi goreng Daisy yang sudah tak terbentuk berserakan dilantai.

Daisy menatap lama cowok itu, seakan mengingat apakah ia pernah bertemu? Karena wajah cowok ini cukup familiar.

Oh ia ingat!

Dia cowok yang tadi pagi hampir membuatnya pingsan dengan masuk seenaknya ditoilet cewek. Sepertinya cowok ini telah melupakan hal memalukan yang telah menimpa dirinya dengan mudah. Lihatlah wajahnya, sangat tenang dan datar seakan tak terjadi apa apa antara mereka berdua.

Cowok itu melangkah melewati Daisy dengan kedua tangan yang berada dikantung celananya, membuatnya terlihat cool dimata para kaum hawa.

Daisy menahan salah satu lengan Cowok itu, mencegahnya pergi dengan mudah setelah berbuat seperti ini.

"Kamu gak mau minta maaf? Atau Bersihin nasi goreng aku yang berserakan dilantai?" Tanya Daisy dengan nada datar yang mendominasi.

Cowok itu berbalik dan menatap Daisy yang lebih pendek darinya, mungkin setinggi dadanya. Mata bulatnya menatap Daisy intens dari bawah keatas, Daisy yang diperhatikan seperti itu menarik kembali jemarinya yang sedang menggenggam pergelangan tangan cowok itu.

"Gue udah bilang gak sengaja, lagipula itu kan nasi goreng lo, untuk apa gue yang bersihin" Cowok itu berjalan kembali, tanpa memedulikan wajah merenggut kesal dari Daisy.

Dasar Melati gak tau diri!- batin Daisy yang berusaha menahan makian keluar dari bibirnya.

Daisy menatap nasi gorengnya dengan miris, ia harus membersihkan nasi ini? Bukan dia yang salah. Lagipula perutnya berbunyi sedari tadi, membutuhkan asupan untuk membuat cacing diperutnya diam.

Daisy kembali kekelasnya masih dengan wajah kesal, sembari mengambil sapu untuk membersihkan kesalahan cowok gak tau diri itu.

******
TBC

Halo.......
Ini cerita baru dan pertama aku, sumpah ini absurd banget.
Harap maklum yah...
Typo bertebaran dimaklumin
Vote and Commentnya jangan lupa yak, author terima kok segala komentar yang bersifat apa :'
Btw dalam cerita aku ini, aku lebih jelasin dari sisi ceweknya-Daisy- tapi tetap ada kok pihak dari cowoknya
So mungkin kalian akan bingung dengan perasaan sicowoknya entar, kalian dapat menebak hanya dari perlakuan sicowok
Maapkeun author yang cerewet ini :'
Mueheheheheh:)

XOXO~

D&D (Dandelion And Daisy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang